10. Falling in...

5.2K 605 14
                                    

VOTE -- COMMENT
.
VOTE -- COMMENT
.
VOTE -- COMMENT
.
😎😎😎

Wendy dan Suga sedang berada di dalam jet pribadi milik keluarga Martin. Tidak ada yang berbicara antar keduannya. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Hanya terdengar suara televisi yang entah menayangkan siaran apa.

Seperti tidak ada kerjaan lain, Suga menyibukkan diri melihat majalah. Majalah yang memaparkan berbagai keindahan Brazil. Mulai dari rekomendasi destinasi wisata, restoran, hotel, dan tempat rekomen yang bagus lainnya sebagai perjalanan honeymoon lagi?

Sedangkan Wendy menyamankan dirinya duduk di kursi panjang sambil bermain ponselnya. Sesekali menunjukan kepada Suga seberapa asiknya bermain ponsel, mengingat ponsel Suga masih belum kembali ke tangan pemiliknya. Tentu saja tujuannya untuk membuat iri dan memulai percakapan dengan dirinya, walaupun hanya untuk meminta ponselnya kembali. Karena sekali lagi Wendy sangat bencidengan situasi seperti ini. Seperti tidak ada kehidupan.

Namun, sepertinya rencananya gagal karena Suga tidak terpengaruh sedikitpun. Dasar laki-laki tidak peka! Gerutu Wendy dalam hatinya.

Wendy tidak ingin menyerah. Karena selama ini Wendy yang bergerak lebih dulu. Dia tidak boleh kalah! Ia pun mempunyai rencana untuk mengambil perhatian Suga.

Hanya dengan satu lambaian tangan yang Wendy arahkan ke pramugara, mengisyaratkan untuk memesan makanan. Ia pun berpindah dari kursi yang ia duduki ke depan kursi Suga. Alasannya simple, karena di depan kursi suga terdapat meja untuk makan, sedangkan kursi yang ditempat Wendy sebelumnya hanya seperti sofa panjang. Sehingga membuat mereka duduk dalam satu meja.

Hasilnya tetap. Suga tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Tapi rencana Wendy tidak berhenti sampai disini. Masih ada langkah selanjutnya yang mungkin akan membuat Suga tertarik.

Pramugara itupun sudah berdiri di depan meja Suga dan Wendy. Wendy tidak langsung memesan. Namun tatapannya mengarah ke Suga. Detik itu juga ia melancarkan rencananya.

Wendy memulai membuka tiga kancing bajunya yang paling atas, sehingga buah dadanya terlihat mengintip dibalik bajunya. Pramugara yang tidak sengaja melihatnya langsung menelan ludah dan buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain. Namun, respon tindakan pramugara itu sangat berbeda dengan Suga.

Suga masih tetap membaca majalah di tangannya. Tidak menoleh sedikitpun ke arah Wendy. Ekspresi yang tercetak di wajahnya pun hanya datar seperti tidak ada masalah apapun.

Wendy yang merasa tetap tidak dihiraukan langsung mengambil menu makanan yang masih di pegang pramugara itu.

"Sandwitch tuna and coffee," ucap Wendy ke pramugara itu.

Pramugara yang sudah mendapatkan pesanan, akhirnya pergi dari hadapan Suga dan Wendy. Wendy yang masih belum menyerah dengan rencananya akan melakukan tindakan selanjutnya.

Karena Suga sibuk membaca majalah yang di letakkan di atas meja, Wendy pun ikut melipat tangannya di atas meja. Memposisikan tubuhnya benar-benar menghadap Suga. Sedikit membusungkan dadanya dan membiarkan buah dadanya lebih terekspose untuk sedikit menggoda Suga yang akan membuat semua laki-laki lapar.

Sekitar satu menit telah berlalu, namun Suga tidak kunjung menghiraukan Wendy yang jelas-jelas di hadapannya. Dan detik itu juga Suga telah berada di halaman terakhir majalah. Wendy menunjukan senyum kemenengannya. Karena sesaat lagi mungkin Suga akan melihat nya.

Suga yang sudah selesai membaca majalah itu pun menutup majalahnya dengan tenang dan menggeletakkan begitu saja di atas meja. Kemudian ia berdiri dan melangkah meninggalkan Wendy yang duduk menghadapnya.

[✔] Not Only Partner || WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang