⌕ chapter 7: penyampai pesan

1.4K 122 37
                                    

Hani terkejut ketika tiba di Sekolah ternyata yang akan pergi memenuhi seminar kali ini diantaranya para pengurus inti hanya dia yang bukan.

Sejujurnya ini membuat Hani gugup dan merasa tak enak. Tapi ia juga tidak bisa pulang begitu saja, karena ia sudah setuju untuk ikut seminar kali ini tanpa tahu jika Taeri, Ara, Ama dan lainnya tidak ikut pergi.

“Gak papa Han, justru sangat bagus ada kamu.”

“Iya, lagian Mark sama Haechan juga gak jadi dateng. Kita yang berangkat cewek semua hehe.” tambah Heejin memberitahu Hani.

Pukul delapan pagi barulah mereka berangkat bersama, dan tak butuh waktu lama juga untuk sampai di tempat tujuan. Mereka sampai disebuah seminar yang di adakan oleh pihak persatuan Osis. Ada beberapa kegiatan juga yang cukup menambah wawasan.

Hani sangat beruntung dapat mengikuti kegiatan saat ini, bahkan ia bersama beberapa pengurus inti yang merupakan sekretaris serta bendahara, sedang ketua osis Mark dan juga komite kedisiplinan Haechan tak ikut karena ada keperluan lain. Tapi Hani tetap sangat senang ketika mengenal banyak inti pengurus Osis dari sekolah lain yang ikut kegiatan seminar saat ini.

“Ini jadi pengalaman yang bagus, ada untungnya kamu ikut juga Han.”

Hani mengangguk setuju.

Acara tak berlangsung lama karena di jam dua siang, sudah waktunya penutupan.

Hani pulang bersama rombongannya, mereka tentu saja kembali ke Sekolah lalu setelahnya menelpon orang tua untuk di mintai jemput.

Begitupun dengan Hani.

Tapi sayangnya orang tuanya tak bisa datang menjemput, Heejin sudah bertanya pada Hani berkali-kali, “Udah ada yang jemput?”

“Udah kak, masih dijalan.” bohongnya karena tentu saja ia tak ingin merepotkan yang lainnya.

Hani berencana ketika para kakak kelasnya itu telah pulang barulah ia akan pulang dengan menggunakan kendaraan umum.

“Eh, lo ke Sekolah?” Jisung berjalan mendekati Hani, saat ini ia memakai kaos tim eskul basketnya. Memang hari ini ia ada jadwal latihan untuk turnamen bulan depan.

“Lo sendiri?”

“Gue ada latihan, oh.. Lo ikut kegiatan itu ya, gimana tadi seru?”

Hani memandang Jisung curiga pasalnya lelaki itu bersikap santai terhadapnya padahal biasanya selalu berdevat dan ujungnya ribut. “Seru sih, bikin wawasan gue juga nambah. Lo rugi karena gak ikut.”

“Gue juga mau ikut, cuman latihan lebih penting sekarang soalnya mau turnamen. Kayaknya juga nanti gue gak bakal sering kumpul Osis apalagi ikut kegiatan lainnya.” ujar Jisung sedikit terlihat sedih.

Tapi justru Hani tertawa kecil, “Bagus dong tandanya lo gak bisa ngajak ribut sama gue lagi.”

Jisung mendengus sebal, ia bahkan menoyor dahi Hani membuat kini Hani yang menekuk wajahnya sebal, “Seneng banget ya lo tahu gue gak akan kumpul lagi.”

“Oh iya dong jelas.” sebenarnya ini hanya candaan. “Semoga turnamen lo berjalan lancar ya, kalo perlu harus menang biar banggain nama sekolah.”

“Pasti dong.”

Karena sudah tidak ada hal yang perlu dibicarakan lagi, Hani pun pamit untuk pulang. Tapi baru saja kakinya melangkah, Jisung sudah menahannya dan bertanya “Pulang sama siapa?”

“Sendiri.”

“Gue anterin balik. Bentar gue bawa motor dulu di parkiran.”

Hani menggeleng cepat, “Tapi kan lo lagi latihan.”

OSIS | Park Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang