Honeymoon?
Itulah kata tebakan pertama untuk laki-laki dan wanita jika berkunjung ke Hawai. Tapi jelas tidak menjelaskan tujuan Suga dan Wendy ke negara ini. Walaupun setiap kali tujuan destinasi kami selalu beralasan bahwa kita honeymoon dan tentu saja untuk penyamaran.
Di salah satu restoran di pinggir pantai, terlihat Suga dan Wendy duduk berhadapan. Dengan pakaian casual ala-ala pantai, mereka menikmati pemandangan pantai yang biru sambil menunggu hidangan yang mereka pesan.
Angin pantai yang berhembus menerpa rambut Wendy dan tanpa sadar laki-laki yang di depannya memperhatikan kejadian itu.
"Apa kau mengakui kecantikanku?" tanya Wendy dengan senyum bangga yang sadar akan tatapan Suga.
"Bukankah itu yang kau mau?" Bukan menjawab. Suga malah melontarkan kembali pertanyaannya.
Rencana Wendy berhasil. Si dingin Suga tidak bisa melepas perhatiannya terhadap Wendy. Uang dan ponsel nya berhasil tersimpan dengan aman.
"Aku akan lebih memilih melihat ponselku," lanjut Suga yang berhasil merubah ekspresi Wendy.
Wendy mulai mengerti maksud Suga yaitu sebuah sindiran untuk meminta ponselnya kembali. Ekspresi wajahnya langsung kusut atas ke geer an nya. Ia pun langsung memalingkan wajahnya memandangi pantai.
"Ini pesanannya," ucap sang pelayan saat memberikan pesanan mereka.
Sosok pelayan seksi dengan balutan bikini akan selalu menggoda seluruh kaum adam, tanpa terkecuali laki-laki di hadapan Wendy.
Dengan menopang dagu, Suga memperhatikan pelayang yang menyodorkan makanan dengan wajah cool seperti akan menyantap mangsanya.
Wendy yang memperhatikan ekspresi suga hanya bisa menggelengkan kepalanya. Hingga pelayan itu selesai menghidangkan pesanan dan kembali ke aktivitas lain, Wendy tetap memperhatikan ekspresi suga, you are really bastard!
Setelah puas memandang si pelayan seksi, tatapan suga tiba-tiba beralih ke Wendy,"Terpesona?" Tanyanya yang menangkap basah Wendy.
Wendy yang sadar akan Suga yang menatapnya kembali mengubah ekspresi menyelidik. "Apa kau lebih memilih perempuan itu dari pada ponsel mu?" tanya Wendy menggoda.
"Tentu saja," jawab Suga singkat, kemudian mengambil sedotan lalu meminum minuman yang baru saja dihidangkan.
Wendy mendengus kesal atas jawabnya. Entahlah, ia merasa tidak suka dengan jawaban yang dilontarkan Suga. Singkat, padat, jelas. Namun menyakitkan.
Wendy pun mengikuti Suga mengambil sedotan dan menyeduh lemon tea di hadapannya. Mengambil garpu untuk menyantap pancake yang dibalut madu di atasnya.
Wendy mengunyah dengan lahap. Matanya melebar setiap kali mengunya pancakenya. Menikmati setiap gigitan yang di rasakan lidahnya.
Tanpa sadar Suga menyunggingkan senyum di bibirnya. Memperhatikan bagaimana Wendy menikmati rasa pancake kesukaannya. Menonton kebiasaan Wendy yang selalu membelalakan matanya setiap kali makan. lucu. Satu kata yang terlontarkan dari hatinya.
Suga yang menyadari apa yang dirasakannya, memalingkan wajahnya pemandangan di sekitarnya. Namun tetap saja pandangannya berakhir ke Wendy.
Suga memandang Wendy kembali. Entah sudah sekian kalinya ia melakukannya. Memperhatikan rambut, telinga, leher hingga pundaknya. Menarik. Ujung bibir suga pun tertarik sedikit menikmati pemandangannya.
"Percuma, ponsel mu tidak akan kembali," seru Wendy yang menyadari tapan Suga kembali kepadanya.
Suga kembali menunjukan senyumannya sambil mengedarkan pandangannya ke arah pantai. kemudian melihat gelasnya sambil memutar mutarkan gelasnya yang isinya tinggal setengah.
"Bagaimana jika denganku?" tanya Wendy sarkratis.
"Maksudmu?" tanya Suga yang detik itu juga menghentikan gelasnya dan kembali menatap Wendy penuhbmenyelidik.
"Bagaimana jika dibandingkan dengan ku?" tanya Wendy yang mulai sedikit ragu. "Wanita seksi itu, bagaimana jika dengan ku?" tanya Wendy sedikit malu.
"Dia lebih menggoda" jawab Suga singkat.
Wendy menyesal telah menanyakan hal itu pada Suga. Ia menuduk meratapi apa yang telah ia perbuat.
Wendy yang sudah sangat jengah akibat tatapan Suga padanya yang berakhir dengan ke geer an, akhirnya ia memutuskan berdiri dengan tujuan meninggalkan Suga sedirian.
Saat Wendy ingin melewati Suga, tiba-tiba langkahnya terhenti. Suga menari lengan Wendy. Tangan kirinya meraih pinggang Wendy dan tangan yang sisi lainnya meraih tengkuk Wendy.
Dengan secepat kilat, Suga memiringkan wajahnya dan mendekati Wendy. Wendy yang sadar apa yang akan dilakukan Suga, menutup matanya.
Dengan senyum yang mengembang, Suga memberhentikan aktivitasnya saat hanya tinggal satu inchi lagi bibir mereka bertemu.
"201," ucap Suga sambil seringai senyuman penuh arti.
😎😎😎
Oke, this is first chapter.
How? Dapet ngga feel nya.VOTE and COMMENT sangat di butuhkan.
Thankyou guys, see you in the next Chapter 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Not Only Partner || WENGA
Fanfiction[C O M P L E T E D] [18+] > Bagaimana jika kamu mendapatkan misis penting dari bossmu mencari sosok misterius seperti jarum di dalam tumpukan jerami. RALAT! buka boss, tapi ayahmu sendiri. Bahkan kamu akan terjebak bersama pria super duper dingin da...