"Gue ngga tahu apapun tentang lo. Jadi tolong jangan buat gue jadi kacau!"
*************
Pagi ini, seperti biasanya. Yang dilakukan Salsa juga seperti biasanya. Mandi, memakai seragam & hijab kesayangan, sarapan, berangkat ke sekolah.
"Ahh, Umi sama Abi belum pulang juga. Padahal hati ini merindu sekali. Huhu" Gerutu Salsa saat ia sekarang berangkat sekolah; seperti biasa juga, Salsa berjalan kaki.
Pas sampai dan masuk gerbang sekolah, tidak banyak siswa yang berlalu lalang, mood Salsa seakan buruk. Seperti sesuatu akan terjadi hari ini.
Dan Salsa langsung menepis perasaan anehnya.
Setelah ia sampai di ruang kelasnya, Salsa melihat sekeliling.
"Masih sepi? Ini bener hari Selasa kan?" Heran Salsa, dan ia melihat jam tangan yang bertengger di tangan kanan Salsa.
Menunjukkan pukul 05.59."Astaga Sal! Lo dari kemarin ogebnya kok ga ilang sih?" Maki Salsa pada dirinya sendiri. Entah apa yang dipikirnya saat ini, Salsa langsung saja duduk dibangkunya dan melesatkan kepalanya diatas meja, bertumpu pada kedua tangannya yang dilipat.
"Tidur bentar enak kali ya? Hehe" Dan Salsa pun memejamkan matanya dengan tenang.
**********
"Lo sih Sal, gue bangunin berkali-kali malah tambah molor. Huu" Ucap Erlita bersama gelak tawanya menggema di koridor kantin.
Sekarang mereka baru saja mengenyangkan perut mereka di kantin. Dan sekarang, mereka menuju ke kelas. Bel sudah berbunyi 2 menit yang lalu.
"Lo kan bisa narik-narik pipi gue kek, rok kek, apa kek! Gara-gara lo gue jadi kena marah Pak Min deh." Balas Salsa sambil memeragakan apa yang ia bicarakan.
"Ehehe, biarin. Biar lo tahu rasa!:v" Ejek Erlita.
Sesampainya ia dikelas dan duduk. Seisi kelas beserta Salsa dan Erlita disuguhkan pemandangan yang mengerikan.
Bu Fitria datang dan membagikan kertas. Bukan kertas biasa. Karena isinya--
--ULANGAN HARIAN DADAKAN!
'Mampus! Gue belum belajar!' -Salsa 2k17
********
Ulangan berhasil dilaksanakan dengan sangat tenang. Bagus deh kalo ngga contekan, pikir Bu Fitria, guru Ipa.
"Yang kena remedial alhamdulillah cuma 3 orang! Pertama Bagus Satria Nugroho, Satya Adi Pratama, dan Salsa Putri Az-zahra. Ketiga nama tersebut tolong sekarang ikut bersama saya ke perpus. Akan saya remedi. Sekian."
Akhir kalimat bu Fitria membuat sesisi kelas lega. Oh, salah. Salsa tidak merasa lega. Dia merasa terancam.
Terkutuklah ponsel Salsa yang terus ia mainkan saat selesai sholat isya'. Membuat gadis itu lupa akan kewajibannya untuk belajar.
Sungguh ke'ogeb'an yang haqiqi.
******
Setelah selesai remedi. Dia berjalan kembali ke kelas. Kedua teman sekelasnya yang ikut remedi belum rampung. Membuat ia sendirian.
"Loh, mbak yang itu ya?" Suara berat sesorang menginterupsi keheningan di sana. Ambigu sekali pertanyaan seseorang yang entah Salsa tidak tahu, sudah berada di depan Salsa.
Laki-laki dengan seragam yang sama dengan Salsa, tetapi memakai peci hitam
"Hah? Apa ya maksudnya?" Tanya Salsa balik. Laki-laki itu tersenyum.
'Sepertinya ni orang gue kek kenal deh. Tapi siapa?' Batin Salsa kebingungan.
"Kamu sekolah sini ya ternyata?" Tanya laki-laki itu, mengabaikan pertanyaan Salsa.
Dan seketika Salsa ingat laki-laki itu, laki-laki yang sama saat ia temui di supermarket kemarin. Yang membuat jantungnya berdetak sangat tidak normal.
"E-eh, iya." Gugup Salsa sambil menetralkan jantungnya.
"Kamu kelas mana? Aku kelas XI Ips-3. Panggil aja Harris."
'Harris? Harris yang Erlita tolak itukah?'
"A-aku kelas XI Ipa-2. Mau ke kelas dulu. A-assalamualaikum."
"Waalaikum salam"
"Eh! Nama lo siapa?!"
Salsa berhenti dan memutar tubuhnya ke belakang menghadap lurus ke Harris.
Salsa hanya tersenyum.
Dan darisana pula Harris tersenyum balik ke Salsa.
Salsa putar balik menghadap ke depan dan berlari menuju kelas sambil Menetralkan kembali jantungnya yang sangat sangat sangat kacau!
Tbc
Double update yes? Ehehe :v
Semoga kalian ngerti jalan cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran?
SpiritualIntinya, Pacaran = Haram. [Start: 29 Desember 2017-?] [ON-GOING]