Pencemburu

133 8 0
                                    

Aku pernah memerhatikan hujan
Katanya ia meninggalkan awan demi jatuh ke bumi.
Kamu pasti tahu bagaimana indahnya hujan jatuh
Seakan ia menyerahkan diri dan pasrah.

Aku pernah memerhatikan daun kering
Katanya ia meninggalkan ranting pohon demi jatuh ke tanah.
Kamu juga pasti tahu bagaimana menenangkannya melihat daun berguguran.
Ditemani angin yang memaksa ia jatuh

Dan mungkin sebenarnya hujan ataupun daun kering itu sudah terlalu lelah
Lalu memilih jatuh dengan cara yang indah.

Bagaimana jika aku yang meninggalkanmu?
Demi lebih mendekatkan diriku kepada-Nya.
Kamu pasti mengerti bagaimana indahnya dekat dengan pencipta kan?

Katanya, dekati penciptanya lalu akan didekatkan dengan ciptaannya
Tentu saja aku ingin memperbaiki diri lagi dan lagi.
Untuk mendapatkan apa yang seharusnya aku dapat.
Kamu misalnya.

Aku bisa saja dibilang egois jika memaksa ingin memilikimu
Kamu tahu betul bahwasanya diri-Nya pencemburu
Jadi sebab itulah aku memilih-Nya lebih dulu.

Karena mengharap selain kepada-Nya hanya akan membuat kecewa
Jadi,
Tetaplah jalani kehidupanmu tanpa aku dulu.
Tidak apa lupa tentang aku.
Asal kamu ingat kepada-Nya selalu.

---
[Wah, kali ini cukup panjang ya? Memang, bulan lalu hatiku sedang kacau kacaunya. Melampiaskan hati yang sedang teriris. Dan salah satu media mencurahkan isi hati selain menggambar, aku memilih menulis. Berat memang untuk menceritakan pada orang terdekat. Karena terkadang kita hanya menginginkan kata-kata yang memang ingin kita dengar saja. Ah... sudahlah, itu kan masa lalu. Lupakan saja. Sampai bertemu lagi. Jangan khawatir, ini bukan perpisahan selamanya. Aku akan kembali lagi. Tunggu aku pada puisi selanjutnya ya :) ]

aperiree
29 November 2017.

Aku (perihal kamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang