"Dia bukan tipe gue."
******
Note = //Chapt ini lebih dominan ke karakter Ardi//
Diwaktu yang sama tetapi di kelas Ips-5
"Psst—" Panggil Harris pada Ardi yang kini mereka sedang duduk di bangkunya. Bangku yang berada di pojok belakang karena merupakan wilayah yang 'enak' bagi mereka.
"Pa'an lo 'psst psst'? Mau kencing lo?" Ketus Ardi.
"Eum.
Eh, Lo nanti jadi nembak Salsa Ar? Btw lo tahu kan kalo Salsa itu anaknya alim, dan firasat gue mengatakan kalo lo bakal diterima sama dia dengan peluang 0,00000001%. Jadi,—" bisik Harris pada sahabatnya, mengabaikan seorang guru dengan rambut hitam lurus sepunggung, yang sedang menjelaskan pelajaran pengetahuan sosial di muka kelas.
"M-Maksud lo? Maksud lo apaan woy!" Sontak saja, guru tersebut melirik tajam ke arah Ardi karena suaranya yang keras. Oh, ternyata seisi kelas pun juga melakukan hal yang sama, kecuali Harris. Laki-laki berkulit sedikit tan dengan wajah bak putra raja tersebut malah menahan gelak tawanya.
'Harris sialan!' -Ardi yang sedikit ternisakan.
"Maaf bu, saya tadi cuma—" Belum selesai Ardi berkata, bak setajam silet, perkataan Ardi dipotong oleh silet.
Dan siletnya adalah perkataan di bawah ini.
"Cuma apa? Teriak keras lalu menganggu pembelajaran saya? Iya? Buat apa sekolah kalau kerjaanmu begini? Keluar kamu. Sekarang."
"T-tapi bu—"
"Saya hitung sampai tiga—
Satu."
Dengan sumpah serapahnya, Ardi pun akhirnya berjalan keluar kelas dengan terpaksa.
*******
"Emang ntar istirahat pertama di lapangan basket ada apa?" Tanya Salsa pada dirinya sendiri pada cermin di depannya yang sekarang Salsa berada di toilet perempuan.
Tanpa Erlita. Jelas saja.
Masih ada beberapa menit lagi untuk menunggu jam istirahat pertama. Tapi—
"Udahlah lupakan." Sambungnya lagi sambil memalingkan wajahnya dari cermin dan berjalan keluar toilet.
Saat Salsa melewati koridor demi koridor yang sepi, dari jarak 5 meter, dia berpapasan dengan sesorang yang beberapa bulan yang lalu memperkenalkan diri pada Salsa. Seorang laki-laki berkulit kuning, hidung mancung, dan wajah yang tampan dengan rambut yang tertata rapi ke belakang. Kelas Ips-5. Bersahabat dengan Harris.
Bagi kalian yang mengira sosok itu adalah Ardi. Jawabannya benar.
Seseorang itu Ardi.
Ardi melihat Salsa.
Mata bertemu mata.
5 detik kemudian mata hazel Salsa langsung memutus kontak mata diantara mereka.
"Hai Sal," Sapa Ardi pada Salsa yang sekarang, jarak diantara mereka berdua sedikit demi sedikit mulai terkikis. Tetapi hanya 3 meter.
"Assalamualaikum warrah matullahi wabarakatuh." Balas Salsa dengan senyum khasnya.
"Ehehe, maaf Sal—
Kamu habis darimana? Tumben keluar kelas." Tanya Ardi denga lembutnya.
"Tuh, liat." Tunjuk jari telunjuk Salsa pada toilet perempuan.
"Aku balik ke kelas dulu. Assalamualaikum." Final Salsa dan langsung sedikit berlari menuju tujuannya.
"Waalaikum salam Sal."
********
'Apa gue jadi nembak Salsa ya? Bahkan dia ngomong aja ga ngeliat wajah gue. Apa iya gue jelek?' -Ardi yang merasa kebingungan.
#262 in spiritual 11 Jan 2018 gengs. Thanks and alhamdulillah😀
Btw,
Q : Kok macam short story gini?
A : Ya, ingin aja :vMungkin bakal slow update mulai minggu depan.
Doakan saja semuanya berjalan lancar. Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran?
SpiritualIntinya, Pacaran = Haram. [Start: 29 Desember 2017-?] [ON-GOING]