Part 21: Warning

18 5 0
                                    

𝓦𝓪𝓻𝓷𝓲𝓷𝓰

۫۫ ꣑ৎ Happy Reading, Love ۫ ꣑ৎ

Hari berjalan begitu cepat hingga tak terasa waktu Arletta sisa seminggu lagi untuk menyelesaikan program pertukaran pelajarnya di Sydney. Hari ini gadis dengan balutan Chanel Bows Embroidered Wool Felt berwarna hitam itu tengah duduk di salah satu restoran fine dining untuk makan malam keluarga.

Tubuh proporsionalnya duduk tegap dengan iris pekatnya yang terus menatap datar. Bisa dibilang ini adalah makan malam keluarga pertama setelah tiga tahun lalu. Meja panjang yang berisikan dua belas kursi telah terisi penuh.

 Obrolan di meja makan mulai mengarah pada topik yang sudah bisa ia tebak—satu per satu, anggota keluarganya mulai menyombongkan prestasi mereka. Mulai dari proyek bisnis besar hingga pencapaian anak-anak mereka. Helaan nafas pelan keluar dari bibir ranum Arletta—dia merasa bosan saat ini.

“Excuse me, I’ve to go to the restroom for a moment,” pamit Arletta bangkit dari duduknya.

Seluruh pandangan tertuju pada Arletta, terutama saat gadis itu pergi begitu saja tanpa menunggu persetujuan. Langkah dari kaki jenjang milik Arletta ia percepat, sejujurnya dia lebih memilih mengerjakan seratus soal kimia dibanding mengikuti makan malam yang membosankan itu.

Arletta mendorong pintu kamar mandi dengan perlahan. Udara di dalam kamar mandi terasa lebih dingin, memberikan ketenangan yang ia butuh kan setelah suasana makan malam yang membuatnya muak. Arletta menatap cermin besar di depannya, pantulan dirinya dengan Chanel Bows Embroidered Wool Felt yang membalut tubuh proporsionalnya sempurna.

Air dingin mengalir dari kran, membasahi kedua telapak tangannya yang ramping. Ia merasakan sensasi segar saat air menyapu kulitnya, seolah membersihkan segala rasa muak yang tadi memenuhi pikirannya. Gerakan tangannya lembut saat ia memutar-mutar air di antara jari-jarinya, membiarkan setiap tetesnya jatuh perlahan ke wastafel porselen yang mengkilap.

Suara pintu yang berderit lembut teredam oleh gemercik air dari kran, seorang wanita dengan balutan Dior Mid-Length Dress berwarna Red Silk Mesh masuk. Dia berdiri di samping Arletta dan mulai membasuh tangannya sama seperti yang Arletta lakukan.

“Arletta, it’s been a long time no see and it seems you’ve changed a lot.” Wanita itu menatap pantulan dirinya di depan cermin, sementara Arletta terlihat acuh sama sekali tidak meliriknya.

“But in my eyes, you're still the same. You're still the useless, cursed Arletta,” lanjutnya sembari melirik ke arah Arletta dengan ekor matanya guna melihat respons gadis itu yang ternyata masih terlihat acuh.

Wanita itu menghentikan basuhan tangannya, dia mengambil tisu guna mengeringkan jemari lentik miliknya. Melihat Arletta hendak keluar dari kamar mandi membuatnya semakin kesal karena gadis itu tidak menanggapi ucapannya.

Last but Not Least Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang