Part 16: Getting Complicated

116 19 0
                                    

𝓖𝓮𝓽𝓽𝓲𝓷𝓰 𝓒𝓸𝓶𝓹𝓵𝓲𝓬𝓪𝓽𝓮𝓭

۫ ꣑ৎ Happy Reading, Love ۫ ꣑ৎ

Suara pecahan dan benda-benda yang dilempar terdengar keras dari sebuah kamar megah. Seorang wanita dengan Dior Mid-Length Shirtdress yang membalut tubuhnya  tampak kacau dan terus berteriak tak karuan. Rambutnya tergerai berantakan, matanya memerah dengan bercak air mata yang belum mengering di kedua pipi tirusnya.

Seorang pemuda beriris biru baru saja datang dan langsung memeluk sang ibu. Dia merampas guci mahal yang berada dalam genggaman wanita itu. Rengkuhannya mengerat saat wanita itu berusaha memberontak. “Pull yourself together, Mommy. What's happened??”

Lima belas menit kemudian akhirnya Aurelie tenang, tapi isak kecil masih terdengar dari bibir tipisnya. “That bitch got pregnant,” lirih Aurelie yang masih dapat didengar oleh Louis.

“Don't let William have a son by that bitch. Kamu harus tetap menjadi anak tunggal William, Louis. Kamu harus tetap menjadi penerus utama perusahaan dan ahli waris satu-satunya untuk di keluarga Smith,” racau Aurelie.

“Take a deep breath, Mommy, don't think about it too much. I'll take care of it later,” tukas Louis berusaha menenangkan Aurelie.

“If William has a child with that bitch, she'll take your place. Mommy won't accept that bitch taking everything that should be yours.” Embusan nafas kasar keluar dari bibir ranum Louis. “Aku akan mengurusnya, Mami tenang saja,” kata Louis tenang.

Isak tangis kembali terdengar, bahu kecil dari wanita itu kembali naik turun tak karuan. Suara tangisan itu menyayat hati Louis, dia semakin mengeratkan pelukannya dan mendekap tubuh mungil sang ibu.

“She's already taken all of mine, I won't let her take yours too.” Louis menaruh dagunya di atas kepala Aurelie, sesekali ia mengecup singkat puncak kepala Aurelie untuk menenangkan wanita itu. “I won't let her take what's mine,” tegas Louis.

“Mommy, I will return all the pain you have felt. I'll return everything that should be yours, and I'll keep what should be mine. You believe that, right?” Aurelie mengangguk pelan.

ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆۫ ꣑ৎ⋆  ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

Malam ini hujan pertama turun, tirta cakrawala menyapa bentala. Gemercik suara menggema dengan petrichor yang menyeruak menenangkan. Manik coklat itu menoleh ke arah jarum jam sembilan, ada rasa khawatir saat laki-laki beriris biru itu tidak lagi datang ke apartemen sejak tiga hari lalu.

Coklat panas yang ia buat satu jam lalu sudah mulai dingin, novel dalam genggamannya juga sudah selesai ia baca. Michele menghela nafas pelan, dia meneguk habis sisa coklat panas miliknya kemudian bangkit guna mencuci cangkir yang ia gunakan. Saat selesai mencuci, dia ingin kembali ke kamar untuk tidur.

Last but Not Least Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang