"Ditempat ini, kita pernah merekam semua kenangan yang dulu pernah dilewati. Mendengarmu bercerita, melihatmu tersenyum dengan begitu lepasnya. Sampai hari inipun aku tidak menyangka bahwa kita telah berpisah dengan begitu jauhnya"
Terdengan suara ketukan pintu. Terlihat Zeal sudah berada didepan kelas."Masuk" Kata bu Rumi singkat
Semua teman kelas Zeal sudah tidak heran ketika melihat Zeal mendapatkan perlakuan istimewa dari Bu Rumi yang biasa langsung mengusir siapapun murid ketika ia sudah berada di dalam kelas.
Beberapa langkah setelah Zeal masuk, terdengar lagi suara ketukan dan ternyata kali ini Ziya.
"Permisi bu, saya izin mas..."
"Keluar" Bentak Bu Rumi
Zeal melihat wajah Ziya yang berubah pucat karena bentakan Bu Rumi
"Maaf bu, kenapa saya boleh masuk sedangkan Ziya ngga? Lagi pula kalo sesuai jadwal seharusnya masih ada dua menit lagi"
Selama tercatat di dalam sejarah hanya Zeal yang berani membantah Bu Rumi. Suasana kelas menjadi sangat hening.
"Kamu melawan kebijakan saya?"
"Kalau ibu tetap mengeluarkan Ziya, saya juga keluar kelas" Kata Zeal yang kemudian berjalan meninggalkan ruangan kelas.
Luki dan Tama berdiri dari bangku mereka bersiap untuk meninggalkan kelas juga mengikuti Zeal. Tapi dengan cepat Zeal memberikan isyarat dengan wajah serius agar mereka tidak mengikutinya. Merekapun kembali duduk.
Zeal menarik tangan Ziya yang masih berdiri di depan pintu menjauhi ruangan kelas. Tangan Ziya terasa dingin. Ia masih takut dengan apa yang terjadi tadi.
Mereka sudah berada di kantin sekolah, kali ini suasana kantin lumayan sepi. Meskipun masih ada beberapa murid yang masih saja duduk di kantin karena cabut dari pelajaran di kelasnya.
"Minum dulu" Zeal menyerahkan segelas air putih ke tangan Ziya.
"Gimana?" Tanya Zeal lagi
Ziya mencoba tersenyum agar menandakan dirinya sudah baik-baik saja.
"Maafin aku ya, kamu jadi..."
"Mau aku ajak ke tempat rahasia?"
"Kemana?"
Zeal berdiri dan memegang tangan Ziya, mereka berdua berjalan melewati salah satu Lorong sekolah yang diujungnya Ziya hanya melihat semak-semak dan rumput-rumput yang sudah mulai meninggi.
Awalnya, Ziya sudah menyangka kalo mereka akan melewati semak-semak itu. Sebelum akhirnya Zeal menarik tanggannya dan masuk ke salah satu Gudang sekolah
"Kita mau kemana"
Di balik gudang ada pintu lain disisinya yang membawa mereka ke belakang sekolah yang ternyata ini adalah jalan yang selalu dipakai Zeal untuk pergi ke pinggir danau tempatnya sering menyendiri. Dari pintu ini, jalan menuju tempat Zeal biasanya berbaring sudah sangat bersih dan tidak ada semak-semak disekitarnya.
Ziya masih terdiam melihat pemandangan sekeliling danau, Zeal mengambil matras yang tergulung didekat mereka.
"Duduk"
"Anak-anak yang lain gatau tempat ini?"
"Tau, tapi mereka pada males ngelewatin semak-semak"
"Mereka gatau jalan tadi"
Zeal menggelengkan kepala.
"Aku gamau banyak orang yang tau tempat ini"
"Dasar curang"
"HAHAHAHA"
"Jangan-jangan yang buat isu kalo disini itu Lo juga ya"
Zeal kembali tertawa
"Dasar" Ziya kemudian meletakkan tangannya dikedua sisi kepala Zeal dan menekan tangannya ketengah membuat kepala Zeal terjepit.
"Aduh..."
Ziya tertawa dengan lepas, sekarang ia tidak lagi memikirkan apa yang terjadi sebelumnya. Kemudian mereka duduk membicarakan banyak hal di "tempat rahasia" Zeal sampai bel pulang berbunyi.
.................
Jangan Lupa Vote ya, TERIMAKASIH
Apa kabar pembaca Renjana Jingga. Maaf sekali karena selama satu bulan kemarin berhenti update. Ada beberapa urusan yang sangat sulit untuk ditinggalkan. Selanjutnya doakan saja semua lancar dan saya bisa terus mengupdate RJ sesuai jadwal. Terimakasih. Jangan lupa berbagi semangat dengan klik tombol bintang, kritik dan saran dikomentar, serta bagikan ke orang-orang disekitar kamu.
SALAM RENJANA
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Jingga
Подростковая литератураSeorang Enterpreneur muda sedang berada dalam pesawat di perjalanan udara untuk kembali ke negara asalnya. Dipandanginya gambaran awan di sisi luar jendela pesawat yang membawanya pada kenangan-kenangan lalu pada masa remajanya Masih diingatnya set...