3

19 7 0
                                    

MY EYES 3:

Juna menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Keringat mengalir di pelipisnya. Satu tangannya menutupi wajahnya.

"Akh Sial!" pekiknya seraya memukul-mukul ranjang tidurnya. "Kenapa Sheila mesti benci sama gue sih?"

Ponsel Juna bergetar. Juna mengusap wajahnya kesal. Nampak enggan untuk membukanya.

Dret-dret-dret!

"Halo!" teriak Juna di telepon.

"Woi! Lo kira aja kalo ngomong! Telinga gue hampir budek tau!" balas di telepon tak kalah kerasnya, membuat Juna yang kini nampak menjauhkan sedikit ponselnya.

"Oke! Elo mau apa sih nelpon gue heh? Ganggu tau!" protesnya.

"Lo turun kebawah dulu deh ntar gue jelasin."

Clik!

"Sialan! Gak sopan banget seenaknya matiin telepon!"

Emosinya melemparkan ponsel ke tempat tidur, Juna terpaksa mesti turun kebawah.

Di bawah Juna melihat kawannya atau lebih tepatnya sohibnya tengah menunggunya seraya duduk di atas motor.

Merasakan kehadiran seseorang, orang itu berbalik dan mendapati Juna yang memasang wajah datar ke arahnya.

"Muka lo biasa aja kali!" komentar Michael. "Lo mau tau gak gue ke sini mau ngapain? Ini masalah penting dan ada hubungan sama elo!"

"Langsung aja ke intinya bisa gak?" kali ini Juna nampak penasaran sekaligus tambah kesal.

Michael berdesis sebal. "Kebiasaan deh! Tapi ya terserahlah! Yang penting lo mesti denger kabar ini Juna."

"Iya apa?"

"Sini."

Juna mendekatkan telinganya, nampaknya Michael akan membisikkan sesuatu padanya.

"BUM!" Michael tertawa keras. "Lo serius amat sih dengerinnya? Gue kesini sebenernya cuma mau minta makan. Gue laper di dalam ada maka..."

Juna menjitak kepala Michael sangat marah. Kalo bukan mengingat dia sahabatnya, sudah babak belur si Michael itu di hajar habis-habisan oleh Juna.

"Cepet masuk!" nada suaranya sangat kesal namun berusaha di tahan.

Michael mengikuti Juna masuk ke dalam rumahnya. Beruntung mama dan papanya belum pulang kerja. Sebenarnya bukan masalah jika Michael ikut makan di rumahnya, yang jadi masalah biasanya kalo Michael minta makan atau ikut tinggal pasti ia sedang punya problem keluarga dan mencari pelarian ke rumah sahabatnya, Juna.

Kebiasaan sekali!

"Sebenernya gue kesini emang ada yang mau gue bicarain sama elo Juna."

"Abisin dulu makanan yang ada di mulut elo jorok tau!" Juna bergidik jijik.

Michael nampak berusaha menelan makanannya, lalu segera meminum minumannya. Lalu tak sengaja bersendawa.

"Sorry, Juna."

Juna memutar bola matanya. "Jadi lo mau ngomong apa?"

"Gini ini masalah Sheila. Mantan pacar lo itu."

"Iya apa?"

"Rupanya dia lagi deket sama si Kevin itu ya?"

"Gue udah tahu." Juna memalingkan sejenak mukanya, kesal. "Apa cuman itu kabar yang mau lo bicarain ke gue? Basi!"

"Eitss! Bukan itu aja Juna. Lo mesti denger yang ini." Michael sengaja membuat Juna semakin penasaran dengan terdiam cukup lama.

"Apaan? Lama-lama gue hajar juga lo!"

MY EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang