11. Meeting Point

398 23 7
                                    

"Bam, kok lo jadi tinggian sih?" Yugyeom melirik tajam ke pucuk kepala Bambam, telapak tangannya bergerak mengukur tingginya yang sekarang lebih pendek dari Bambam.

"Apaan sih, emang dari dulu tinggian gua!" Sangkal Bambam yang kemudian menghindar dari tangan Yugyeom yang sudah menekan-nekan kelapanya.

"Berenti tumbuh, kek!" Gerutu Yugyeom, yang dibalasi decakan geram dari Minghao.

Minghao meletakkan penanya. "Lo minum obat peninggi badan sana biar makin tinggi, biar ga berisik mulu!" Melirik sinis Yugyeom yang sudah manyun karena ditegur.

Bambam jadi menghampiri Minghao, duduk di samping cowok itu agar dia tidak diganggu oleh Yugyeom lagi. "Ngapain, Hao?" Tanyanya.

"Nyalin PRnya Eunwoo. Gue belom ngerjain tiga nomer." Jawab Minghao singkat.

Bambam bengong, Yugyeom yang tadinya mau duduk di bangku Mingyu jadi ikutan bengong dan menggaruk dagunya.

"Emang ada PR?" Tanya mereka berdua serempak.

"Ada MTK kan, semalem di grup bukannya Jaehyun udah ngasih tau?"

"Ngasih taunya jam berapa?" Bambam bertanya lagi.

"Jam 8an. Pas Seokmin ngechat." Minghao menjawab.

"Lah gue dah tidur." Bambam menggaruk hidungnya.

"Jam segitu gue masi maen PS." Yugyeom akhirnya duduk.

Dua detik kemudian mereka berdua heboh mencari buku PR Matematika dan merapat di kanan dan kiri Minghao. Yugyeom sampai melompati tas Jiho yang cewek itu taruh di bangkunya.

Minghao sudah mau marah-marah kalau saja dia tidak ingat bel masuk sudah tinggal sepuluh menit lagi dan masih ada satu jawaban yang harus dia salin. Akhirnya dia pasrah dipepet dua orang menyebalkan yang bukannya sibuk menyalin PR malah sibuk berebut buku Eunwoo. Moodnya menyontek jadi hilang.

Eunwoo yang dari tadi diam akhirnya sadar bukunya dibuat rebutan, dengan cepat dia berjalan ke meja Minghao dan menggeser tubuh Yugyeom menjauh, cowok itu terbanting sampai pantatnya mendarat di bangku milik Donghyuk. Untung orang yang punya bangku belum datang.

"Nyonteknya gausah rusuh astaga, buku gua lecek!" Eunwoo merebut bukunya dan mengamankan dalam dekapannya di dada.

"Ih apaan sih ini kita lagi nyalin!" Bambam jadi sedikit sewot.

"Hao, udah selesai?" Eunwoo melirik buku Minghao yang ternyata masih menyisakan satu nomor yang kosong.

"Blom, satu lagi. Kalo mau diambil bukunya gapapa kok, Woo. Daripada buku lo rusak. Maaf ya." Kata Minghao sambil cemberut.

"Eh enggak gitu, gapapa nih kalo mau liat lagi gue kasih. Tapi jangan dilecekin." Eunwoo jadi tidak enak melihat ekspresi Minghao yang asam begitu.

"Gausah, ntar gue liat Mingyu aja yang bukunya emang udah lecek." Minghao menutup bukunya.

"Ngambek bego dia, lo sih rusuh!" Bambam berbisik dan menunjuk Yugyeom sambil melotot.

"Lu anjir dari tadi gamau diem!" Yugyeom yang tidak terima disalahkan pun menunjuk balik Bambam.

"Diem dong ah!" Minghao yang sudah betulan malas melirik mereka berdua bergantian, lalu ke Eunwoo. "Sana Woo bawa buku lo, gak bakalan aman tuh buku kalo di kasihin ke kita-kita. Pada suka gatau diri kalo nyontek."

Bambam jadi memutar mata mendengar ucapan Minghao yang diangguki oleh Eunwoo, tidak terima, tapi memang benar sih. Dulu waktu SMP buku Bahasa Inggris Minghao pernah sobek gara-gara Yugyeom, Bambam, Jungkook, dan Seokmin berebut menyalin tugas.

97 Liners: BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang