Teruntuk

80 6 0
                                    

Untuk hatiku yang tak utuh,
Untuk jiwaku yang kian merapuh,
Untuk rasa yang kadaluarsa dalam berlabuh,
Untuk jemariku yang membeku setelah lamanya tak tersentuh,
Untuk pikiranku yang mulai mengeluh,
Untuk hatimu yang sulit untuk luluh.

Dan terakhir,
Untuk semesta yang dengan manisnya membiarkan aku terus berkembang dan bertumbuh.

---
[Aku yakin, semesta pasti sedang tersenyum membaca puisiku ini. Kapan lagi aku beromantis ria dengan semesta? --ah bilang saja tidak ada yang mau romantis denganmu. Bukan begitu, hanya saja apa salahnya berterima kasih dan bersyukur atas apa yang ada di dunia ini kepadamu. Terima kasih semesta. Aku menyayangimu !]

aperiree
01 Januari 2018.

Aku (perihal kamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang