Pergi.
Iya, saya pergi Elegi.
Bukan hanya dari kamu,
melainkan dari kota ini.
Kota dan sejuta kenangannya tentang kamu.
Saya bukannya pengecut hingga harus pergi,
namun kebetulan semesta juga ikut mengerti.
Elegi,
mungkin sampai kapanpun surat ini takkan sampai ke tangan kamu,
mungkin sampai kapanpun kamu tidak akan pernah tau ada seseorang yang menulis surat untuk kamu.
Tetapi,
Elegi,
Biarkan begini.
Saya ingin pergi,
bersama memori yang masih menari-nari.
Saya harap dengan kepergian ini,
saya bisa menghentikan kamu yang terus menghantui saya.
Elegi,
Terimakasih untuk segenap rasa ini.
Meski kamu tidak tau bahwa disini saya mencintai.
Selamat tinggal kota kenangan.
Dan, selamat tinggal Elegi.
—Roman Anggara, 28 Desember 2017.
—Surat terakhir dari sosok yang diam-diam mengagumi dan mencintai—
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat dari Roman
Poetry[Completed] [15/15] Katanya, seseorang yang menulis surat untuk orang terkasihnya itu, kuno. Tapi bagi Roman, menulis surat cinta itu adalah hal yang menyenangkan. Katanya, seseorang yang menulis surat untuk orang terkasihnya itu, cupu. Tapi bagi Ro...