Chapter 3 : A Puppy

404 50 0
                                    

Cecil tidak tahu kenapa dia merasa sangat gugup saat ini. Baiklah, memang Josh membuatnya gugup selama beberapa hari belakangan. Tapi hari ini, laki-laki itu membuatnya sangat gugup. Dimulai dari mobilnya yang terlihat besar dan mahal. Kedua adalah masalah rambut dan penampilannya. Hans benar-benar memiliki selera yang bagus. Cecil bahkan tidak menyangka kalau Josh akan berubah sedrastis itu hanya dengan memotong rambutnya.

Atau mungkin memang Josh tidak sejelek itu, Cecil hanya sibuk menatap Luke. Tapi hari ini, Cecil merasa kalau ketampanan Luke bahkan kalah dengan Josh. Cecil menyentuh kedua pipinya dengan kaget. Apa yang baru saja dia katakan? Dia melirik Josh yang kini sedang keluar dari tol. Cecil menengok jam tangannya dan baru sadar kalau lama perjalanan mereka sudah kurang lebih satu jam.

"Sudah bangun?" Josh menggumam tanpa menengok ke arahnya.

Cecil mengangguk pelan. Cecil tadi memang sempat ketiduran sebentar. Gadis itu menengok ke arah Josh dan melihat kalau laki-laki itu sedang mengunyah sesuatu di mulutnya. Cecil mengerjap. "Kamu makan apa?"

"Oh, ini?" Josh berhenti mengunyah. "Permen karet."

"Oh, permen karet," gumam Cecil.

"Kamu ingat kalau dulu aku suka merokok diam-diam 'kan," Josh tersenyum kecil. "Aku sudah berhenti merokok selama satu tahun, dan permen karet ini membantu sekali."

Cecil menatap Josh dengan kagum. "Kamu berhasil berhenti merokok?"

Josh mengangguk bangga. "Tentu saja."

"Hebat," Cecil tersenyum lebar. Dia melihat Josh mengerjap. "Aku dulu khawatir karena tampaknya kamu sangat suka dengan rokok, untuk berhenti mendadak pasti sangat sulit."

"Aku tidak berhenti mendadak," Josh menjelaskan. "Aku mengurangi dosisnya sedikit demi sedikit sampai aku tidak menyentuhnya sama sekali."

"Cara yang bagus," Cecil mengangguk. Dia baru sadar kalau sekarang dia tidak merasa gugup lagi. "Sebenarnya kita akan kemana?"

"Kita sudah sampai," Josh memutar mobilnya di sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah rumah dengan dekorasi yang terlihat seperti sebuah pondok. Josh memarkir mobilnya di parkiran dan turun bersama dengan Cecil. Gadis itu berjalan di samping Josh sementara Josh membuka pintu masuk ke pondok raksasa itu. "Selamat datang di tempat temanku," gumam Josh sambil menunjukkan isi tempat itu.

Cecil terdiam ketika melihat banyak pagar-pagar mini berwarna-warni di kiri-kanannya. Sosok yang sering dia lihat di banyak foto-foto kini ada di depannya. Sosok anjing-anjing lucu yang sedang berlari ke sana kemari. Cecil menoleh melihat Josh berdiri di sampingnya dengan senyuman lebar. "Ini..." Cecil menggigit bibir. "Bagaimana kamu tahu kalau..."

"Aku tahu beberapa hal tentang dirimu, meski bukan semuanya," Josh tersenyum kemudian membuka pagar kecil di sampingnya. "Masuklah, kamu boleh bermain dengan mereka."

Cecil menurut dan langsung masuk ke dalam pagar kecil itu. Beberapa anjing lucu menghampirinya dan Cecil berjongkok untuk menyentuh mereka satu per satu. Cecil menangkap satu anjing kemudian anjing lainnya ikut menjilat kakinya. Cecil tertawa geli sambil meraih anjing lainnya dan mengusap bulunya pelan. Cecil memang sangat suka dengan anjing. Terutama anjing-anjing kecil seperti ini.

"Josh," Cecil mendengar dari kejauhan ada yang memanggil nama Josh. Hal itu membuat Cecil menoleh. Dia melihat seorang laki-laki berjalan ke arahnya sambil membawa seekor anjing di tangannya. Josh membalas panggilan itu dan mereka mulai mengobrol ketika laki-laki itu menghampirinya. Cecil kembali sibuk dengan anjing-anjing di kakinya.

Apa Ella yang membocorkan soal kesukaan Cecil? Tapi bahkan Ella sekalipun tidak tahu kalau Cecil sangat menyukai anjing. Cecil bahkan tidak tahu kepada siapa dia bercerita kalau dia sangat suka anjing. Hal itu membuat Cecil menggigit bibir. Apa benar Josh merasa tertarik dengannya sampai dia tahu hal yang tidak diketahui oleh orang lain seperti ini?

Breathless (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang