Nine

180 19 6
                                    

"Saking sayangnya, sampai enggan untuk pindah ke lain hati. Jangankan pindah melirikpun tak akan aku lakukan."

***

Author

Saat sedang asik membicarakan hal yang tidak penting namun terasa istimewa di hati Michika selama chat itu dengan Rayyen tak apalah ga masalah mau penting mau engga yang penting istimewa. Tiba-tiba Rayyen menghilang entahlah, yang ada di pikiran Michika mungkin Rayyen mandi, makan, membantu kakanya mungkin.

Dengan rasa risau, seperti ada yang tidak beres terjadi pada Rayyen. Seperti memiliki ikatan batin yang sangat kuat, gadis manis yang sampai saat ini masih terus merebahkan tubuh mungilnya di ranjang yang berada di dalam kamar ber cat biru dengan semua koleksi benda-benda yang di dominasikan warna biru. Gadis ini mulai geram, kenapa sudah 3 jam berlalu Rayyen masih belum memberinya kabar rasa khawatir telah merasuk kedalam pikiran gadis itu.

Sampai jam makan malam tiba, ibu Michika telah menyuruhnya turun untuk makan malam, tapi gadis ini tidak mau makan tidak nafsu karna yang di pikirannya adalah 'Kemana Rayyen? Apa dia baik-baik saja?' Sudah di spam chat kurang lebih 50+ pesan dan 20 panggilan tidak terjawab yang di lakukan gadis itu untuk memastikan keadaan Rayyen, kekasihnya tapi tetap tidak ada jawaban.

Tepat pukul 9 malam, apa sudah ada jawaban dari Rayyen? Hmm ternyata belum. Kemana dia? Tidur? Entahlah.

Michika masih belum bisa meredakan rasa khawatirnya ini, tidak seperti biasanya saat Rayyen menghilang Michika tidak pernah sekhawatir ini, namun sekarang rasa khawatir itu sungguh sangat besar menggoyangkan hati dan pikiran Michika. Tiba saja ponsel Michika bergetar, langsung saja gadis itu menghambar ponselnya secepat kilat berharap itu pesan dari kekasihnya.

Line!

Anshor : Chik
Anshor : Rayyen ketangkep, sekarang dia lagi di tahan di polsek puri.
|read 9.25 pm|

Michika : Lu serius? Jangan bohong shor ga lucu bercanda lu.

Michika belum bisa mempercayai begitu saja, bisa jadi ini kerjaan Rayyen yang ingin membuat Michika khawatir.

Anshor : Yaelah Chik, ngapain gue bercanda masalah ginian. Gue sekarang mau ke rumah Rayyen mau kasih kabar ke orang tuanya, lo mau ikut?
|read 9.30 pm|

Jadi beneran....

Ditahan? Kenapa? Ko bisa? Semua pertanyaan mengenai kenapa Rayyen bisa ketahan di polsek ? terus memutar di pikiran gadis itu, bibirnya sudah berubah pucat, raut wajah khawatir ditemani oleh raut wajah sedih yang sedang terlihat di wajah gadis manis ini. Tanpa sadar dengan perlahan pipi gadis itu mulai di banjiri dengan air bening yang terus mengalir dari matanya. Akibat mengetahui kabar Rayyen dengan tangan bergemetar Michika membalas pesan Anshor teman dekat Rayyen.

Michika : Ikutttt.....
Anshor : siap-siap Chik, gue otw.

Michika langsung saja bersiap untuk ikut dengan Anshor ke rumah Rayyen kemudian mereka akan bersama-sama menuju polsek puri untuk bertemu dengan Rayyen.

---

Michika pov

Tibalah Anshor di depan rumah Aku, lalu Aku pamit kepada ayah dan mama ku kalau Aku ingin keluar sebentar saja, bagusnya orang tua Aku ini tidak bertanya lebih detail ingin kemana Aku malam-malam seperti ini, mereka hanya pesan kepada diri ku jangan pulang di atas jam 12 malam.

Dengan hati risau yang terus tertuju kepada Rayyen, angin malam yang berhembus seharusnya memberikan kesejukan di tubuh ku justru malam ini angin itu seakan berubah menegang seperti apa yang di rasakan hati ini yang sedang diam terduduk di atas motor matic berwarna hitam ini, yang menyusuri jalan komplek yang sudah cukup sepi, motor mulai memasuki jalan teleng tepatnya di depan sana sudah terlihat rumah berlantai 2 denga cat berwarna coklat.

Anshor mulai mengetuk pintu rumah tersebut, dan keluarlah lelaki paruh baya rupanya lelaki itu sudah sangat mengenal Anshor, lelaki itu adalah Ayah kandung Rayyen.

Aku berjalan mendekat ke arah Anshor yang sedang memberitahukan keadaan Rayyen saat ini pada Ayahnya. Aku mencium punggung tangan Ayah Rayyen sebagai penghormatan dan rasa sopan. Mendengar kabar itu sepertinya Ayah Rayyen kelihatan marah dan langsung masuk kedalam rumahnya untuk mengambil jaket lalu Aku dan Anshor melanjutkan perjalanan menuju Polsek dan di temani oleh Ayah Rayyen. Yap Ayah Rayyen sendirian, karena ia tidak ingin ibu Rayyen mengetahuinya sekarang, karena jika tau ibu Rayyen akan sedih dan drop.

Motor kami sudah terparkir di halaman depan polsek tersebut, dengan segera Ayah Rayyen masuk kedalam polsek di ikuti dengan Anshor, tetapi tidak dengan aku. Aku kecewa dengan Rayyen, selama perjalanan menuju polsek tadi Anshor sudah menceritakan semuanya tentang Rayyen kepada ku.

Aku kecewa sama Rayyen.

Selama ini jadi dia membohongi aku? Kenapa begitu?

Aku ga akan sanggup untuk masuk kedalam menemui Rayyen, aku ga akan sanggup karena akan deras air mataku ketika nanti aku melihat wajahnya.

Anshor kembali menemui aku yang sedang duduk sendirian di bangku depan taman polsek. Anshor memintaku untuk masuk kedalam karena Rayyen ingin bertemu dengan ku.

Aku menarik nafasku perlahan berusaha menenangkan diri jangan sampai terlihat wajah kecewa dan kesedihan ku ini, karena bagaimanapun aku tau pasti Rayyen akan sedih juga ketika melihat wajah ku sedih seperti ini.

Kami mulai memasuki ruang utama polsek dan di ujung sana aku menemui Rayyen sedang terduduk bersama 10 teman-temannya yang lain dan ada Ayah Rayyen juga di sana, Rayyen tersenyum manis ketika meihat aku datang bersama Anshor, tapi perasaan sedih mulai datang ketika aku melihat wajah Rayyen yang penuh babak belur seperti itu. Ingin rasanya aku menangis sekarang juga. Aku ga sanggup berjalan mendekati Rayyen, entah sedih ataupun kecewa menjadi satu.

Ternyata selama ini Rayyen berbohong pada ku soal dia ketika pulang sekolah atau sehabis main dari rumah ku itu langsung pulang ke rumah. Melainkan ia ikut nongkrong bersama teman-temannya yang lain, ya aku maklumi wajarlah namanya juga anak laki-laki wajar saja kalau kongko-kongko dulu hahah, tapi tidak begini maksud ku, boleh sajalah bergaul, nongkrong bersama teman-teman tapi tolong tinggalkan keburukan yang di ajarkan pada teman yang tidak baik, jangan di ikuti. Aku kecewa di situ pada Rayyen.

Langkah ku terhenti, isakan tangis mulai terdengar aku tidak ingin mendekat kearah Rayyen.

Rayyen yang melihat aku menangis mulai terlihat cemas wajahnya, aku masih berdiri berjarak tidak jauh dari Rayyen aku ga ingin menghampirinya.

"Chik, maafin aku... Kamu pasti kecewa sama aku kan?" Ucap Rayyen

Aku masih terdiam dengan air mata yang terus mengalir di kedua pipi ku ini.

***



Haiiii semuaaaaa❤ kira-kira apa yang terjadi sama Rayyen, kenapa Rayyen? Tunggu di part selanjutnyaaaa terimakasihh😊❤

Jangan lupa vote and comment oke?? Oke dong hahah

Bara SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang