01. Hari Pertama, Kelas 10-4

1.5K 100 41
                                    

Jaehyun mendengus saat memasuki dan memandang sekeliling kelas baru yang akan dia tempati untuk setahun ke depan. Di pojok belakang sebelah kiri sudah ada tiga manusia yang memperlihatkan raut muka berbeda.

Seokmin nyengir sampai semua giginya terlihat, sementara di depan cowok itu ada Mingyu yang barusan menepuk jidat dan mendesah pasrah, dan ada satu lagi manusia, matanya agak bulat, berbinar, Yugyeom mengangkat sebelah alisnya.

"Gue cuma bisa berdoa biar yang tiga lagi nggak masuk kelas sini." Jaehyun melemparkan ranselnya tepat di sebelah Seokmin, yang kemudian ditanggapi dengan tawa cowok itu.

"Tadi kita sengaja nggak liat nama-nama orang lain selain nama sendiri di papan, tapi ya tetep aja kalo jodoh nggak bakal kemana, Jae." Yugyeom ber-haha di akhir kalimat.

"Tapi tadi gue nggak sengaja liat namanya Bambam di daftar kelas ini," Seokmin berkata, "Kunpimook Bhuwa-bhuwa apa gitu gue lupa. Namanya susah anjay."

"Yeeee si tolol." Mingyu menoyor kepala Seokmin sampai cowok itu mencak-mencak sendiri.

Setelah itu terdengar bunyi pintu berderit dibuka, dan betapa shock-nya manusia-manusia itu melihat seonggok tulang berjalan dengan raut sepolos bayi.

"Apa?" Tanyanya bingung sambil menggaruk pipi setelah dia sampai di depan meja Jaehyun dan Seokmin, kemudian melirik dua orang lagi yang duduknya berseberangan, Mingyu dan Yugyeom. "Pada ngapain di sini?" Tanyanya kemudian.

Seokmin yang tadinya masih senyum-senyum sekarang malah kelihatan mewek. "Kenapa sih, Minghao, lo lo lagi lo lo lagi?" Tanyanya dramatis.

"Apa sih, Min? Tadi juga kenapa ninggal gua? Bayar ojeg mahal, tau!"

Seokmin mencibir ucapan Minghao tanpa membalas, dasar maunya gratisan!

"Ya masa kita sekelas lagi, sih." Jaehyun menendang kursi di depannya, kursi punya Mingyu.

"Santai setan." Mingyu yang ditendang kursinya jadi tidak terima dan melempar papan namanya ke wajah Jaehyun.

"Lo pada di kelas ini juga?" Sebuah suara familiar membuat mereka menoleh, melihat pada seseorang yang merengsek masuk ke bangku di samping Mingyu, samping jendela, membuat yang diterobos bengong.

"Lo di sini, Kook?" Yugyeom mengernyitkan dahinya.

"Nih, gue di samping Mingyu." Jungkook menjawab tidak perduli dan merebahkan punggungnya ke dinding.

Seokmin sudah menatap teman-temannya itu dengan ngeri, dan saat bertatapan dengan Minghao, bahunya sedikit berjengit, tiba-tiba ingat pada doa Minghao beberapa hari setelah mereka lulus SMP waktu itu.

"Woohooooo everibadiiiiiiiih!"

Teriakan nyaring kelewat bersemangat itu lagi-lagi mengagetkan mereka. Disusul wajah menyebalkan yang langsung duduk di samping Minghao, di belakang Yugyeom.

"Senang akhirnya kita kumpul-kumpul lagi setelah sebulan kemaren pada banyak banget alibinya kalo diajak kumpul. Tai bebek emang lo semua cuih!"

Minghao menutup kupingnya, panas sendiri mendengar serentetan kalimat tidak berfaedah dari cabai setan di sebelahnya.

"Bacot, Bam. Itu mulut dilakban dulu aja dah!" Yugyeom sudah melemparkan pulpen merahnya dan kena tepat di dahi Bambam. Membuat yang dilempari berdiri dan menoyor kepala si pelaku dengan sangat kencang.

"Monyet emang lo gabisa liat temen seneng dikit!" Maki Bambam kemudian.

"Lo sih, Hao, pake doa minta kita disekelasin lagi! Bosen gua setaun nempelin lo semua terus." Seokmin berdecak, menyenggol lengan Jungkook yang ada di mejanya. "Woy jangan tidur!"

***********

Jungkook baru tahu kalau ternyata teman-teman seangkatannya di SMP dulu juga banyak yang masuk ke sekolah ini, sekolah yang sudah dia dan teman-teman satu gengnya incar dari awal. Di kelas bahkan ada sembilan dari dua puluh empat murid yang berasal dari SMP-nya dulu.

Jungkook sih tidak masalah apalagi teman sekelasnya itu ada yang pintar sekali seperti Choi Yu Na atau yang dari dulu dipanggil Yuju. Juara umum di SMP-nya. Yeah, namanya teman, kapan-kapan kan pasti saling membutuhkan.

Dan yang Jungkook baru tahu lagi setelah tadi Bambam bercerita, kelasnya ini ternyata diisi oleh murid-murid yang lahir di tahun yang sama dengannya, 1997. Semuanya, dari nomor absen satu sampai dua puluh empat, lahirnya tahun 1997.

Agak aneh, sih, karena biasanya setiap kelas pasti diisi oleh murid yang tahun kelahirannya berbeda-beda. Paling tidak ada yang beda satu atau dua tahun, mungkin yang beda itu lebih muda atau lebih tua.

Tapi Jungkook sih tidak peduli. Yang penting di hari pertama ini dia sudah merasa cukup nyaman dengan kondisi kelasnya, 10-4. Kelas paling pojok dekat taman yang sejuk sekali walaupun tanpa pendingin ruangan.

Dia jadi bisa tidur tanpa akan merasa kegerahan.

*******

97 Liners: BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang