Thirteen [Setengah Hati]

174 15 11
                                    

"Mulut ku bilang percaya pada mu, tapi tidak dengan hati dan pikiran ku."

***

Author

Sore ini cukup terbilang membingungkan, rintikan hujan turun mengetuk-ngetuk atap rumah membuat gadis itu teringat dengan apa yang terjadi di sekolah tadi, pikirannya kacau entah harus percaya pada bibir yang ingin melontarkan kata "Aku percaya pada mu, dalam keadaan apapun." Atau bahkan percaya pada hati dan pikiran yang sama-sama satu pendapat "Aku meragukan kesetiaan mu." Entahlah sepertinya mulut, pikiran, dan hati gadis itu ingin berdebat hebat.

Gadis itu meraih kertas yang berbaring mulus di meja belajar kayu, kertas yang bertuliskan sebuah puisi indah tentang suatu hubungan yang hanya di perjuangkan oleh sebelah pihak. Puisi indah yang di tulis di selembar kertas putih oleh teman sekelasnya bernama Wika, dia biasa di juluki calon penerus Chairil Anwar oleh teman-teman sekelasnya.

📝📝📝

Setengah hati
Karya : Widyan Wika (@kelabusenjaa)

Aku tak menyesal jika mencintaimu,
Aku hanya kesal dengan sikapmu

Kiranya kau mencintaiku setengah hati.
Kenapa ?
Sebab, yang kurasakan sekarang, tidak seperti saat kita berkenalan

Aku merasa seperti dihiraukan
Kau terlalu cepat merasa puas
Dengan segala hal yang baru saja kau dapatkan
Walaupun hanya seutas

Kuharap, dengan baris puisi ini
Kau bisa lebih memahami
Bagaimana rasanya dicintai dengan setengah hati.

📝📝📝

Tak sengaja air mata mengalir di pipi gadis mungil itu, tidak ingin terus terjebak dalam perasaan dan pemikiran yang tidak beres tentang Rayyen kekasihnya itu.

Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas Ranjang yang sudah dengan siap membawa gadis itu kedalam mimpi yang indah agar ia bisa melupakan semua kejadian pedih hari ini.

Rintik hujan masih terus berirama di luar sana, masih terus menari-nari bersama angin yang berhembus sejuk.

Michika mulai memejamkan matanya dengan butir air yang terus mengalir dari matanya, berbarengan dengan langit yang saat ini sedang memenangis.

---

Kriinggg.... Kriinggg.... Kriinggg....

Pagi udara sejuk sabtu ini, terasa pecah dengan suara jam weker yang membangunkan gadis mungil yang sedang terlelap tidur di atas ranjangnya.

Tanpa memakan waktu lama, Michika bergegas bangun dari mimpi indahnya semalam, dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menuju rumah Kevin untuk latihan Drama.

Ponsel Michika terus berdering hingga akhirnya ia mengangkat panggilan telephone itu.

"Selamat Pagi sayang, sudah bangun?"

"Menurut L?"

"Jutek amat sii kamu."

"Kenapa Rayy pagi-pagi telepon?"

Bara SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang