08. Toko Buku

347 32 5
                                    

Biar gak bingung sama posisi duduk mereka ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biar gak bingung sama posisi duduk mereka ya. Nih aku kasih denah. Maapin aku kalo ancur wakwakwak, aku asli gabisa edit2 poto.

*******

Niatnya hari ini Minghao mau mengajak Jungkook atau Jaehyun untuk ke toko buku, tapi niat itu diurungkan saat melihat bagaimana lesunya wajah Jungkook. Memang anak itu tidak pernah terlihat bersemangat kecuali saat pelajaran seni dan olahraga, tapi setidaknya tidak seloyo ini. Auranya benar-benar seram. Bahkan dari tadi dia sama sekali tidak bicara, padahal Seokmin, Mingyu, dan Bambam sudah melawak selucu-lucunya. Tapi tetap saja, Jungkook diam.

Dan Jaehyun, tadi mendadak ditarik oleh cewek yang duduk di depannya, Jiho. Katanya akan ikut pendaftaran untuk anggota OSIS. Begitu-begitu Jaehyun suka ikut organisasi dari dulu. Tapi ya begitu, cuma penasaran lalu madol seenak jidatnya. Begitu.

Jadilah dia di sini, di dalam lift mall dekat sekolah bersama cowok kelebihan kalsium yang sukanya nyemil batu-bata, Mingyu.

"Lo ngapain nemplok di kaca kayak cicak gitu sih, Gyu?" Tanyanya saking sebalnya melihat kelakuan Mingyu yang tiba-tiba menempelkan pipi dan tangannya pada kaca lift dengan muka disedih-sedihkan.

Belum dijawab, lift berdenting dan pintunya terbuka. Minghao tidak perduli lagi pada Mingyu dan langsung keluar, tapi Mingyu tetap mengikuti. Langkahnya pelan.

Sesampainya di toko buku, Minghao langsung menuju rak yang berisikan novel.

"Gyu, ambil tas buku di ujung situ deh, gue mau belanja banyak." Suruhnya tanpa basa-basi, tapi Mingyu menurut.

"Mau beli apa aja emang?" Mingyu menggeser posisinya lalu menarik satu tas yang dimaksud Minghao tanpa susah payah, tangannya panjang memang.

"Novel buat gue, komik buak Seokmin, kamus bahasa inggris buat Jungkook, sama buku resep buat lo, biar makin semangat masakin gue." Minghao terkekeh di ujung kalimatnya.

Mingyu cuma cengir-cengir, lalu mengusak rambut Minghao yang kalau dirasa-rasa justru semakin lembut dari terakhir kali dia menyentuhnya.

Selesai dengan novel, Minghao kemudian meraih tangan Mingyu untuk ditariknya ke bagian komik. Menatap sekitar, Minghao menghela napas. "Gue lupa tadi Seokmin nitip komik apa,"

Mingyu menepuk dahinya pelan. "Coba inget-inget dulu,"

Minghao diam sebentar kemudian berdecak. "Ih engga inget, Ming-uuuuuu!" Bibirnya dikerucutkan.

"Yaudah gue telpon si kuda, deh." Mingyu mengambil ponselnya dan langsung menelepon Seokmin saat kontak cowok itu ketemu. "Signalnya susah, nih. Gue keluar dulu, ya, lu jangan kemana-mana. Awas ngilang!"

Minghao cuma mengagguk dua kali dan Mingyu langsung berlari kecil ke luar toko buku.

Mingyu melihat signal di ponselnya setelah tepat berada di depan pintu keluar toko. Lumayan, katanya dalam hati.

97 Liners: BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang