07. Kenyataan Memang Lebih Sering Pahit

403 35 16
                                    

Assalamualaikum.

*****

"Jungkook, dicari kakak kelas," Cewek berpipi bulat yang tidak sebulat Jamie—Park Jimin yang duduknya di depan Hyunbin, anak sekelas sengaja memanggilnya begitu—berdiri di samping meja Mingyu.

"Siapa, Jeong?" Mingyu yang bertanya dengan penasaran, sedangkan yang dipanggil belum juga mengangkat kepalanya dari atas meja.

Sujeong menggaruk pipi. "Kak Jimin?" Jawabnya ragu. "Yang pipinya gembul deh, cakep kayak gue!"

Mingyu menahan senyum melihat Sujeong yang kepedean sambil mengibaskan rambut panjangnya. "Pede banget?"

Sujeong cuma manyun dan mengetuk permukaan meja samping telinga Jungkook. "Lo ditungguin tuh, Kook."

"Suruh masuk aja, sih, Jeong." Masih Mingyu yang menanggapi.

"Dih lo mah nyuruh-nyuruh mulu, Gyu!"

Kesal cewek itu lalu berbalik sambil menghentakkan kakinya.

"Ih gemay deh, ngambek." Mingyu cekikikan sendiri.

"Hai, Gyu!" Jimin berjalan riang menuju tempat duduk Mingyu.

Mingyu yang disapa jadi ikut tersenyum melihat kakak kelasnya itu, lucu sekali.

"Hai kak Jim." Dan mereka berhighfive.

"Em, bisa tukeran tempat bentar nggaaa?"
Mingyu bisa merasakan jantungnya berdebar menyenangkan saat mendangar suara mendayu yang lucu dari Jimin. Imut sekali ugh.

"Bisa kak, bisa. Apa sih yang nggak bisa buat kak Jimin? Apa aja aku jabanin, deh!"

Lalu ketukan bolpoin di kepala dirasakannya. "Ayo kantin!" Seokmin menarik lengan Mingyu yang masih duduk. Lalu mempersilahkan Jimin duduk di bangku cowok kelebihan tulang itu. "Silahkan kakak cantik!"

"Ih gue cowok, tau!" Jimin mengerucutkan bibirnya.

"Hehe, abis cantik banget!" Mingyu masih sempat menimpali walaupun cowok itu sudah ada di pintu kelas, dan menghilang cepat akibat tarikan paksa dari Seokmin.

"Kookie,"

Jungkook merasakan tepukan pelan pada pundaknya. Dia tahu itu siapa, tapi tetap diam.

"Kook, ih, bangun dong!"

Tepukan itu berubah menjadi guncangan, sedikit memaksa dan Jungkook cuma bisa berdecak dalam hati, tidak terang-terangan. Dia memiringkan kepalanya, memperlihatkan sisi bagian kiri wajahnya.

"Hm?" Dengan mata yang terbuka sedikit sekali, lalu sedetik kemudian terpejam lagi.

"Bangun jelek! Nyebelin banget, sih!" Jungkook bisa melihat walaupun samar, bibir di depannya mengerucut.

Kemudian kerkekeh, dia mengangkat kepala dengan tangan kanan yang menyangga. "Kenapa, Jim?"

"Ih panggil 'kak' dong!" Sungut cowok imut yang semakin mengerucutkan bibirnya. "Mau konfirmasi kehadiran buat ntar malem."

Alis Jungkook mengerut.

"Wonu nggak ada bilang kalo nanti malem ada acara di rumah gue?"

Jungkook diam sebentar, kemudian bibirnya membentuk huruf O kecil. "Ada, sih. Acara ulang tahun nikahan Ayah sama Bunda, kan?"

Jimin dengan rambut poninya menganggu semangat. "Tul sekali Jungkookieeeee!" Mencubiti pipi Jungkook yang semakin berbentuk, tirus, tidak chubby lagi seperti dulu.

Jungkook sih diam saja dibegitukan, bibirnya senyum sedikit malah, asal Jimin senang. Mau sampai pipinya melar lebar juga ikhlas saja kalau untuk Jimin.

97 Liners: BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang