03 Kencan?

45.5K 3.4K 133
                                    

"Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu."

(HR. Ahmad)

***

Teet Teet Teet

Bunyi bel sebanayak tiga kali yang begitu memekakkan telinga menjadi tanda istirahat. Kantin yang semula sepi, kini menjadi ramai, para siswa berebut untuk mengisi perut sebelum memulai kembali proses pembelajaran.

Alesha tetap diam di kelas, lebih memilih membawa bekal di rumah daripada makan di kantin, karena menurutnya hal tersebut lebih hemat. Namun sayangnya, bekal yang sudah ia siapkan tadi pagi justru tertinggal, membuatnya terpaksa harus menahan lapar dan hanya mengganjalnya dengan air putih yang juga dibawanya dari rumah.

Dan yang memperparah adalah ketika ia juga tidak membawa uang jajan sama sekali, padahal Alesha selalu membawa uang lebih untuk berjaga-jaga. Entah kenapa dengan hari ini, seperti banyak yang terlupa darinya.

"Kapan masuknya sih? Lama banget," keluh Alesha. Di saat teman-temannya yang lain berharap untuk istirahat lebih lama, Alesha justru ingin mempersingkat jam istirahat. Dengan begitu, ia bisa langsung pulang dan memakan bekalnya tadi yang ketinggalan.

Sebenarnya, Kiran dan Dina, teman baru yang satu kelas dengannya, sudah menawarkan untuk pergi ke kantin bersama. Saat mereka berdua melihat loker Alesha, tempat biasa ia menyimpan bekalnya kosong, yang menjadi tanda bahwa Alesha tidak membawa bekal.

"Ke kantin yuk Sha!" ajak Kiran.

"Hah? Enggak deh," tolak Alesha cepat.

"Loh, bukannya lo gak bawa bekal? Di loker lo gak ada?" tanya Dina sembari menunjuk loker Alesha.

"Oh iya, lagi males makan aja ehehe," elak Alesha tersenyum canggung.

"Beneran? Gue traktir nih," tawar Kiran.

"Iya, kalian aja ke kantin. Gue tunggu di kelas, ini juga mau nyalin catatan." Alesha memperagakkan tangannya menyuruh Kiran dan Dina segera pergi.

"Yaudah kalau gitu, nanti kalau lo lapar nyusul ya!"

"Iya, yaudah sana!"

Namun pada kenyataannya, meskipun Alesha kelaparan, ia lebih memilih menahannya daripada bergabung bersama Kiran dan Dina di kantin. Alesha merasa sungkan dengan kedua temannya itu, bahkan meskipun baru berteman, Kiran dan Dina begitu baik padanya seolah sudah kenal lama dan menganggapnya seperti saudara mereka sendiri.

Saat mereka berdua tahu Alesha berasal dari keluarga sederhana, Kiran dan Dina beberapa kali pernah mentraktirnya makan ketika ia tidak membawa bekal. Dan rasanya, terlalu merepotkan jika Alesha terus menerima kebaikan kedua temannya itu.

Drrrt Drrtt

Alesha yang meletakkan kepalanya di meja, seketika menegakkan tubuhnya karena getaran ponsel di loker mejanya. Ia mengambil ponselnya tersebut, yang butuh waktu tiga tahun Alesha menabung untuk bisa membelinya.

Sepertinya ada pengumuman penting di group line rohis, terlihat dari bertambahnya angka notification.

ROHIS SMA Negeri 1 Tahun Ajaran 2017/2018

Rafli Arsenio Rajendra

Assalamu'alaikum semuanya, mohon maaf jika mendadak, ingin menginformasikan nanti sepulang sekolah seluruh anggota diharapkan untuk kumpul terlebih dahulu ya. Hanya sebentar, tidak lebih dari satu jam. Jadi, dimohon tepat waktu.

ARESHA ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang