Epilog : Cookie

626 62 1
                                    

Suara gaduh terdengar dari arah dapur rumah Josh. Kedua mata Josh terbuka ketika mendengar suara gaduh itu. Mayo duduk di depan wajahnya dan menatapnya dengan wajah bingung. Josh tersenyum pada anjing itu kemudian melihat ke sekitarnya. Sudah jam lima sore. Josh baru ingat kalau tadi dia membawa Cecil ke rumahnya setelah dia selesai latihan basket untuk bermain dengan Mayo.

Tapi Josh ketiduran lima menit setelah dia bersandar di bahu Cecil. Josh mengernyit kemudian buru-buru bangkit dari ranjangnya. Cecil tidak ada di kamarnya. Josh berlari turun ke bawah bersama dengan Mayo. Josh menengok ke arah dapur dan melihat Cecil sedang membersihkan mangkuk kotor di tempat cucian piring. Samar-samar Josh bisa mencium wangi mentega dan susu dari arah oven.

Josh masuk ke dalam dapur itu dengan perlahan dan mengejutkan Cecil dari belakang. "Boo."

"Joshua!" pekik Cecil kaget sambil mendelik ke arah pacarnya itu. "Berhenti mengagetkanku!"

"Hmm, tapi kamu selalu mengeluarkan ekspresi lucu saat aku melakukannya," Josh tersenyum lebar sambil mencubit pipi Cecil. "Apa yang kamu lakukan di dapurku?"

Cecil menggigit bibir. "Maaf, aku tidak bermaksud memakai dapurmu sembarangan," Cecil melirik ke arah oven. "Aku sedang membuat kue kering."

Josh mengerjap. "Kamu bisa membuat kue?"

Cecil mengedikkan bahu. "Aku belajar dari beberapa buku resep karena kamu menyukainya," Josh menengok ke arah tangan Cecil. Sekarang dia tahu kenapa seminggu ini Cecil sering memakai plester di beberapa jarinya. Jadi selama ini dia sedang belajar membuat kue kering untuk Josh? Josh tersenyum lebar dan memeluk gadis itu.

"Aku tidak akan keracunan dengan kue ini 'kan?" tanya Josh dengan nada mengejek.

"Tentu saja tidak!" Cecil mendengus. "Aku sudah membuatnya berkali-kali."

"Kamu tahu, kamu tidak perlu melakukan ini untukku, cookie," Josh meraih tangan Cecil dan menyentuh salah satu plester di jari Cecil. "Kamu tidak perlu berusaha untuk membuat kue atau semacamnya."

"Aku ingin membuat sesuatu untukmu, sebagai ucapan terima kasih," Cecil mendengus. "Aku tidak bisa melakukan apa-apa selama ini, jadi-"

"Kamu tidak perlu berusaha melakukan sesuatu untukku," Josh mendesah berat sambil menatap kue di dalam oven. "Tanpa melakukan sesuatu pun, aku sudah menyukaimu terlalu dalam. Bagaimana kalau kamu makin membuatku menyukaimu?"

Cecil tersenyum kemudian mengerling. "Maka kamu akan terjatuh semakin dalam."

Josh menggeleng pelan kemudian menatap Cecil lembut. "You know I love you, right?"

Cecil menyandarkan kepalanya di bahu Josh sambil memperhatikan oven yang sedang memanggang kue di depan mereka. "I know," gumamnya pelan. "Because I love you too."

Josh tersenyum. Mereka duduk di lantai sambil menunggu kue itu matang. Setelah bunyi oven berdenting terdengar. Cecil meraih sarung tangan dan mengeluarkan loyang berisi kue kering itu dan meletakkannya di pantry. Josh meraih sekeping kue dan mencicipinya. Josh tersenyum dan mengambil sekeping lagi dari loyang. Hal itu hanya ditanggapi Cecil dengan suara tawa pelan. Cecil memindahkan semua kue itu ke dalam toples dan Josh membawanya naik ke kamarnya.

"Jadi, berapa lama kamu belajar membuat kue ini?" tanya Josh sambil sibuk mengunyah kue kering yang Cecil buat. Rasa kue yang Cecil buat sangat enak dan gurih.

"Sekitar lima kali," pipi Cecil bersemu merah. "Enak tidak?"

"Sangat enak," Josh tersenyum lebar.

"Lalu? Apa ada hal lain yang kamu sukai selain kue kering?" tanya Cecil sambil mengelus Mayo di pangkuannya.

Josh tersenyum tipis. "Kamu."

Cecil memukul kepala Josh pelan. "Aku serius."

Josh mengusap kepalanya dan tersenyum pada gadis itu. "Aku juga serius."

Cecil menggeleng pelan dan kembali mengelus Mayo di pangkuannya. Cecil mungkin tidak akan pernah tahu seberapa dalam perasaan Josh padanya. Tapi bagi Josh itu tidak masalah. Selama gadis itu ada di sampingnya, Josh merasa bahagia. Jika suatu saat gadis itu ingin pergi, maka Josh akan menariknya kembali. Karena Josh tahu, dia hanya akan menemukan kebahagiaan di dalam diri gadis itu.

Kue kering dan gadis itu.

Dua hal yang membuat Josh bahagia dengan hal-hal kecil.

Josh merasa hidupnya cukup sempurna.

-FIN-


**********

Cerita tentang Josh dan Cecil akan berakhir sampai di sini :D

Cerita berikutnya adalah cerita tentang Clara dan Hans. 

Stay tuned and thank you for reading until the very end!


Breathless (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang