04. Mingyu Selalu Suka

631 52 26
                                    

Hari Jum'at memang hari merdekanya anak sekolah. Jam perlajaran hanya sampai setengah hari, dan mereka boleh pulang.

Jungkook menaruh mangkuk kaca ukuran besar yang berisi popcorn ke meja ruang santainya, ini sudah ketiga kali dia isi ulang popcorn buatan sendiri itu.

Minghao tiduran di atas karpet di sebelah Jungkook. Mendorong kencang lutut cowok itu karena menduduki rambutnya.

"Minggiran, Hao." Jungkook menegur Minghao santai. Dibalas dengan Minghao yang menggeser bantalnya menjauh dari kaki besar Jungkook.

"Kook, nanti kalo pergi AC matiin. Gue mau tidur." Suara dari lantai atas membuat enam dari tujuh orang di sana menoleh.

"Yo," Jungkook menyahuti tapi tidak menoleh, sibuk dengan stick PS di tangannya.

Mingyu yang melihat tanda kehidupan di atas sana tersenyum lebar sekali. Pipinya sudah merona tiba-tiba.

"Eh, kak Wonu. Kirain gak di rumah." Sapanya sambil dadah-dadah. Membuat yang tadi menjulurkan kepala untuk melihat adik sepupunya langsung melengos pergi dari sana. Tidak mengindahkan sapaan ramah dari adik kelasnya itu.

"Yah dikacangin," Celetuk Seokmin, dia bersama Bambam dan Yugyeom sudah tertawa keras sekali sambil menepuk-nepuk punggung Mingyu.

Sementara adik dari korban modusan Mingyu itu cuma bilang 'wakwak' tanpa menoleh sedikitpun, karena sedang tanding bola dengan Jaehyun.

Mingyu berdecak. "Dia segitunya gak suka gue apa gimana, sih?"

"Emang." Jungkook menanggapi setelah melempar sticknya. Tersenyum lebar karena berhasil dua kali mengalahkan Jaehyun.

"Lo kurang ganteng kali, Gyu." Minghao bangun dari tidurannya, meringsut duduk di dekat kaki Mingyu yang duduk di sofa.

"Kurang usaha dia, tuh." Jaehyun mendengus. "Modus mulu tapi nggak ada usahanya ya buat apa."

"Tau lu, Gyu. Badan doang gede. Ngajak jalan kucing anggora aja gak berani." Yugyeom menimpali.

"Kucing anggora katanya, hahahaha." Mingyu tertawa.

"Lu tuh kalo usaha yang serius, orangnya udah di depan mata juga." Bambam tidak bisa untuk tidak ikut mengomentari Mingyu. "Model kak Wonwoo gini ya, mana mau ngeladenin omongan gak ada isinya dari lu? Dia butuh perjuangan coy!"

"Yang serius, Gyu. Kayak pas lo dulu ngumpulin duit buat beli selusin majalah Playboy. Kebeli kan? Walopun akhirnya dibakar nyokap lo." Seokmin tertawa paling keras atas ucapannya sendiri, sampai berdiri sambil joget bang jali cuma karena ingat aib dari sahabatnya sendiri.

"Kaco emang otaknya dari lair." Jungkook menimpuki Mingyu dengan popcorn.

"Kook, jangan nyampah!" Teriakan dengan suara yang sangat disukai Mingyu terdengar lagi. Membuat si terbully mendongak lagi.

Wonwoo tengah berjalan menuruni tangga dengan gelas susu digenggamannya.

Mingyu tidak berkedip, menatap cowok dengan ekspresi sedatar kaca itu berjalan melewatinya. Kemudian dia berdiri saat punggung Wonwoo hilang dibalik pintu dapur.

"Sana samperin!" Yugyeom mendorong pundak Mingyu.

"Keburu pergi, tuh kakaknya!" Minghao giliran mendorong betis Mingyu gemas. Dia sudah mendesis dari tadi.

"Sana bego, samperin!" Bambam memang isi mulutnya kotor semua, tapi kali ini dia tidak salah, sih.

"Gue—" Mingyu gelagapan saat dicecar teman-temannya. "..Takut." Mencicit di akhir kalimatnya, lalu duduk dengan dramatis di sofa. Mengangkat lulutnya ke atas dan menopang dagu di sana.

"Cupu!" Jungkook menghadiahi lagi segenggam popcorn ke muka Mingyu.

"Adeknya udah ngerestuin loh, Gyu!" Jaehyun menabok paha Mingyu keras. Sampai si empunya kesakitan. Habisnya dia gemas sendiri dengan si tukang modus minim aksi ini.

Yang lainnya jadi ikutan menyoraki sambil melempar apa saja benda tidak keras ke arah Mingyu.

"Nanti bersihin tuh popcorn,"

Tapi tiba-tiba senyap saat orang yang jadi objek dari pembullyan Mingyu lewat lagi, kembali menaiki tangga dan menuju kamarnya.

"CUPU!" Teriak keenam orang di sana. Membuat Mingyu menutup kupingnya rapat.

***

Entah dari kapan, Mingyu sudah memperhatikan kakak kelasnya dari SMP itu. Sepupu dekat--yang dari kecil sudah dianggap kakak-- sahabatnya sendiri, Jeon Jungkook. Dia menyukai cowok itu, bahkan sebelum dia kenal Jungkook di kelas delapan. Wajah dingin tanpa ekspresi yang menurut Mingyu malah manis sekali, saat pertama kali lihat pun dia sudah suka.

Apalagi Mingyu dengan resmi dikenalkan oleh Jungkook kepada Wonwoo setelah cowok bergigi kelinci itu bilang kalau dia dan Wonwoo sepupuan, dan tinggal bersama dari kecil. Jadi, yah, Mingyu beruntung.

Katai Mingyu apa saja yang ada di kepala kalian, karena, alasan utama Mingyu memilih SMA nya sekarang adalah karena Wonwoo sekolah di sana, alasan karena ada teman-temannya menjadi pendukung ke dua.

Kurang ajar memang.

Tapi teman-temannya tidak marah, kok. Karena mereka pun memiliki alasannya sendiri untuk sekolah di tempat yang sama. Tidak masalah jika mereka pisah sekolah, toh, bagi mereka dunia masih sangat jauh dan luas.

Bersama-sama bukan berarti harus bergantung pada setiap hal, kan?

Saling terbuka bukan berarti harus memaksakan privasi, kan?

Dan Mingyu tahu, masih jauh sekali baginya dan teman-teman untuk lebih memahami satu sama lain.

Mereka berbeda, dan tidak akan pernah menjadi sama. Sudah dari sananya sifat-sifat yang mereka bawa tidak akan berubah, untuk hal apapun.

Makanya Mingyu selalu berusaha untuk melakukan semuanya sendiri, ini itu sendiri, sampai dia bisa melakukan apa saja sendiri sekarang.

Tidak tergantung dalam hal apapun bukan berarti menutup kemungkinan untuk saling membantu juga, sih. Mereka bertujuh selalu saling membantu, mendukung apa saja yang mereka lalukan selama itu baik. Dan Mingyu akan selalu menjaga hubungan pertemanan yang seperti itu. Tidak perlu banyak-banyak anggota, yang penting bisa saling bekerja sama dan membawanya pada hal-hal baik.

Seperti saat dia galau sekali, dua minggu lalu. Karena Wonwoo tentu saja. Cowok itu dibonceng pakai motor oleh seseorang, diantarkan sampai ke depan pintu rumah, tepat tengah malam.

Mingyu memang sedang menginap di rumah Jungkook dengan yang lainnya, mereka ada di ruang santai saat itu, main game sepuasnya.

Lalu Mingyu lihat Wonwoo yang tersenyum lebar sekali kepada cowok yang mengantarnya, dan berteriak 'hati-hati di jalan' sambil dadah-dadah.

Mingyu yang tadinya senang sekali karena menang game, jadi berubah murung dan teman-temannya menyadari hal itu.

Mingyu jadi digiring ke kamar Jungkook, dihibur habis-habisan oleh mereka sampai Seokmin yang jadi sasaran, coretan spidol warna-warni menghiasi wajahnya.

Tapi Mingyu tahu Seokmin senang, selama cowok itu bisa menghibur teman-temannya, Seokmin akan merasa senang. Dia pernah bilang begitu dulu, waktu mau Ujian Akhir. Dan saat itu Jungkook tiba-tiba menangis, anak itu diam-diam rapuh juga.

Sampai mereka bilang, kalau Mingyu serius suka, harus dikejar, pertahankan sampai dapat. Meski Mingyu memang orang yang penakut, sebenarnya hanya pada Wonwoo, nyalinya langsung ciut begitu berhadapan dengan cowok emo itu.

Tapi seemo-emonya Wonwoo, Mingyu tetap suka, selalu suka malah.

Jadi Mingyu mau bilang terima kasih kepada teman-temannya yang sudah setia menyemangatinya, meskipun caranya dengan menghina. Tidak apa-apa, Mingyu tahu mereka perduli.

*************

Hi, hello. Aku lagi rajin nih, ya.

Semoga feelnya dapet, deh. Hehehehe.

Voment jangan lupa! ;)

97 Liners: BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang