"Gigi ...""Gita ..." seru Lena dan cowok tersebut bersamaan. Namun Nagita pergi berlalu begitu saja, tak mendengar seruan mereka.
"Nathan, kamu kenal dia? Kok, bisa?" Lena bertanya kepada lelaki di hadapannya.
"Kamu juga, kok bisa kenal Gita, Len? Kenapa nggak pernah cerita sama aku? Aku sudah lama mencari dia," cecar Nathan dengan sedikit membentak Lena.
"Mana aku tahu kalau kamu mencari dia, Nath. Aku nggak mau cerita, kalau kamu tidak cerita terlebih dahulu," tukas Lena dengan wajah memberengut. Ia merasa tidak suka dengan sikap Nathan.
"Hmm ... Gita itu mantan pacar aku saat SMA yang sampai saat ini masih aku cintai," ucap Nathan dengan binar mata penuh penyesalan.
Pengakuan Nathan membuat Lena semakin tidak suka dengan Nagita. Apa bagusnya Si Gigi itu? Aku harus menahan diri, agar bisa memanfaatkan situasi ini. Nathan bisa menjadi solusi agar Egi dan Nagita benar-benar terpisah. Setelah itu, aku akan memisahkan Nathan dengan Nagita. Aku sama sekali tidak rela melihat Nagita bahagia.
"Len, sekarang giliran kamu yang cerita."
"Oke ... sebenarnya aku baru mengenal dia. Nagita itu calon isterinya Egi, pacar aku. Mereka dijodohkan oleh orangtua mereka. Dia belum tahu tentang hubungan Egi denganku. Sejauh yang aku tahu, Nagita mencintai Egi. Aku rasa akan sulit untukmu kembali bersamanya, Nath."
"Tak ada salahnya mencoba terlebih dahulu 'kan, Len. Aku tahu pasti akan sulit tapi aku tidak akan menyerah dan melewatkan kesempatan yang ada. Bertemu kembali dengannya merupakan pertanda bahwa kami masih berjodoh. Aku yakin itu." Nathan berkata dengan antusias.
Tiba-tiba handphone Nathan berbunyi. Ternyata manager Nathan chat memberitahukan bahwa ada tawaran casting sebuah film yang sudah lama diimpikan Nathan.
"Len, maaf aku harus pergi sekarang. Ada hal penting yang harus aku diskusikan dengan managerku. Nanti aku hubungi lagi dan kita lanjutkan pembicaraan tentang Gita. Aku duluan yah, Len." Nathan berpamitan tanpa memberi Lena kesempatan bicara.
***
Saat ini Nagita merasa gelisah. Ia tak dapat memejamkan matanya, meski malam telah larut. Entah mengapa ia merasa hatinya tidak tenang.
Ya Tuhan ... aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Semoga saja itu keliru, gumam Nagita.
Untuk mendatangkan rasa kantuk, Nagita memilih membaca buku, hal yang kerap ia lakukan. Kali ini ia memilih membaca buku hariannya. Buku di mana ia menuliskan sebagian besar kisah masa lalunya. Membuka lembar pertama buku itu, membuatnya mengingat kembali momen saat pertama kali mengenai seragam putih abu-abu. Senyumnya mengembang.
Tiba-tiba saja bukunya terjatuh. Ketika ia memungut dan ingin membacanya kembali, Nagita tak kuasa menahan air mata yang mengalir tanpa bisa ia hentikan. Ia melempar buku tersebut, lalu menutupi wajahnya dengan bantal untuk menutupi suara tangisnya agar tak terdengar oleh mamanya.
"Kapan aku bisa melupakan kejadian pahit itu, Tuhan? Sakit ... luka itu tidak akan pernah terobati."
Gumam Nagita di sela isak tangisnya.***
Lena merasa kesal karena Nathan tidak menghubunginya kembali setelah perjumpaan di resto waktu itu. Padahal biasanya Nathan yang selalu mencari dirinya. Egi pun sama, belakangan ini menjauh darinya.
Malam ini ia menghabiskan waktunya seorang diri. Ia kehilangan mood untuk bersenang-senang seperti biasa.
Huft ... Nagita itu memang wanita licik. Bermodalkan tampang polosnya, ia merebut perhatian para pria bodoh itu. Aku yakin dia hanya berpura-pura sakit agar Egi kembali memperhatikannya.
"Aargghh ... aku merasa kesal dengan situasi seperti ini. Aku harus segera mencari cara agar situasi ini tidak semakin berlanjut." Lena berteriak sambil mengacak rambutnya sendiri untuk melampiaskan kekesalannya.
Lena mengambil hp Iphone 7 yang tergeletak di samping tempat tidurnya saat mendengar nada pesan WhatsApp masuk. Ternyata dari Nathan.
"Len, tolong bantu aku untuk dekat kembali dengan Gita."
"Apa keuntungannya buatku? Kamu tahu 'kan, aku seorang pebisnis bukan seorang dermawan. Aku tidak akan mau membantu seseorang jika tak ada keuntungannya buatku."
"Aku tahu ... jika aku dekat dengan Gita, otomatis Egi "pacar" kamu itu akan menjauh dari Gita. Bukankah itu menguntungkanmu, Len?"
"Oke ... temui aku besok di cafe milikku. Jam tiga sore. Kita akan menyusun rencana selanjutnya."
Nathan hanya membalas dengan satu kata. "Ok."
Lena tersenyum licik memikirkan rencana untuk menjauhkan satu per satu pria bodoh miliknya itu dari Nagita. Tak hanya Egi, bahkan Nathan juga.
"Nagita sayang ... kamu salah memilih lawan. Tunggu saja pembalasanku. Aku tidak akan membiarkan siapapun merebut apa yang aku miliki. Tidak akan ..."
Terima kasih kepada Shifu yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk membantu kami.
Mohon selalu vote dan krisannya!Salam Seksi,
Red Velvet
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream Wedding
RomanceMemendam cinta masa kecil dan berharap bersatu dalam ikatan pernikahan merupakan impian terindah Nagita. Di saat pintu perjodohan telah terbuka lebar dan bayang2 kebahagiaan telah terpampang di pelupuk mata, Nagita harus menelan pil pahit. Kehadir...