V

6.8K 390 7
                                    

"Terimakasih, silahkan datang kembali," ujar Seokjin pada pelanggan di tokonya.

Kim Seokjin adalah seorang penjaga toko dan hanya menjaga toko di malam hari saja. Malam ini begitu dingin angin berhembus kencangnya di iringi dengan hujan gerimis dan bunyi gonggongan anjing.

Seokjin duduk di bangku kasir dan sesekali melihat ke jendela. Hujan gerimis tidak juga redah dan tidak juga menunjukkan akan ada hujan deras meski sudah berjam-jam mengguyur kota Seoul.

Seseorang membuka pintu kemudian Seokjin menoleh ke arah pintu. Namun dia tidak menemukan seseorang yang membuka pintu tersebut. Dia berdiri dari kursinya untuk memastikan, mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan terkejut. Tiba-tiba seseorang berdiri di depannya dengan segelas air soda di tangannya.

Namja itu menaruh uang di kasir Seokjin lalu tersenyum padanya.

"Terimakasih, silahkan datang kembali," ujar Seokjin.

"Bolehkah aku datang kesini setiap hari?," tanya namja yang membeli minuman tadi.

Seokjin tersenyum mendengar penuturan namja di hadapannya. Ini kan toko tentu saja semua orang boleh datang setiap hari. Itu juga yang di inginkan Seokjin, banyak pelanggan yang datang ke tokonya.

"Tentu, saya akan merasa senang."

Namja tersebut mengulurkan tangan kepada Seokjin.

"Aku Kim V," namja tersebut memperkenalkan dirinya.

"Saya Kim Seokjin," membungkuk sopan pada pelanggannya.

"Bisakah tidak terlalu formal," namja bernama V tersebut tersenyum pada Seokjin.

"Senang berkenalan denganmu V," membalas senyuman V.
Begitulah perkenalan Seokjin dengan namja misterius bernama V tersebut.
.
.
.

Pagi ini Seokjin keluar dari rumahnya dengan sangat buru-buru ada jadwal kuliah tambahan pagi ini. Jadi dia harus berangkat pagi-pagi sekali.

Di dalam sebuah bus Seokjin duduk di kursi samping pintu. Bus tersebut parkir di sebuah halte untuk menambah penumpang. Kemudian masuk dua namja yang sedang bertengkar.

"Sudah ku bilang hyung tidak usah mengantarku ke kampus. Seharusnya hyung mengantar Kookie saja ke sekolah," ujar namja yang lebih pendek.

"Aku harus mengantarmu karena aku tidak mau kau bolos kuliah dan pergi dengan teman bantetmu itu," ujar namja yang lebih tinggi.

"Jangan menyebut Jimin seperti itu hyung dia itu sahabatku," lanjut namja pendek tersebut.

Seokjin terus menatap kedua namja tersebut yang duduk di kursi sebelahnya.

"Sepertinya aku pernah melihat namja itu," batin Seokjin dan masih menatap namja di sebelahnya.

Namja tersebut menoleh ke arah Seokjin. Dan Seokjin baru ingat kalau namja tersebut adalah V orang yang membeli minuman soda di tokonya tadi malam.

Seokjin tersenyum kepada namja tersebut. Tapi namja tersebut malah memalingkan muka seolah-olah tidak mengenal Seokjin.
.
.
.

Seokjin keluar dari bus tersebut namun sebelum itu Seokjin menoleh sekali lagi pada namja yang di kiranya V tersebut. Namja tersebut menatap sinis pada Seokjin.

"Ayo cepat hyung, sebentar lagi kelas kita akan di mulai," ujar Jhope sahabat Seokjin sejak Sekolah Menengah Pertama.

Dengan sedikit dorongan di punggung Seokjin agar Seokjin berjalan dengan lebih cepat. Merekapun masuk kedalam kelas dan tak lama pelajaranpun di mulai. Diselah-selah pelajaran saat dosen memberikan penjelasan Seokjin bercerita pada Jhope.

"Tadi aku bertemu dengan seseorang yang aku kenal tadi malam di dalam bus. Namun dia tidak menyapaku meskipun aku sudah tersenyum padanya," ujar Seokjin.

"Jangan-jangan kau berkenalan dengan hantu hyung," balas Jhope.

"Jangan sembarangan dia itu asli orang aku benar-benar berkenalan dengannya tadi malam."

Lanjut Seokjin dengan nada sedikit keras. Dan alhasil mendapatkan lemparan penghapus dari dosennya karena tidak memperhatikannya.

"Jika ingin mengobrol silahkan lanjutkan di luar," seru dosen Seokjin.
Seokjin hanya diam setelah itu. Sementara sahabatnya Jhope senyum-senyum melihat Seokjin di marahi oleh dosennya. Seokjin menatap Jhope kesal.
.
.
.

Seokjin melempar tasnya ke kursi di kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dirinya mengingat tentang kejadian di bus bagaimana V tidak bertegur sapa dengannya.

"Mengapa dia seperti itu," pikir Seokjin dengan memandang langit-langit kamarnya.

Belum satu menit ia memejamkan mata telinganya mendengar teriakan sang eomma memanggilnya. Ia pun bergegas turun ke lantai bawah.

"Tolong bantu eomma mengantarkan pesanan pelanggan. Orang yang biasa mengantarnya sedang cuti karena istrinya melahirkan. Jadi tolong kau yang mengantarnya ya."

"Baiklah eomma."

Akhirnya Seokjin sampai di rumah pelanggan yang memesan. Ia mencocokkan alamat yang ia bawa dengan nomer rumah di depannya sekarang. Dalam alamat tertulis nama pemesan adalah Jeon Jungkook. Namun di depan rumah tersebut tertulis nama keluarga Kim.

Untuk memastikan Seokjin memencet bel pintu rumah tersebut dan tak lama penghuni rumahpun keluar.

"Permisi, apa benar ini rumah Jeon Jungkook?," ujar Seokjin.

"Ne, saya orangnya," jawab Jungkook.

"Ini barang yang anda pesan," memberikan paket yang ia bawa pada Jungkook.

Jungkook mengambil paket tersebut setelah itu Seokjin pergi.

Ketika hendak masuk mobil seseorang menabrak Seokjin.

"Mian, aku tidak sengaja aku buru-buru," ujar sang penabrak.

Seokjin memandang namja yang menabraknya tadi. Sepertinya dia pernah melihat namja tersebut. Akan tetapi Seokjin tidak terlalu mengingatnya. Namja tersebut masuk ke dalam rumah Jeon Jungkook.
.
.
.

Keributan terjadi di dalam toko seorang ibu-ibu marah-marah di dalam toko dan itu membuat para pelanggan di toko tersebut keluar.

Kejadian tersebut terjadi karena kesalah pahaman antara pelanggan dan eommanya Seokjin. Beruntung masalah tersebut dapat di selesaikan dengan damai setelah Seokjin dengan susah payah menjelaskan pada ibu-ibu tersebut perihal permasalahannya.

Malam ini seperti biasa Seokjin menggantikan eommanya menjaga toko dari jam 21:00 malam hingga kapan pun Seokjin mau. Entah itu sampai pagi atau hanya sampai jam 02:00 pagi sajah.

Toko sangat sepi sekarang. Mungkin karena kejadian tadi sore. Seokjin hanya mondar-mandir merapikan barang-barang di tokonya.

Jam menunjukkan pukul 22:30 Seokjin sangat jenuh ingin ia menutup toko tersebut. Namun seseorang memanggilnya dari arah kasir.

"Aku beli minuman sodanya Jin hyung," ujar V orang yang memanggil Seokjin. Meletakkan uang di meja kasir dan menghampiri Seokjin.

Ada yang aneh menurut Seokjin bagaimana V bisa berada di belakangnya. Padahal sebelumnya ia tidak melihat siapapun masuk ke dalam toko.

"Sudah selesai, toko akan tutup pulanglah," ujar Seokjin yang tidak menatap V.

"Kau jutek sekali, apa kau marah Jin hyung?," tanya V.





**TBC**

22:30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang