Fourteen [Bukan dia tapi aku]

178 13 7
                                    

"Kalau memang kamu ingin dia, tolong jangan membuat aku merasakan seolah kau benar mencintaiku. Aku tidak butuh sandiwaramu."

-Michika Sharene Lionia

***

🎵Turn On Music : Judika - Bukan Dia Tapi Aku🎵


Author

Angin meniup pelan setiap helai rambut gadis bertubuh mungil itu, yang terus memandangi pria disudut lapangan yang sedang sibuk bercanda tertawa gembira dengan wanita di hadapannya. Sesekali pria itu mencubit gemas pipi gadis yang sedang berada dihadapannya.

Rusak semua, tertusuk dan hati gadis itu seperti sedang diremuk. Pria yang sedang dipandanginya sama sekali tidak melirik ke arahnya, pria itu masih sibuk dengan wanita dihadapannya.

Acara sebentar lagi akan dimulai, sudah terdengar pengumuman dari speaker sekolah bahwa semua murid SMA Candra Mulia diharapkan turun kelapangan untuk melihat pertunjukkan dari seluruh kelas 11.

Sedangkan Michika berlari menyusuri koridor sekolah dan menaiki beberapa anak tangga untuk menuju kelasnya.

Sudah tidak sanggup baginya jika harus menyaksikan kekasihnya bermain drama dan mengetahui siapa lawan main yang akan menjadi kekasih Rayyen di dalam drama tersebut. Tidak lain adalah Putri Syavarina.

Bukan cinta namanya jika tidak di lengkapi dengan nada cemburu.

Gadis mungil itu terduduk lesu di dalam kelas sunyi hanya ditemani dengan bangku dan meja yang tertata rapi serta hiasan dinding yang ikut mengindahkan ruang kelas itu.

Dengan tatapan kosong dengan tidak sengaja sebutir air jernih turun tanpa permisi membasahi pipi gadis itu.

Dengan tidak sadar sudah hampir 2 jam Michika berdiam diri di dalam kelas seorang diri.

Tanpa Michika sadari, sudah berdiri seorang pria di sampingnya yang sedang menatap lurus kearah wajahnya.

"Ko malah disini." Ucap pria itu memecah keheningan.

Namun tidak ditanggapi oleh Michika.

"Jangan melamun terus." Pria itu menepuk pundak rapuh Michika dan sontak membuat Michika tersadar dari lamunannya.

"Eehh... R-ray-yen." Michika dengan kasar menyapu pipinya yang terkena air mata yang jatuh tadi dan berusaha menyembunyikan perasaan kecewanya saat ini.

"Kamu nangis? Kenapa?"

"Engga aku ga nangis."

"Jangan bohong." Ucap Rayyen dengan tatapan serius kepada Michika.

"Ayo kita kebawah aku mau lihat kamu tampil." Ucap Michika berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Udah telat. Kamu kemana aja bukannya lihat aku tampil, tadi aku cariin kemana-mana taunya kamu di kelas."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bara SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang