Bae Soo Ji kehilangan banyak darah setibanya di rumah sakit. Kondisinya tidak dapat dikatakan baik. Gadis itu tidak main-main menyayat kulitnya. Lukanya cukup dalam untuk mengoyak nadi dan cukup panjang untuk membuat jalur agar darah berceceran. Sejak kapan Soo Ji mahir menggunakan pisau?
Ah, gadis itu pintar memasak jika kalian lupa. Kalau seperti ini, akan lebih baik jika Sooji tidak mahir menggunakan pisau, bukan? Pasti akan canggung sekali meskipun hanya sekedar memegangnya. Sayatannya tidak akan sebaik ini, justru akan meleset.
Sialan, siapa yang membuat Sooji sering mengenakan pisau?
Jawabannya sudah pasti. Sang ibulah yang membuat Sooji terpaksa harus mengenakan pisau sesering itu. Dia tidak pernah memasak untuk Sooji dan lebih sering meninggalkannya seorang diri di rumah. Meskipun wanita baya itu menyewa seseorang untuk membersihkan rumah, tetapi sejak Sooji berada di tingkat menengah atas gadis itu memilih untuk menghabiskan waktu seorang diri di rumah. Alhasil, keterampilan mengenakan pisau itu dia kuasai. Masakan Sooji tidak ada duanya. Kim Myungsoo mengakui itu.
Berbicara soal lelaki itu, kondisinya tidak jauh lebih baik dari mereka. Teman-teman Sooji yang belum bisa menghentikan tangisannya bersama ibu Sooji yang diragukan tangisannya. Meskipun pria Kim itu tidak menangis keras, kondisinya pun sama buruknya. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Berulang kali dia mengusap kasar helai rambutnya. Mendesah dan merapalkan doa.
Bagaimana bisa gadis itu berbuat senekat ini?
Kira-kira seperti itu yang ada dalam kepalanya. Myungsoo bukan satu - satunya pihak yang dikejutkan. Meskipun Sooji memanglah gadis keras kepala yang selalu penuh kejutan, gadis itu memiliki kendali penuh atas dirinya. Seakan tidak akan ada alasan yang pantas untuk membuatnya menyerah. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran pria berambut legam itu.
"Jung-ah"
Myungsoo mengalihkan pandangan, dia bisa melihat wanita setengah baya berjalan tergopoh-gopoh menyusuri lorong rumah sakit, sebelum pada akhirnya berada pada pelukan Jung Soojung. Setahunya, itu adalah ibu dari gadis lemah yang berada di ujung maut itu.
"Ibu-"
"Sooji, bagaimana dia?"
Soojung tercekat dengan kepalanya yang menggeleng. "Ya Tuhan," seru Hee Ae dengan tubuh merosot ke bawah.
"Ibu!"
Wanita tua itu kehilangan kesadaran diri. Di sela-sela kepanikan, Kim Myungsoo diharuskan menerima kenyataan lainnya. Jadi, dua gadis itu bersaudara?
Sial, drama macam apa ini?
-- Maniak --
"Maafkan aku karena tidak berkata jujur kepada kalian," ujar Soojung setelah dihujam beribu pertanyaan dari teman-temannya. Hee Ae sudah diberi perawatan di unit lain dan Soojung kembali menunggu di luar ruangan operasi bersama yang lain. Mereka butuh penjelasan dan Jung Soojung melakukan itu, sudah tiba waktunya untuk menceritakan segala hal yang ditutupi selama ini.
"Aku tidak akan memberikan komentar apapun untuk saat ini," balas Jieun.
"Kami-"
Soojung menundukkan kepalanya dalam. "Sudahlah, lebih baik kita doakan agar Sooji baik-baik saja," seru Baekhyun peka dengan suasana agak canggung ini.
"Sooji butuh kalian, bukan dengan perdebatan tentunya," tambah Byun Baekhyun dengan senyum yang tulus. Dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan peran yang memberi semangat dan dukungan. Tidak mungkin semuanya terpuruk dan keadaan tidak mungkin membaik.