Seokjin memulai harinya dengan penuh semangat ia mengenakan mantel pemberian V tadi malam. V mengatakan kalau mantel itu akan membawa keberuntungan untuk Seokjin.
Flasback**
" Apa kau tidak senang V ?."
"Aku senang hyung. Selamat ya dan semoga kau selamanya bisa belajar disana."
Seokjin menatap wajah V yang pucat. Ia memegang dagunya dan menatap tajam mata V yang sekarang mulai menatap Seokjin.
"Sungguh V aku_"
"Aku punya sesuatu untukmu Jin hyung," ujar V memotong kata-kata Seokjin. Ia memberikan sebuah mantel pada Seokjin.
"Ini akan membawa keberuntungn Jin hyung aku ingin kau memakainya besok di hari pertamamu."
"Pasti aku akan memakainya V. Apa kau ingin lihat aku memakainya?."
Seokjin tersenyum dan ia memakai mantel pemberian V di depan orangnya langsung.
"Apa aku cocok memakainya," Seokjin berputar-putar.
"Kau semakin tampan Jin hyung."
Seokjin berhenti berputar setelah mendengar kata-kata yang V ucapkan barusan. Jantungnya semakin tidak karuan V sudah membuatnya gila.
Flasback end**
Karena sibuk melamun tentang V ia sampai ketinggalan bus yang akan dinaikinya. Jika ia harus menunggu bus berikutnya ia akan terlambat. Dengan segera ia berlari mengejar bus tersebut. Sebuah mobil menghadangnya dan hampir saja membuatnya terjungkal.
"Hey, Mau berangkat bersamaku ?."
Dengan senyum yang sangat lebar Seokjin ikut mobil tersebut.
"Mantelmu bagus, kau sangat cocok saat memakainya."
"Apa kau ingin bilang aku semakin tampan saat memakai ini?."
"Hahaha Ne, kau tampan. Aku Kim Taehyung."
Seketika Seokjin berhenti tersenyum matanya melotot memandang sosok yang ada di sampingnya.
"Hey hyung, kenapa kau menatapku seperti itu? aku ini bukan hantu," ujar Taehyung. Matanya fokus ke jalanan dan sesekali menatap Seokjin yang masih melotot menatapnya.
Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya. Ternyata yang di sebelahnya adalah saudara kembar V yaitu Taehyung. Seokjin mengamati Taehyung baik-baik dari ujung kaki hingga ujung rambut. Tampak tidak ada bedanya antara V dan Taehyung.
"Kemana tujuanmu hyung?."
"Universitas Bighit," Seokjin masih menatap Taehyung.
"wow benarkah, itu juga kampusku hyung. Tapi aku tidak pernah melihatmu disana sebelumnya."
"Aku baru disana karena pertukaran mahasiswa."
"Jadi hyung salah satu mahasiswa itu."
Seokjin mengangguk.
.
.
.Universitas tersebut sangat besar dan bagus. Seokjin menatap kagum semua yang ada disana. Ia mencari kelas yang akan ia tempati sebelumnya Taehyung sudah menawarkan diri untuk membantunya menemui rektor dan mencari kelasnya namun Seokjin menolak. Ia sendiri mampu melakukannya tanpa bantuan orang lain. Setelah berterimakasih karena sudah di beri tumpangan Seokjin langsung pergi meninggalkan Taehyung.
"yap ini dia kelasnya," Ujar Seokjin. Ia berhasil menemukan kelasnya.
Ia duduk dengan tenang di bangku nomor dua dari belakang. Satu meja berisi dua kursi. Seokjin tidak perduli ia akan duduk dengan siapa.
Belum sampai lima menit ia duduk teman sebangkunya sudah datang. Ia memegang pundak Seokjin sok akrab padanya."Ternyata kita satu kelas hyung," ujar Taehyung dengan senyuman.
Setelah memandang orang tersebut adalah Taehyung, Seokjin langsung tersenyum. Ia sepertinya memang ingin bertemu dengan Taehyung tapi ia tidak ingat untuk apa.
"Kau sangat misterius hyung," batin Taehyung.
