"Berbagai macam orang pernah hadir dalam kehidupan seorang manusia, bisa mengenal kalian dibagian hidup adalah suatu anugerah yang tak mungkin bisa terlupakan. Terimakasih karena pernah berjalan bersama dan menjadi penyumbang tawa untuk masing-masing dari kita"
Plak !!!
Seseorang menepuk bahu Zeal hingga dirinya sentak bangkit karena terkejut. Ternyata itu adalah Luki. Luki Ananda Hakim. Ia adalah seorang teman dekat Zeal di Sekolah.. Dibandingkan teman-teman Zeal di sekolah Luki adalah satu-satunya orang yang mampu membuat Zeal mengeluarkan kata-kata lebih banyak dari biasanya.
Zeal adalah orang yang tidak banyak berbicara. Baginya hal yang seharusnya dibicarakan adalah hal yang perlu dibicarakan. Jika ada pembicaraan yang menurutnya tidak penting apa lagi sampai menjelek-jelekkan sesuatu Zeal lebih memilih diam dan tidak berkomentar atau bahkan pergi dengan cara sehalus mungkin. Karena ini juga banyak teman-teman Zea yang kadang menganggap Zeal adalah anak yang sombong dan sulit bergaul.
"Luk kalo Lo mau manggil ga perlu ngagetin gini" Protes Zeal
"Lagian Lo itu dari tadi gue panggilin diem aja" Jawab Luki
"Gue ga denger. Ada apa ?"
"Makanya jangan pake headphone mulu. Yuk Rapat buat penerimaan siswa baru"
"Sekarang ya?"
"Dua tahun lagi! Ya sekaranglah obat nyamuk bakar"
"Ganggu gue lagi nyantai aja" Zeal bangkit lalu berjalan meninggalkan Luki.
"Kan Elu ketua panitianya. Eh tungguin gue" Teriak Luki yang menyadari Zeal sudah semakin jauh.
***
"Ze mau kemana ?" Tanya Luki ketika melihat Zeal berbelok arah
"Entar gue mau balikin buku dulu"
"Oke Gue tunggu diluar"
"Ga masuk?" Tanya Zeal
"Males Gue ada kakak kesayangan lo Hahahaha"
Setelah meletakkan kembali buku pinjamannya ke rak buku. Zeal menuju ke meja petugas perpustakaan untuk menandatangani daftar pinjaman.
"Lo ga pinjem lagi Ze ?" tanya seorang wanita berumur 30an yang tidak lain adalah petugas perpustakaan sekolah zeal.
"Niat membaca saya lagi cuti kak" jawab zeal sekenanya.
"Oh lagi cuti toh" jawab seorang pustakawati yang bernama lia dengan mimik serius
"Iya" jawab zeal singkat sambil mencari namanya di daftar pinjaman buku
"Sudah ya kak" Zeal menutup daftar pinjaman buku.
"Terus lo sholat gimana ze? " Melanjutkan pernyataan Zeal sebelumnya.
"Sholat ?" Zeal mulai kebingungan.
"lah wong tadi lo bilang niat mu lagi cuti. Sholatkan harus di awali dengan niat"
Zeal kagum melihat kepolosan kak lia, ternyata sejak tadi ia menyangka bahwa hal yang dibicarakan Zeal adalah hal yang serius.
"Permisi ya kak" Zeal langsung pergi meninggalkan perpustakan tanpa ada keinginan untuk menjelaskan bahwa perkataannya hanya sekedar candaan.
"Inget loh ze kalo sholat ga pake niat itu sholatnya ga sah" mbak lia meneriaki Zeal yang mempercepat jalannya.
Pantas saja dia belum menikah pikir zeal sambil menahan tawanya.
"Woy Ze lo main tinggal-tinggal aja dari tadi" Teriak Luki melihat Zeal yang begitu terburu buru langkah kakinya.
Ketika ingin masuk ke ruang rapat, hampir saja mereka bertabrakan dengan seorang murid laki-laki kurus yang berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari ruangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Jingga
Teen FictionSeorang Enterpreneur muda sedang berada dalam pesawat di perjalanan udara untuk kembali ke negara asalnya. Dipandanginya gambaran awan di sisi luar jendela pesawat yang membawanya pada kenangan-kenangan lalu pada masa remajanya Masih diingatnya set...