2. Putus!

36 15 9
                                    

Kau memanggil hatiku setiap hari, kini kau mengusir hatiku. ~

Namun bila kau ingin sendiri Cepat cepatlah sampaikan kepadaku Agar ku tak berharap Dan buat kau bersedih 🎶

Akad - payung teduh.

***

Kinata melihat Dendi dan Natalia bersama, sakit? Tentu saja! Pria itu memberikan senyuman yang sangat manis, senyuman yang biasanya hanya ditujukan kepadanya.

Mata pria yang sangat ia rindukan memberikan tatapan lembut pada selingkuh nya itu, apa dia kurang baik? Apa Dendi tak cukup dengan dirinya sehingga kembali ke masa lalunya.

Apa dia kurang cantik?

Apa ia terlalu kurus?

Apa ia memiliki banyak dosa?

Apa ia lebih memilih wanita yang wajahnya dipenuhi make-up?

Apa dia begitu buruk?!

Ia sadar dirinya tidak sempurna tetapi sangat sakit saat mengetahui pria yang selalu memujinya sekarang sudah meninggalkannya.

BRUK!!!

Kinata membulatkan matanya saat melihat Arga tiba-tiba memberikan tonjokan pada Dendi.

Dendi yang terselungkur langsung memegang sudut bibirnya yang tampak sedikit pecah. "Apa-apaan?!"

Dendi meringis dan menatap Arga dengan tajam, seketika tatapan itu beralih keterkejutannya,"Arga?"

"Apa kabar lo, udah lama kita ga ketemu, sayangnya kurang Rendi"Kata Vino tertawa, mereka memang sengaja mengerjai Dendi karena sudah lama tak bertemu.

Mereka teman lama, karena 4 tahun yang lalu Dendi juga tinggal di Bandung dan pindah.

Arga tersenyum dan mengulurkan tangannya, Dendi menerimanya dan melirik Natalia yang seperti sedang melihat hantu, Dendi mengikuti tatapan Natalia yang ternyata sedang menatap Kinata.

Seketika Dendi menelan salivanya dengan susah, tangannya mulai bergetar, jantungnya berpacu lebih cepat dan yang parahnya ia mulai berkeringat dingin.

"Ki-kinata?"

"Halo, mantan!"Kinata hendak menghampiri Dendi tetapi ia hampir terjatuh karena high heels nya, karena kekesalan Kinata sudah tak lagi dapat dimendung wanita itu langsung melepaskan sepatu nya.

***

"Maafin gue."Ucap Dendi, sekarang mereka berada di sebuah cafe yang jaraknya tak jauh dari taman tadi.

"Buat?"Tanya Kinata santai sambil memegang kakinya yang memar, matanya melirik Arga yang juga duduk tak jauh dari tempat mereka, Kinata ingin menyelesaikan urusannya dengan mantannya sekarang juga.

"Gue lebih suka sama Natalia daripada lo, gue memang pernah suka sama lo tapi ga sebesar sama Natalia."Jujur Dendi tanpa bersalah.

Dendi tampak berfikir, "Dan gue baru sadar sekarang."

Kinata memang tepat mendapatkan pacar yang jujur.

Kinata menghembuskan nafasnya kasar. "Serius sama perkataan lo? Dan lo benar-benar udah sadar?"

Dendi mengangguk ragu, "ldr? Gue gabisa."

"Intinya, saat kalian lagi deket aja dia ga punya perasaan besar sama lo dan pacaran jarak jauh? Lo pikir gimana!"Timpal Natalia kesal.

"Terus lo kenapa mempertahankan gue?"

Pertanyaan Kinata kali ini membuat perlu berpikir keras, ia ingin menjawabnya dengan jawaban yang bisa membuat Kinata tak tersakiti tetapi juga agar wanita itu tak berharap.

ArNat. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang