11

10.6K 153 6
                                    

"Temui aku jam 6 di depan kamar. Jangan datang terlambat maupun terlalu cepat. Karena aku tak suka menunggu apalagi membuat orang lain menunggu"

******

Sesuai perjanjian Boby dan Shani bertemu tepat di depan kamar. Keduanya membuka pintu disaat yang sama dan tatapan keduanya langsung bertemu begitu saja.

Shani tersenyum miring. "Kamu sangat menuruti semua perkataan ku. Sepertinya kamu begitu merindukan Anin?"

Boby hanya diam. Menurutnya, Shani terlalu formal. "Gw.. Ah maksudnya aku-"

"Haha sorry kayaknya lu gak nyaman sama cara bicara gw barusan" Shani tertawa melihat muka Boby yang grogi seperti itu. "Ah gw ngerasa bersalah nih bikin lu kayak gini. Yuk deh masuk ke kamar" Shani menarik tangan Boby sembari membuka pintu kamarnya dan mengajak Boby untuk masuk.

Boby sedikit terpukau dengan kamar Shani yang tertata rapi dengan banyak hiasan dinding serta beberapa pot bunga yang ada di setiap meja. Sangat berbeda jauh dengan kamarnya. "Gw masak nih, lu laper gak? Ya tadi udah makan siang sih" Shani menatap Boby dengan tatapan bertanya.

"Oh iya duduk dulu, anggep aja kamar sendiri. Tapi jangan dijual" Shani tertawa renyah akibat leluconnya membuat Boby tersenyum. "Boleh gw tau tentang Anin sekarang?" Tanya Boby to the point.

Shani yang memang sedang berjalan menuju dapur pun sempat terdiam dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Boby. Namun ia memilih untuk berpura pura tuli dan tetap berjalan menuju dapur.

Boby berdecak, Shani sepertinya sengaja menjebaknya disini. Boby terdiam menyandarkan kepala di kepala sofa yang ia duduki. Matanya terpejam berusaha menenangkan dirinya. Sebenarnya ia ingin meminta Bunda Anin untuk membantunya namun sepertinya itu adalah kesalahan.

Setelah beberapa menit berlalu, Shani kembali ke ruang tamu. Ia melihat Boby tengah berdiri di hadapan beberapa foto yang terpajang di ruang tamunya. Foto dirinya bersama Gracia. "Lu lesbian?" Tanya Boby tanpa melihat Shani yang berada di belakangnya.

Shani berdecak. "Trus kenapa? Masalah buat lu?Lagian lu tau kalo Anin juga lesbian?" Boby menatap Shani heran. "Gw pacarny-"

Shani tertawa. "Boby... Bobyy.... Kasian banget gw sama lu Bob.. Bisa bisanya dengan mudah ketipu sama orang kayak Anin" Boby mengepalkan tangannya kuat.

"Apa maksud lu ngomong kayak gitu?"

"Gw tau kalian berdua memang sering saling memuaskan tapi taukah kamu? Anin sering bercinta dengan Bundanya bahkan selama ia berada disini" Shani tersenyum licik. "Dia pernah bercinta dengan 3 wanita berbeda"

Boby diam tak bergerak. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja Shani katakan. "Gak usah kaget gitu. Mungkin lain kali lu harus lebih tau tentang dia"

Shani mendekat. Ia menatap wajah Boby yang masih kaget dengan penuturannya. "Tapi" Shani menyentuh dagu Boby. "Lu juga perlu tau gw lebih dalem" Ucap Shani seduktif tepat di wajah Boby.

Shani mencium bibir Boby. Boby mendorong tubuh Shani, Shani terdorong namun Boby masih tetap menahan Shani dengan mencengkram kedua bahu Shani. "Lu gak sayang cewek cantik kayak gw cuma jadi lesbian yang bahkan gak pernah kesentuh belaian pria?"

Boby menelan ludahnya susah payah. Nafsunya sudah tak tertahankan lagi. Ia melumat bibir Shani dengan ganasnya.

SHANI POV

Boby sepertinya sudah kelewat nafsu bahkan aku tak sanggup untuk membalas ciuman darinya. Bibir ku sengaja ku buka dan membiarkan lidah Boby bermain lebih jauh.

Tangan Boby perlahan turun dan meremas payudaraku yang masih terbalut oleh kaos oblong berwarna putih dengan sebuah celemek merah kotak kotak yang aku pakai sebelumnya.

TripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang