⌕ chapter 3: seleksi tes interview

1.9K 165 17
                                    

Hari sabtu seharusnya Hani bersantai-santai di rumahnya setelah dari hari senin sampai jum'at sekolah. Tapi nyatanya bersantai-santai dalam angannya harus pupus karena di hari bermalas-malasannya ia harus mengikuti tes interview. Bisa saja ia mangkir untuk datang, tapi di pikir lagi bisa malu juga ia jika lepas dari masalahnya saat ini. Hani bukan orang yang lagi begitu saja, ia akan menghadapinya.

Hani masih dibuat bingung mengapa harus ada tes interview segala, seperti mau melamar kerja saja.

Saat beberapa calon pengurus Osis telah berkumpul dan di perintahkan untuk masuk kelas, disana dibagikan kelompok. Hani mendapat bagian kelompok terakhir bersama dengan Jeno, Jaemin, Taeri dan juga Jisung.

Ada enak dan tidaknya masuk kelompok terakhir, enaknya ya tentu saja Hani tak terlalu gugup karena bukan mendapat kelompok pertama, saat ini ia masih bisa mempersiapkan mentalnya. Tapi tidaknya enaknya ya menunggu giliran, satu kelompok saja membutuhkan waktu yang cukup lama apalagi ia saat di kelompok terakhir. Akan sampai kapan ia menunggu?

Dan lebih menyebalkannya lagi, ia harus satu kelompok dengan Jisung yang menyebalkan. Sedikit aneh dan juga tak percaya melihat Jisung ternyata mengikuti perekrutan pengurus Osis.

“Lama bener deh.” kesalnya masih menunggu beberapa kelompok lagi.

Jisung melirik, “Kagak sabaran banget lo!”

“Apaan sih lo?” hardik Hani karena mendapat lirikan meremehkan dari Jisung.

“Lo yang apaan?”

“Njir lo budeg ya?”

Tak terima, Jisung berdiri dari kursinya memandang lekat Hani yang berada di depannya. “Lo ngajak gue berantem? Pake ngatain gue budeg segala.”

“Berarti lo tuli.”

“Njir lo ogeb.”

“Lo gila.”

“Lo bangsat!”

Taeri sudah tak tahan lagi melihat perseteruan antara Hani dan juga Jisung, ia menarik Hani agar menjauh. “Lo berdua bisa tenang gak sih, mumet pala gue liat kalian ribut terus.”

“Dia yang mulai duluan sih.” adu Hani.

Lagi-lagi Jisung tak terima, “lo yang mulai duluan!”

“Elo.”

“Lo dodol.”

“ITU KELOMPOK DUA BELAS RIBUT MULU, MAU SAYA CORET NAMANYA?” teriak Johny yang sedari tadi hanya diam, Hani tak menyangka ternyata jika kakak kelas osis marah lebih menakutkan dati bayangannya.

Seketika saja Hani dan Jisung bungkam, lebih memilih untuk kembali duduk dengan tenang menunggu giliran.

.....

Saat giliran tiba, kelompok Hani segera berbaris dan mengikuti tes interview setelah sekian lama menunggu. Awalnya mereka memasuki ruang pertama yang merupakan post tes IQ, ada banyak pertanyaan membingungkan disana seperti semisal dekat namun tak bisa di lihat. Hani pikir jawabannya Hantu atau mantan tapi ternyata jawabannya adalah telinga.

Dan ternyata baru disitulah Hani terpikir.

Post kedua itu mengenai keagamaan dan juga kewarga negaraan, ada beberapa pertanyaan umum yang di suguhkan.

Sementara post ketiga yaitu post tes bakat, disini lha para perserta menunjukkan kebolehannya. Ada yang bernyanyi, menari dan lain-lainnya. Hani melakukan monolog meskipun seperti orang gila karena harus berbicara sendiri.

“Kamu bagus, sering belajar monolog ya?”

“Enggak kak. Kebetulan minggu kemarin ada di pelajarannya hehe.”

OSIS | Park Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang