(5 bulan setelah kepergian Jaemin)"eCHAAAANNN" teriak Nancy sambil lari kearah Haechan di koridor sekolah
Yang dipanggil cuma ngelebarin tangannya, berniat buat nangkep Nancy ke pelukannya. Tapi sebelum Nancy kepeluk, Nancy-nya udah berhenti dulu.
"Ogah gue meluk lo, najis!" cerca Nancy.
"Najis apanya? Lo juga sering meluk-meluk gue loh ya? LUPA?!" Maklumin, Haechan sewotan emang orangnya.
"Yah, Echan ngambek" pinta Nancy sambil masang muka kecewa.
Haechan yang takut kalo Nancy kecewa cuma jawab, "Enggak nan, enggak." Padahal mah didalem hatinya perih.
"Chan, pulang sekolah nonton yok" ajak Nancy sambil menggandeng Haechan untuk masuk ke dalam kelas.
Udah biasa mereka gandeng-gandengan, jangan heran.
"Nonton apa? Ayat-ayat Cinta?" tanya Haechan.
"Drama banget lur. Enggak, gue pen nonton Pitch Perfect 3" jawab Nancy.
"Hayok aja gue mah"
(Bel pulang sekolah pun berbunyi)
"Jadi kan?" tanya Nancy sambil merapikan alat tulisnya. Iya, Haechan temen sebangkunya. Sampe kadang Nancy mikir, hidup gue kenapa Haechan semua, dah?
"Jadi lah. Yok" ajak Haechan sambil menyodorkan lengannya. Minta Nancy buat ngegandeng dia. Tapi bukannya gandeng Haechan, Nancy malah narik tangannya. Serasa bawa anjing peliharaan jalan-jalan pagi.
.
."Pake nih helm" ujar Haechan sambil menyodorkan helm cadangannya yang berwarna pink.
Kenapa warnanya pink?
Gara-gara Nancy ama Siyeon yang nyuruh Haechan bawa helm pink biar bisa mereka pake pas nebeng Haechan.
Nancy pun menerima helm tersebut dan memakaikannya di kepalanya. Namun ia tak bisa mengunci helm tersebut.
"Gabisa?" tanya Haechan yang sepertinya peka dengan situasi. Nancy hanya mengangguk menjawab pertanyaan Haechan.
Haechan pun langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Nancy mengunci helm pink tersebut.
Jantung gue kok jedag jedug sendiri. Ini gue punya sakit jantung apa gimana weh? Pikir Nancy.
———
"Gimana tadi, filmnya?" tanya Haechan.
"Bagus sumpah kereennn-" jawab Nancy bersemangat. Setelah Haechan tanya pendapat Nancy tentang filmnya, Nancy terus saja mengoceh.
"Udah si itu dimakan, keburu dingin ntar gaenak" pinta Haechan yang membuat Nancy diam dan melanjutkan makannya.
Sekarang mereka sedang berada di McD buat makan malem. Nancy awalnya udah ngamuk ama Haechan gara-gara buat dia gendut, tapi tetep aja akhirnya ke McD–__–
"Habis ini kemana? Uhukkk." Nancy pun keselek makanannya gara-gara ngomong pas makanannya belom ketelen.
"Ditelen dulu OGEEEBB" bentak Haechan sambil menyodorkan es milo milik Nancy.
"Ehe. Makasih echan"
"Ati-ati kalo makan. Kalo lo mati gara-gara keselek makanan nanti gue kangen nguyel-nguyel elo, loh" ancam Haechan.
Anceman apaan, gak mutu. Batin Nancy.
(Di parkiran)
"Nan, lo bisa tutup mata gak?" pinta Haechan.
"Hah? Buat apa nyet?" tanya Nancy gak ngerti.
"Udah si merem aja"
Setelah Nancy menutup matanya, Haechan membuka jok scoopy nya dan mengambil bunga yang sudah ia persiapkan.
Sebenarnya bunga tersebut adalah perjuangan dari seorang Alfarian Sanha yang rela cabut dari kelas demi menjalankan tugas dari Haechan Haryanto, yaitu membelikan bunga. Udah gitu cuma dibayar pake uang bensin plus mie ayam kantin.
/perlu banget diketahui sampe harus dibuat bold/
Maklumin aja, jiwanya tuh jiwa babu. Jadi diupah segitu terima.
"Dah sekarang melek" perintah Haechan.
Nancy pun nembuka matanya dan melihat Haechan dan sebuket bunga dihadapannya. Nancy kaget. Gatau harus ngomong apa. Sahabat dia sudah nemilih jalan lain yang lebih beresiko. Tapi Nancy juga tak bisa berbohong, bahwa ia telah jatuh hati.
Jatuh.
Sejatuh-jatuhnya
[Instagram]
nandeana
1m ago.
.
.Haechan Nancy dibuat satu part sendiri. Aihh mayak sekali
Tbc