Cecil tidak bisa berhenti tersenyum. Beberapa hari ini mood-nya sedang sangat bagus. Bahkan Ella juga mengatakan kalau penampilan Cecil selama latihan juga sangat maksimal. Clara, cheerleader mereka yang tahun ini akan berhenti dari klub cheers, juga berpendapat sama dengan Ella. Dia bahkan mengatakan pada Cecil kalau dia akan mempertimbangkan Cecil untuk menjadi cheerleader periode berikutnya. Cecil, tentu saja merasa sangat senang.
Tapi bukan itu saja yang membuat Cecil berhenti tersenyum sepanjang minggu. Alasan lainnya adalah karena Josh. Cecil selalu menunggu Josh di pinggir lapangan ketika dia tidak sedang ekskul. Josh juga terlihat senang dan sesekali melirik ke arah Cecil di pinggir lapangan dan mengerling padanya. Tentu saja hal itu juga tertangkap mata Ella yang duduk di sebelahnya dan juga sedang menunggu Luke.
Ella sering kali menyenggol lengan Cecil sambil berusaha menahan tawa. "Kapan kalian akan pacaran sih?"
Cecil hanya mengedikkan bahu dan tersenyum pada Ella. Di keadaannya yang sekarang, Cecil sama sekali tidak keberatan dengan status hubungan Josh dan dirinya. Mereka merasa nyaman satu sama lain di situasi yang sekarang. Josh juga tidak keberatan dengan hal itu. Cecil juga tidak keberatan. Mungkin mereka memang dekat terlalu cepat dan mereka butuh waktu untuk mempersiapkan diri sebelum benar-benar memiliki status pacaran.
Hari ini Cecil juga akan melakukan hal yang sama. Dia baru saja kembali dari ruang guru setelah membantu guru Biologi mereka mengecek tugas. Kakinya sedang bergerak ke arah lapangan dengan senyum lebar di wajahnya. Matanya kemudian menangkap sesuatu yang kelihatan asing di pojok lapangan basket. Dia melihat sosok Luke yang sedang berdiri dengan seragam basketnya.
Cecil menyipitkan matanya dan melihat ada seorang gadis di sampingnya. Seorang gadis yang tidak tampak seperti Ella. Gadis itu berambut panjang sepinggang dan tampaknya dia sedang membicarakan sesuatu dengan Luke. Cecil bergerak mendekat karena penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Lagipula, kemana Ella pergi? Kenapa dia tidak tahu kalau Luke sedang berdiri di pojok lapangan di belakang pepohonan sambil berbicara dengan seorang gadis?
"...jalan akhir minggu ini bersamaku?"
Langkah Cecil terhenti ketika dia bisa mendengar suara gadis itu dengan jelas. Tampaknya dia mengajak Luke untuk pergi dengannya akhir minggu ini. Cecil menunggu apa yang akan Luke katakan pada gadis itu. Luke menghela napas kemudian menggeleng. Sebelah tangannya mengusap leher belakangnya seakan-akan lehernya terasa pegal karena berbicara dengan gadis genit itu.
"Maafkan aku, Poppy," gumam Luke pelan. "Tapi kamu jelas tahu kalau aku sudah punya pacar sekarang 'kan?"
Gadis senior itu mengernyit dengan kedua tangan terlipat di depan dada. "Dulu kamu juga sering pergi dengan kami meskipun kamu punya pacar."
Hal itu memang benar. Bahkan ketika Luke sedang berpacaran dengan satu gadis, dia bisa pergi dengan gadis lainnya. Ini semua karena efek perasaan kecewa Luke pada Tara sewaktu mereka putus. Luke dan reputasinya di kalangan perempuan tersebar dengan sangat luas saat itu.
"Dengar," Luke menarik napas seperti mencoba untuk bersabar. "Ella berbeda, okay? Dia tidak sama dengan gadis lainnya. Aku menyukainya, dengan tulus. Aku tidak ingin melukainya dan aku tidak tertarik dengan gadis lain setelah aku berpacaran dengannya. Aku minta maaf tapi aku benar-benar tidak bisa."
"Gadis itu," gadis senior itu mendecih pelan. Detik berikutnya dia tersenyum ke arah Luke. "Aku tidak mau tahu. Kamu harus mau pergi denganku, Luke. Atau aku terpaksa membocorkan semua hal yang aku tahu tentang dirimu kepada gadis barumu itu."
"Itu tidak perlu."
Suara itu bukan berasal dari mulut Luke. Suara itu berasal dari mulut Cecil yang saat ini kehilangan kesabaran dan mulai maju ke arah mereka berdua. Wajahnya terlihat kesal. Tentu saja, gadis ini benar-benar tidak tahu diri. Cecil benar-benar tidak tahan mendengar apa yang gadis itu katakan. Dia mengancam Luke hanya supaya dia bisa mendapat kesenangan sendiri? Benar-benar egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless (FIN)
Teen Fiction(2nd Book of Sense Trilogy) Cecillia Ginanita dianggap sebagai sosok yang memiliki segalanya. Dia adalah putri tunggal di keluarganya, cantik, sopan dan salah satu anggota cheers. Setidaknya itu yang orang-orang lihat dari luar. Tapi siapa yang per...