4

11 7 0
                                    

MY EYES 4:

Sheila belum melihat kedatangan Kevin. Tapi kenapa Sheila mesti memikirkan Kevin?

Tak lama Kevin datang dengan wajah yang sedikit pucat. Hidungnya merah. Rambutnya tidak tertata rapi. Dia juga memakai jaket. Apa Kevin sakit?

Kevin duduk di samping Sheila dan segera melepaskan jaket dan bersandar menutupi wajahnya.

"E-lo sakit ya?" tanya Sheila nampak ragu bertanya.

Tapi Kevin tak merespond. Hanya terdengar batuk-batuk kecil.

Mereka terdiam cukup lama. Akhirnya Kevin melepaskan jaket di wajahnya.

"Elo bisa gak bawain obat buat gue? Kalo gak elo bisa gak anterin gue ke UKS?" suara Kevin terdengar serak-serak kering. Membuat Sheila menoleh kearahnya.

"Lo..." Sheila menempelkan telapak tanganya ke kening Kevin. "...Lo panas banget Kevin, lo mesti ke UKS. Gue anter ya!"

Sheila melihat Kevin menatap datar kearahnya.

"Emang gue minta itu kan?"

Sheila tersenyum tipis. "So-sory gue kira elo bukan ngomong ke gue." polosnya.

Sheila mengantar Kevin ke UKS. Tapi lebih tepatnya hanya menemani Kevin berjalan ke UKS.

Kevin duduk di atas ranjang. Sheila datang membawakan beberapa obat, kayu putih, kompresan dan segelas air putih.

Sheila memulai dengan mengkompres dahi Kevin. Menyobekkan obat dan memberikannya pada Kevin.

"Makasih." seru Kevin ketika selesai meneguk minumnya.

"Lo kenapa bisa sakit kayak gini sih?" raut wajah Sheila tampak khawatir.

"Namanya juga manusia kali ada masanya juga gue sakit."

"Maksud gue kenapa bisa sampe gini?"

"Lo tahu kan setelah gue nganterin elo pulang. Tiba-tiba hujan turun dan gue lupa bawa jas hujan. Jadi gue terpaksa ujan-ujanan deh."

Sheila mencubit lengan Kevin. Kevin terlihat mengernyit sakit sekaligus bingung.

"Elo kok nyubit gue sih? Bukannya sayang-sayang lo kejam!"

"Udah tau hujan lo malah ujan-ujanan! Punya otak gak sih?" nada suara Sheila terdengar aneh menurut Kevin, membuatnya terkikik.

"Lo segitunya ya perhatian sama gue!" Kevin melihat Sheila terdiam. "Makasih." Kevin tersenyum lalu menutup matanya perlahan.

Sheila di buat bingung. Kevin tidak bergerak sedikitpun. Apa dia benar-benar sudah tidur?

"Kevin." panggil Sheila. Tapi Kevin tak menjawab. "Kevin!" kali ini sedikit dengan mengguncang-guncangkan tubuhnya.

Sebelum Sheila melangkah pergi. Kevin tiba-tiba menarik pelan tangan Sheila. Otomatis Sheila menoleh cepat.

"Lo masuk aja ke kelas. Gue gak apa-apa kok."

Sheila melotot tajam. "Kevin! Lo pikir itu lucu heh? Lo hampir buat jantung gue berhenti tau!"

Kevin tertawa pelan. "Elo ke kelas aja. Gue gak apa-apa." ulangnya lagi.

Sheila sempat kesal lalu menatap sesaat pada Kevin. "Gak apa-apa?"

"Iya. Gue juga mau istirahat dulu."

"Oke. Gue ke kelas ya?" Sheila sedikit ragu untuk kembali ke kelas. Padahal bel masuk tengah berbunyi.

"Oh iya nanti jam istirahat elo bisa kan ke sini Sheil?"

Sheila terlihat mengangguk pelan dan segera melangkah pergi.

...

Sheila terkejut dan berubah bingung. Dia baru ingat dengan ajakan Juna padanya. Bagaimana ini?

Juna tengah berdiri di depan kelasnya. Dan segera menghampiri Sheila ketika gadis itu baru keluar dari kelasnya.

"Jadi kan?" tanya Juna.

"Emm maaf Juna kayaknya gak bisa deh. Karena..."

"...Oh ya gak apa-apa." potong Juna cepat.

"Ta-api serius gue harus nemuin Kevin di UKS."

"Kevin sakit? Heh ada sakitnya juga tuh orang!"

"Juna!"

"Sorry. Tapi lo serius Sheil?"

Sheila mengangguk pelan.

Apa keputusan Sheila mengajak Juna menjenguk Kevin benar?

Kevin terlihat masih berbaring. Sheila mendekat pelahan. Berdiri di samping ranjang Kevin.

"Kevin?"

"Sheil..." ucapannya berhenti ketika matanya menemukan Juna juga berada di sini.

"...Sorry Kevin. Gue ke sini cuma niat jenguk elo kok gak ada maksud lain." Juna memulai tetap dengan wajah datarnya.

Kevin diam. Lalu menoleh kearah Sheila nampak ingin mengatakan sesuatu namun tak jadi.

"Kevin lo mau makan? Gue tadi sempet ke kantin dulu. Ini." Sheila menyodorkan sebuah bungkus makanan.

"Gak makasih." tolak Kevin tanpa melihat ke arah Sheila.

"Tapi elo belum makan. Entar sakit lo nambah parah lho Kevin!" pekik Sheila menasehati.

"Gue gak mau makan Sheil, gue cuma mau minta tolong lo bisa kan minta izinin gue buat pulang?"

"Lo mau pulang?" Sheila kembali memeriksa demam Kevin.

Kevin nampak enggan dengan memalingkan wajahnya pelan. Sheila bingung sekaligus merasa ganjal dengan perubahan sikap Kevin. Apa Kevin marah padanya?

"Iya. Nanti gue minta izin ke guru piket. Kapan lo mau pulang? Apa mesti gue anter pulang?" tanya Sheila lagi.

"Gak usah! Tapi kalo bisa nanti elo kasih tau aja sama Anzo buat anterin motor gue ke rumah. Ntar gue pulang naek taxi." jelas Kevin seraya bangun dari tempat tidur.

Dengan cepat Sheila ikut membantu. Juna juga tak ingin diam. Dia membantu memapah Kevin. Kevin nampak ingin menolak tapi tidak jadi.

"Gue cariin taxi ya." ujar Juna seraya beranjak pergi.

"Gak..."

"...Kevin." potong Sheila ketika Kevin akan menolak.

vote-comment-share

@BoaN

MY EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang