VOTE -- COMMENT
.VOTE -- COMMENT
.
VOTE -- COMMENT
.
.
.
😎😎😎Sekarang hanya ada Suga, Wendy dan Jimin. Mereka melanjutkan perjalanan mencari jet yang jatuh. Hanya asap yang mengepul menjadi satu-satunya jejak yang mereka miliki.
Mereka berjalan berbaris melewati jalan setapak yg cukup sempit dan di halangi semak-demak belukar bahkan semak itu lebih tinggi dari tubuh mereka bertiga. Suga berada di paling depan, kudian Wendy di tengah, dan yang terakhir Jimin paling belakang.
Seperti biasa, tidak ada satu kata yang keluar dari mulut Suga. Tapi berbeda dengan dua orang lainnya. Wendy dan Jimin sedang menikmati percakapan mereka. Menanyakan latarbelakang jimin dan kenapa jimin mau bekerja dengan keluarga mafia seperti mereka.
"Karena aku tak punya pilihan lain. Waktu itu aku butuh uang, adanya melamar ke tempat kalian," jelas Jimin.
"Kalau kau bisa dan mengerti tentang pengobatan, kenapa ngga jadi dokter aja?" tanya Wendy.
"Saya tidak punya uang untuk sekolah dokter. Ini saya sekolah pramugara karena ada kenalan orang dalam," jawab Jimin dengan wajah yang sedikir murung.
"Tapi sepertinya kau lebih suka mengobati dari pada menjadi pramugara seperti ini," ucap Wendy asal.
"Tentu saja, karena aku menyukai pengobatan, aku diam diam belajar beberapa jenis pengobatan tradisional. Maksudnya tanpa obat-obatan kimia seperti yang kalian kenal, karena aku tidak pernah bisa beli obat apapun, terkadang aku membuat obat dengan racikanku sendiri," jelas Jimin yang mencetak senyum bangga diwajahnya.
"Hmm, setelah kita bisa keluar dari sini, kau akan tetap jadi pramugara atau mengerjar mimpi mu?" tanya Wendy penasaran.
"Mungkin aku akan tetap menjadi pramugara. Aku butuh uang untuk kepentingan keluarga ku. Hanya aku tulang punggung mereka," jawab Jimin penuh senyuman. "Dari pada mengejar yang tak pasti, lebih baik aku melanjutkan yang sudah pasti," lanjut Jimin yang memasam kan senyumannya.
"Semangat Jimin. Karena kau sudah bekerja untuk kami, kalau ada apapun kau bisa neninta jaminan," ujar Wendy menenangkan.
Wendy dan Jimin saling tersenyum sambil mengikiti langkah Suga yang di depannya. Walaupun Suga berlagak seperti tak peduli, tapi ia mendengar semua cerita Jimin. Bahkan saat Jimin bercerita tentang orang tuanya. Kata orangtua yang keluar dari mulut Jimin selalu membuatnya meringis seperti ada sedikit rasa sesak di hatinya.
Obrolan Wendy dan Jimin serasa radio sebagai pengiring mereka selama perjalanan. Seberapa banyak pun Wendy melontar pertanyaan ke Suga, laki-laki itu tetap tak menjawab. Dan pertanyaannya berakhir dijawab oleh Jimin.
"Kau sudah lama kerja dengan kami?" tanya Wendy
"Lumayan. Aku sudah mengikuti beberapa misi kalian," jawab Jimin tersenyum.
"Kau dari awal tahu tentang kami?" tanya Suga akhirnya.
Jimin dan Wendy langsung memandang Suga aneh. Suga yang terasa terimidasi langsung memandang balik mereka.
"Kau bisa bicara?" tanya Wendy sarkastis.
"Kau pikir aku bisu?" tanya Suga mulai sensi.
"Mungkin," balas Wendy enteng.
Jimin hanya bisa melihat kedua majikannya yang selalu melontarkan cek cok yang tak kunjung selesai. Dari pada ia di semprot, Jimin memilih menjadi pendengar saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Not Only Partner || WENGA
Fanfiction[C O M P L E T E D] [18+] > Bagaimana jika kamu mendapatkan misis penting dari bossmu mencari sosok misterius seperti jarum di dalam tumpukan jerami. RALAT! buka boss, tapi ayahmu sendiri. Bahkan kamu akan terjebak bersama pria super duper dingin da...