- Tawaran manis, sanggup menggetarkan hati yang nyaris lenyap. -
------------------------------------------------------
Happy Reading and Sorry for Typos
-----------------------------------------------------
08. Tawaran Manis
Baginya, terlalu banyak hal untuk diingat. Dinobatkan menjadi kenangan terindah setelah melalui tahap seleksi. Baginya, terlalu sedikit atau nyaris tidak pernah terjadi. Mendapat kepercayaan dari manusia lain. Atau, memang dirinya tidak pantas untuk menerima hal besar itu?
"Kau terlihat gelisah."
Sooji menoleh dengan raut terkejut, "sejak kapan kau di sini? Aku tidak melihat jejak keberadaanmu," ujarnya, ia mengangkat sebelah alisnya sembari tersenyum. "Aku yang ingin ke ruang musik terpaksa berhenti karena melihatmu di sini."
"Terpaksa? Oh, kehadiranmu tidak diharapkan juga, Tuan. Pergilah."
Baekhyun tidak tersinggung, ia tertawa kecil. "Kau sudah kembali rupanya," senyumnya, mengacak surai coklat milik rekannya dan tersenyum dengan lembut. "Kau sudah cerewet dan berbibir pedas, kau sudah sepenuhnya kembali." ujarnya, melanjutkan.
"Aku?"
Baekhyun mengangguk, "satu minggu ini kau terlihat murung dan gemar menyindiri. Aku tidak tau alasannya dan tak memaksa dirimu untuk bercerita. Hanya saja, aku senang melihatmu kembali."
Kerutan samar itu terlihat, meski tak begitu jelas. Sooji hanya tidak mengerti setiap kalimat yang temannya ucap. "Aku tidak mengerti." gumamnya, tersenyum dengan raut bodoh yang tak pernah terlihat. Mengundang tawa dari sang lawan bicara.
"Untuk pertama kalinya, aku melihat wajah bodohmu. Astaga."
Sooji mengkerutkan bibir pucatnya, "sialan!" tukasnya, memberi pukulan kecil dan bertubi di bahu rekan yang berstatus sebagai pria paling dekat dengannya. "Sakit, Bae. Aku minta maaf, hentikan pukulanmu "
Seulas senyum terkulum lembut di bibir milik Sooji, ia menang dan sang lawan kalah. "Jangan meremehkan kekuatanku, Byun Baek." ujarnya, mengangkat kedua bahu. "Oh, aku memang melupakan kekuataan wanita prakasa sepertimu." tukas Baekhyun, sedikit meringis saat pukulan keras mendarat di kepalanya.
"Jadi, kau tidak penasaran kabar teman baikku?"
Kerutan samar di kening milik Sooji mengundang seulas senyum simpul milik Baekhyun. Pria ini cukup peka. "Bukankah kau seminggu ini memikirkan Myungsoo?" tanyanya, membuat sang lawan bicara tersedak air liurnya sendiri.
"Jangan gila!"
Sooji bangkit, ia merasa kedua pipinya memanas. Mengayun langkah menjauhi rekannya dan menghiraukan teriakan aneh yang tertuju untuknya. "Temui dan minta pertanggung jawaban dari pria itu, Darl!" pekiknya, membuat bola mata hitam itu berputar.
"Dasar sinting!"
-- Maniak --