Seokjin masih berusaha keras untuk memikirkan apa yang ia lupakan.
.
.
.Kelas pertama Seokjin sudah selesai. Ia pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Seokjin mencari bangku kosong dan sepi agar ia bisa menikmati makan siang dengan tenang. Ia memilih bangku yang berada di pojok kantin karena hanya disana yang sepi.
Seokjin mulai menikmati makanannya namun dering ponsel mengganggunya. Seokjin langsung mengangkat telepon tersebut.
"Ne, Jhope."
"Bagaimana kampusnya hyung apa kau senang disana," ujar Jhope antusias.
"Hem disini sangat menye-."
Seokjin tidak dapat menyelesaikan kata-katanya karena seseorang mengambil kasar ponsel di tangan seokjin.
"Hey kawan-kawan coba lihat siapa yang sudah merebut tempat tongkrongan kita."
Segerombolan mahasiswa dengan banyak tato di tubuh mereka menghampiri Seokjin dan mengganggunya.
"Kalau mau duduk disini bayar dulu bung," ujar salah satu dari mereka dan Seokjin yakin itu ketua gerombolan tersebut.
"Kalau aku tidak mau, kau mau apa," ujar Seokjin menepis tangan orang tersebut yang tadi memegang pundaknya. Tangan Seokjin berusaha mengambil ponsel yang tadi telah di ambil darinya.
"Wah wah wah rupanya kau belum tahu siapa aku. Kalian pegangi dia," ujar namja tersebut menyuruh kawan-kawannya. Seokjin pun tidak dapat bergerak karena di pegangi oleh lebih dari satu orang.
"Biar aku saja yang mencari duitmu."
Namja tersebut menggeleda tas milik Seokjin namun ia tidak menemukan apapun di tas tersebut. Semua orang yang ada di kantin tidak ada yang berani membantu Seokjin.
"Pasti kau menyembunyikannya di sakumu," Seringai namja tersebut. Ia mulai mendekati Seokjin dan ingin menggeledahnya. Namun sebelum tangan namja itu menyentuh Seokjin seseorang menghentikannya.
"Jangan berani-berani kau menyentuh Jin hyung."
"Ta_Taehyung," ujar namja tersebut gugup mendapat tatapan maut dari Taehyung. Taehyung memilin tangan namja tersebut kebelakang.
"A-ampun Taehyung. Kami tidak akan mengganggunya lagi," ringis namja berpawakan preman tersebut.
"Suruh mereka melepaskan Jin hyung."
Namja tersebut nurut dan menyuruh kawan-kawannya untuk melepaskan Seokjin. Merekapun kabur dari sana, Taehyung masih menatap mereka hingga mereka benar-benar pergi.
.
.
."Ini ponselmu hyung," ujar Taehyung.Ia memberikan ponsel milik Seokjin dan membantunya membereskan barang-barang Seokjin yang tercecer di lantai.
"Mereka tidak akan mengganggumu lagi hyung. Jika mereka masih tetap mengganggumu katakan saja padaku."
Seokjin menatap tidak senang pada Taehyung seolah-olah Taehyung meremehkannya sebagai seorang namja. Ia tidak suka sikap Taehyung yang menganggapnya lemah layaknya seorang yeoja yang harus di lindungi.
"Jangan sok baik aku tidak mengenalmu," ujar Seokjin pedas.
Taehyung tersenyum mendengar perkataan Seokjin. Ia berfikir Seokjin memiliki kepribadian ganda karena tadi dia begitu baik tapi sekarang ia begitu sinis padanya. Taehyung tidak berfikir kalau Seokjin tersinggung atas ucapannya.
Setelah merapikan tasnya Seokjin melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Taehyung.
"Jin hyung," teriak Taehyung memanggil Seokjin.
Seketika Seokjin berhenti mendengar panggilan itu. Dalam benaknya ia merasa yang memanggilnya adalah V.
**TBC**

KAMU SEDANG MEMBACA
22:30
Fanfiction"Seandainya aku bertemu denganmu lebih awal kau pasti sudah menjadi kekasihku Jin hyung,"_V Seokjin x taehyung