Kali Kedua

83 6 0
                                    

Ternyata kembali menerimamu bukan pilihan yang seharusnya aku pilih.
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi." Katamu lirih.
Untuk kesekian kalinya aku memintamu untuk memilih.

Nyatanya benar apa yang bang Boy bilang.
Hanya membuang waktu untuk sekedar mengulang.
Biarkanlah yang seharusnya istirahat untuk pulang.
Jangan kau paksa dan terus mengekang.

Aku menyesal akan kesempatan kedua ini
Untukmu yang tetap tidak ingin sadar akan hati ini.
Aku seperti orang bodoh yang tak tahu diri
Menerimamu untuk yang kesekian kalinya lagi.

Kau malah tetap sama saja.
Bersikap peduli seakan-akan cinta.
Kenyataannya kau tetap membuatku menderita
Tentang 'kita' dulu yang seharusnya bahagia.

Tapi tidak.

Aku hanya terlalu lelah
Dan kali ini aku akan benar-benar menyerah.

Jangan lagi berharap banyak tentangku,
Tentang perasaanku,
Tentang momen-momen manis 'kita' dulu.
Sudah cukup aku sendirian terbelenggu.
Akan cintamu yang semu.

Tak ada lagi harapan-harapan manis.
Tak perlu lagi ada rindu meringis.
Tak penting lagi aku menangis.

Semua berhenti sebelum kau coba mencapai finish.

---
[Mohon pembaca ditahan amarahnya ya? Iya, aku membuat ini memang sedang sangat menghayati sekali. Tapi berakhir rasa lega yang ku rasa di hati. Bagaimana? Jangan kalian pendam sendiri rasa gelisah dalam hati. Coba komen-komen dibawah sini. Aku akan tetap disini. Jadi jangan gegana lagi. Aku tahu puisi-puisiku mengandung unsur sedih. Tapi jangan berlama-lama tenggelam seperti itu ya? Pagi para pembaca setiaku !

Di sini hujan..]

aperiree
29 Desember 2017.

Aku (perihal kamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang