"Gue telat ya?"
******
Sunday @Harris house
"Harris! Woi! Assalamualaikum bro!" Tepukan pelan di bahu Harris membuat sang pemiliknya memutar bola mata malas. Pasalnya seseorang yang saat ini diyakini adalah sahabat serta teman sebangkunya, duduk seenak jidat di ruang keluarga tanpa seizin Harris. Tanpa mengetuk pintu rumahnya dahulu.
"Wa'alaikum salam Ardi, lo ngapain ke rumah gue? Tumbenan lo." Harris sejenak melirik dari sudut matanya. Mengalihkan pandangannya lagi pada televisi di depan mereka berdua.
Yang bernama Ardi pun terkekeh geli.
"Ehe, gue bosen bro." Kata Ardi sambil merampas paksa snack yang sedari tadi di tangan Harris. Ardi langsung saja meraup makanan yang ada di snack dengan tangan kanannnya tersebut lalu memakan rakus.
Harris menghela napas berat melihat tingkah laku sahabatnya yang beda.
"Ck, bosen hidup Di? Mati sana".
Perkataan Harris jangan ditiru, teman. Sangat savage. Sampai-sampai Ardi harus meneguk banyak air putih yang sebelumnya sudah ada dihadapan mereka -tersedak dan terbatuk-batuk karena kalimat Harris.
"Gue mikir dulu kali kalo mau mati. Gue maunya mati kalo lagi sayang-sayangnya sama Sang Pencipta."
Kata Ardi sambil menaruh kembali botol air minum ke tempatnya.
"Yaudah, iyain." Ujar Harris sambil menekan-nekan digit nomor remot --mencari channel televisi yang menurutnya menarik.
"Gue mau curhat bro. Masalah hati. Sakit." Kata Ardi seperti anak kucing polos, membuat Harris ingin menendang pantat sahabatnya jauh-jauh sampai ke benua Afrika.
"Lebay lo!" Ejek Harris.
"Dengerin nih ya." Kata Ardi lirih.
"Hmm" Deheman khas Harris sebagai jawaban atas perintah Ardi.
"Gue lagi galau. Cewe. Gue itu udah suka dia jauh-jauh hari sebelum dia kenal gue, bro. Gue semacam angin lalu di hadapan dia kalo gue berpapasan ama dia. Ya gue rada sadar diri gitu. Dia anaknya alim, cantik, kalem gitu bro. Ya mana maulah dia sama gue yang notabene nya mantan berandalan pas SMP." Ardi berujar sambil memakan kembali snacknya.
"Siapa?" Tanya Harris.
"Itu, Salsa Putri Az-zahra. Anak Ipa-2. Lo mungkin ga kenal dia karena lo orangnya tertutup banget. Ya kan?" Kata Ardi sambil menoleh ke wajah Harris. Dan Harris hanya melirik sekilas lagi.
"Tebakan gue pasti bener." Ardi sedikit membanggakan dirinya sambil menganggukan kepala beberapa kali.
"Terserah. Emang lo mau ngapain?" Tanya Harris to the point.
"Gue besok--
Mau nembak dia."
******
"Salsa!" Teriakan melengking Erlita di ambang pintu masuk kelas, menyapa semua manusia yang sekarang sedang berada di kelas Ipa-2.
Sudah terlampau biasa jika pagi-pagi sekali Erlita selalu memanggil sahabatnya itu dengan sebuah teriakan.
Bersyukurlah Erlita karena dikarunia Sang Pencipta dengan pita suara yang melimpah.
Salsa yang sebelumnya sudah duduk di bangku kesayangan sambil membaca novel, langsung menoleh ke sumber suara.
Erlita berlari kecil menuju bangkunya -dan bangku Salsa.
"GUE ADA BERITA HEBOH SAL!!" Teriakan Erlita lagi setelah dia menduduki bangkunya dan menghadap lurus ke Salsa. Tetapi teriakan kali ini lebih keras dari sebelumnya. Membuat semua pasang mata yang ada di kelas menatap datar Erlita. Salsa yang didekatnya hanya menutup novel kesayangan.
Sudah ditekankan bahwa semua murid di kelas Ipa-2 sudah terlalu hapal sikap masing-masing. Jadi jangan terheran.
"Lo mau sepatu gue ada di mulut lo sekarang juga Er?" Salsa dengan segala omongan pedasnya.
Dan Erlita dengan senyuman dan teriakan bodohnya.
"Ehehe. Maaf, tapi--
Gue ada berita heboh buat lo Sal."
"Apa?" Tanya Salsa sambil menahan emosinya.
Erlita tersenyum miring sambil berkata,
"Liat aja nanti, habis jam istirahat pertama di lapangan basket. Inget ya. Istirahat pertama. Lapangan basket."
Tbc
#341 In spiritual 07 Januari 2018. Thanks a lot.
Alhamdulillah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran?
SpiritualIntinya, Pacaran = Haram. [Start: 29 Desember 2017-?] [ON-GOING]