Sepupu Lena

69 3 0
                                    

Pagi ini Nathan sangat bersemangat. Ia ingin segera mengetahui rencana Lena untuk mendekatkan dia dengan Gita.

"Hmm ... sudah lama aku tak merasa bahagia seperti ini. Hanya memikirkan bertemu kembali denganmu saja sudah membuatku seperti mendapatkan lotre. Ternyata aku sangat merindukanmu, Gita. Aku sangat menyesal dan ingin meminta maaf atas kejadian di masa lalu."

Walau hanya mengenakan celana jeans, sweater Adidas navy, dan sneakers putih, Nathan tetap terlihat tampan. Untuk memastikan dirinya tak dikenali fans, Nathan mengenakan kacamata dan topi berwarna senada dengan sweaternya.

"Vin, gua pamit ya! Mau ketemu Lena." Nathan menepuk pundak Vino, sang manager yang terlihat sibuk dengan laptop dan gadgetnya.

"Loh ... katanya mau tobat dan mencari cinta lama di masa SMA?! Dasar tobat sambal loe, Nath." Vino berkata tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop.

"Whatever ... gue cuma mau minta tolong untuk nggak ganggu gue hari ini. Oke, see you!"

                        ***

Sebuah mobil Mini Cooper 3-Door tipe John Cooper Works terparkir di depan restoran "Sushizone" milik Lena. Pintu mobil terbuka dan seorang laki-laki tampan yang sedang dinantikan Lena keluar dari sana. Lena yang melihatnya dari atas jendela kantor, segera beranjak turun menghampirinya.

"Lama banget sih kamu, Nath. Kamu 'kan tahu, aku paling tidak suka disuruh menunggu. Kamu beruntung saat ini aku memaafkanmu karena urusan kita ini sangat penting. Kalau tidak, aku akan membatalkan pertemuan ini."

"Maaf, Len. Biasa ... Jakarta macet. Lagian aku cuma telat tiga puluh  menit. Langsung aja ke intinya. Kamu punya rencana apa agar aku dan Gita bisa dekat lagi?"

"Oke ... tenang aja, serahin semuanya sama aku. Nanti kamu tinggal ikutin arahan aku dan mengiyakan yang aku katakan pada Egi."

Belum sempat Nathan protes, Lena sudah mencubit pinggangnya dan membuat Nathan mengarahkan pandangannya ke arah pintu masuk resto.

"Sssttt ... Egi sudah datang. Kamu diam saja. Biar aku yang mengatur semuanya. Kamu tunggu di ruangan kantor aku. Oke, beib."

"Egi, Sayang. Akhirnya kamu datang juga. Aku punya kabar gembira buat kamu."

"Ada apa, Len? Tumben kamu manja begini sama aku."

"Hmm ... kok kamu gitu sih? By the way, kamu pernah bilang 'kan kalau cinta kamu cuma buat aku dan mau memperjuangkan hubungan kita bersama. Aku percaya sama kamu, Sayang. Makanya aku punya usul sangat bagus untuk kemajuan hubungan kita. Sini ikut aku! Aku mau memperkenalkan seseorang sama kamu."

Lena menggandeng Egi menuju kantornya. Di dalam ruangan kantor Lena, Egi melihat seorang lelaki sedang duduk sambil memainkan handphone.

"Nath ... sorry, kelamaan yah nunggunya? Kenalin ini Egi, pacar aku."

"Egi."

"Nathan."

"Sayang, kenalin Nathan ini sepupu aku. Dia itu model terkenal loh. Saat ini sedang merintis karir sebagai aktor film."

"Terus?"

"Yuk, kita duduk dulu."

"Begini, Sayang. Nathan itu mantan pacar Nagita saat SMA. Mereka dulu putus karena ada kesalahpahaman aja. Sebenarnya mereka itu masih saling mencintai. Aku juga baru tahu kalau Gita yang selama ini diceritakan Nathan itu adalah Gigi atau Nagita. Kebetulan banget 'kan! Mungkin ini takdir kita. Kita bisa bantu mereka untuk dekat kembali. Kamu sama aku. Nathan sama Nagita. Klop 'kan?"

"Kamu yakin kalau yang dikatakannya itu benar, Len?"

"Ya ampun ... masa kamu nggak percaya sama aku sih, Egi? Kalau kamu nggak percaya, temuin aja Nagita sama Nathan. Terus tanya sendiri ke Gigi kamu itu?" Lena mendengus kesal.

"Maaf nih kalau aku menyela kalian. Yang dikatakan Lena itu benar. Seperti kata Lena. Aku minta tolong Lena untuk pertemukan aku dengan Gita. Setelah itu biar aku sendiri yang mengurusnya. Karena aku yakin, Gita masih menyimpan perasaan yang sama seperti aku. Bagaimana?!"

"Sebentar ... tolong kasih aku waktu untuk berpikir. Aku pamit keluar."

"Silahkan ... aku akan menunggu jawaban kamu di sini."

Setelah kepergian Egi dari ruangan Lena. Nathan menyibukkan dirinya kembali dengan memainkan games di handphone. Ia tak ingin berbicara dengan Lena sebelum mendengar keputusan Egi. Nathan berharap Egi mau membantunya.

Lena merasa jenuh berada di ruangan itu dengan Nathan yang tak memperdulikannya. Ia pun memutuskan keluar dari sana dan menyusul Egi ke dapur.

Egi sedang bercermin di ruang ganti. Ia bingung dengan perasaannya. Mendengar pengakuan Nathan tentang Gigi membuat hatinya terasa begitu sakit.

"Benarkah semua itu, Gi? Kenapa kamu menyembunyikannya dariku?"

"Egi, ada apa denganmu? Kenapa sikap kamu seperti itu? Harusnya kamu senang dengan kedatangan Nathan dan rencanaku. Tapi kenapa kamu malah terlihat tidak suka? Kamu cemburu dengan masa lalu Nathan dengan Nagita?" cecar Lena.

Egi tidak ingin berdebat dengan Lena. Ia membiarkan kekasihnya itu berceloteh sepuasnya. Dia larut dalam pikirannya. Benarkah ia cemburu? Apa mungkin, tanpa ia sadari perasaan cinta itu ada untuk Nagita? Kalau tidak, mengapa rasanya sesakit ini saat memikirkan Nagita pernah memiliki kekasih yang tidak ia ketahui?

"Tidak ... ini hanya perasaan kecewa. Gigi itu sudah kuanggap sebagai adikku, wajar jika aku bersikap seperti ini." Batin Egi.

"Stop, Lena. Oke ... aku setuju dengan rencanamu," ucap Egi. Lena terdiam sesaat, lalu melompat kegirangan seperti anak kecil.

"Terimakasih, Sayang. Aku yakin ini yang terbaik untuk kita semua." Lena berkata seraya memeluk Egi.

"Baik untukku, tapi aku jamin tidak untukmu, Gigi." Batin Lena, seringai jahat menghiasi wajahnya.

***

Nathan sangat bahagia mendengar keputusan Egi dari Lena. Ia pamit terlebih dahulu untuk mempersiapkan dirinya agar tampil semaksimal mungkin dihadapan Nagita.

Sementara itu di tempat lain, Nagita merasakan hal sama dengan Nathan ketika membaca pesan dari Egi yang mengundangnya untuk dinner.

"Ya, Tuhan. Terima kasih karena sudah membukakan hati Egi untuk menerima cintaku secara perlahan. Aku yakin ini awal baik untuk hubungan cintaku dengan Egi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang