"Kalian mencari ini?"
Sebuah suara asing terdengar, aku tidak kenal. Auranya, aku yakin jika mereka bukan manusia. "Ya, itu milik kami." Chanyeol berucap dan Jimin menggenggam erat tanganku, melihat reaksi Jimin begini aku jadi takut.
"Apa kalian masih bermain?" Chanyeol terkekeh, "Kami baru saja akan pulang," pria itu terkekeh, mereka ada 3 orang, 2 pria 1 wanita. "Benarkah? Ayolah, aku ingin sekali bermain."
Chanyeol mencoba ramah, "Ah mungkin lain kali,"
"Ayolah, aku Sehun dan ini Nancy dan Kris." ucap pria itu memperkenalkan anggotanya, pria bernama Kris itu berwajah dingin dan terlihat ambisius.
"Aku Chanyeol dan ini keluargaku!"
"Ayolah main satu set lagi" Sehun kembali meminta, "Orang kita sudah pas!" Sehun melempar bolanya kearah Chanyeol, "Terimakasih"
"Ayo satu set lagi." Chanyeol terkekeh, "Oh baiklah satu set dan setelah itu kita akan pergi."
"Oke."
Kami berbalik dan aku mengeratkan genggaman pada Jimin. Tiba-tiba angin berhembus kencang mengibarkan poni dan anak rambutku.
"Kau bawa makanan ringan!"
Aku terkejut, mereka pasti mencium aromaku karena angin tadi. Jimin lalu mendorongku ke belakang dan bersiap diposisi siap menyerang seperti yang lain, dengan taring mencuat cukup membuatku syok dan takut.
"Shh— pemuda ini milik kami!" ucap Chanyeol rendah.
"Bodoh. Kenapa tidak berbagi saja? Aromanya sangat kuat, apa kau tidak tergiur?" balas Kris.
"Sudah ku katakan pemuda ini milik kami!" Chanyeol berucap, Sehun lalu mengangkat tangannya, "Kris, pemuda itu milik mereka. Ayo kita pergi! Kris!"
Pria bernama Kris menatapku intens, dan aku semakin bersembunyi dibelakang Jimin, seolah memperingatinya jika aku milik Jimin. "Kris!" Sehun menghardik pria itu, "Ayo kita pergi!"
Kris menegakkan tubuhnya, wajahnya kembali datar menakutkan, taringnya sudah hilang. "Ayo kita pergi" mereka lalu berbalik dan menjauh, namun aku merasa jika pria yang sedang memeluk wanitanya itu terlihat masih mengintimidasiku.
"Cepat, kita pergi dari sini!" seru Chanyeol.
Mereka buru-buru membereskan peralatan yang dibawa, sedangkan Jimin menenangkan diriku, "Aku takut Jimin," aku mengadu
"Pakai topimu dan naikkan rambutmu!" bentak Jimin. Aku gelagapan dan melakukan apa yang ia suruh, "Percuma saja, aromamu sudah dicium, dan dia tidak benar-benar pergi"
Aku gemetar, "Apa mereka akan mengejarku?" Jimin menepuk bahuku, "Kita harus membawa Yoongi pergi dari Forks!" ucap Yongyoo.
"Kau akan ke Vancouver, malam ini!" putus Jimin. Aku terkejut, Vancouver katanya? "Apa? Bagaimana dengan Ayahku?"
"Dia tidak akan menyakiti Ayahmu, kau yang diincar!" Taeyeon berucap.
Aku merasa duniaku hilang tak berbekas, "Lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Pulang kerumah dan kemasi barang-barangmu!"
Aku tidak tau harus bagaimana, aku mencintai Woobin, dia Ayahku. Jika terjadi apa-apa padanya aku tidak akan memaafkan diriku.
***
Braak!
Aku menutup kencang pintu rumah, Woobin sedang tidur dan ia pun terbangun, "Hei, ada apa ini?"
"SUDAH KU KATAKAN AKU TIDAK MAU MENEMUIMU LAGI!" aku meneriaki Jimin diluar sana, "Yoongi! Yoongi! Dengarkan aku dulu!"
"DIAM! AKU TIDAK MAU MENDENGARMU! KITA BERAKHIR!" aku kembali berteriak dan berlari menuju kamarku meninggalkan Woobin yang kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT
VampireTWILIGHT : -Finish- SAGA NEW MOON : -Uploading- ECLIPSE : -Writing Proses- BREAKING DAWN PART 1 : -Writing Proses- BREAKING DAWN PART 2 : -Writing Proses- ••• Yoongi adalah anak yang pendiam, ia tidak suka menjadi pusat kecangguan. Ibunya baru saja...