Seokjin berangkat ke kampusnya ia mendapat pesan dari dosennya untuk datang ke ruangannya setelah ia sampai nanti. Seokjin merasa ia tidak pernah berbuat masalah atau melakukan pelanggaran yang fatal. Kenapa ia di panggil dosen Seokjin bingung sekarang.
Seokjin sudah sampai di kampusnya sekarang ia mengetuk pintu ruangan dosennya. Tidak lama Seokjin di persilahkan masuk.
"Bapak meminta saya datang kesini."
"Iya benar, silahkan duduk."
Seokjin pun duduk di kursi depan dosennya. Sang dosen sedang merapikan berkas-berkas di mejanya dan menandatangani sesuatu.
"Aku memintamu kesini untuk menandatangani ini Seokjin. Aku ingin mengirimmu sebagai pertukaran mahasiswa yang di lakukan oleh kampus kita dengan kampus bighit univescity."
Seokjin menatap tidak percaya pada dosennya itu. Ia di kirim ke salah satu kampus favorit dan terbaik di korea.
"Ini seriusan pak," ujar Seokjin dengan mata berbinar-binar.
"Ne, kau sangat ingin masuk ke kampus itu kan. Ini adalah kesempatanmu Seokjin. Tunjukkan pada bapak kalau mahasiswa kampus kita bisa sejajar dengan kampus mereka!."
"Baik pak, terimakasih."
Seokjin sangat senang sekali tidak henti-hentinya ia tersenyum hingga membuat orang yang melihatnya ngeri dan menyangka kalau Seokjin sekarang mulai tidak waras. Namun Seokjin tidak menghiraukan tanggapan orang tentangnya. Ia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.
"Pasti V akan merasa senang juga mendengar kabar ini," ujar Seokjin. Tiba-tiba ia teringat akan V dan ia mulai melamun.
"Hai hyung aku dengar kau menjadi salah satu mahasiswa yang ditukar", ujar Jhope tiba-tiba datang mengguncang tubuh Seokjin.
Seokjin hanya mengangguk sebagai jawaban. Seokjin yakin Jhope akan terus berbicara jika ia membuka mulut. Ia tahu sahabatnya itu paling banyak bicara.
.
.
.Seokjin mondar-mandir di depan tokonya ia sedang menunggu kedatangan V. Pelanggan yang datang memintanya masuk untuk membantunya mencari barang namun Seokjin menolak. Ia mengatakan bahwa eommanya di dalam dan pelanggan tersebut bisa meminta bantuan eommanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22:30 Seokjin memandang ke seluruh jalan. Ia melihat V berdiri di bawah lampu jalanan. Seokjin tersenyum dan berlari menghampirinya. Saat Seokjin sudah dekat yang di lihatnya justru orang lain yang sedang menunggu taxi.
"V, kenapa hanya berdiri disini?."
Seokjin langsung membungkuk minta maaf pada orang yang di panggilnya V tersebut. Seokjin kembali ke tempatnya tadi menunggu V yaitu di depan tokonya.
Dari arah kanan jalan V tersenyum pada Seokjin dan berjalan menghampirinya. Namun Seokjin tidak ingin tertipu oleh halusinasinya sendiri. Ia memalingkan mukanya dan membelakangi V yang berjalan di belakangnya.
"Jin hyung."
Seokjin masih tidak menengok.
"Jin hyung."
Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menepis suara yang memanggilnya barusan.
"Jin hyung budek ya."
Ketiga kalinya ia di panggil dan di katai tuli. Seokjin menengok ke belakang sosok V sudah di depannya sekarang. Seokjin memastikan kalau itu adalah V dengan cara ia mencubit hidung milik V.
"Auw, sakit tau Jin hyung," ujar V seraya memegangi hidungnya yang tadi di cubit oleh Seokjin.
"Ternyata ini benar-benar kau V," Seokjin tertawa dan memeluk V yang cemberut.
"Gak ada cara lain untuk mengenaliku Jin hyung."
Seokjin masih tertawa dan lebih mengeratkan pelukan mereka. Semua orang yang melihat memandang aneh Seokjin.
"Mian, aku menunggumu dari tadi tau aku kesal jadi aku menghukummu."
"Aku datang di waktu yang sama Jin hyung aku tidak telat."
"Kau telat 10 menit V."
"Jam milikmu yang terlalu keras Jin hyung. Aku selalu datang di waktu yang tepat."
Mereka sibuk berdebat tentang waktu. Tidak ada yang mau mengalah satu sama lainnya.
.
.
.Taehyung membereskan buku-buku yang akan di bawanya besok ke kampus. Ia tidak mau kalau sampai Namjoon hyungnya memarahinya lagi.
"Tae boleh aku masuk," ujar Namjoon setelah mengetuk pintu kamar Taehyung.
"Ne, masuk saja hyung."
"Apa kau sudah selesai mempersiapkan buku yang akan kau bawa besok."
"Sudah hyung jangan khawatir."
"Baguslah jangan sampai kau nyalahin aku kalau kau gak bawa buku besok."
Namjoon gak mau di salahin kayak tadi saat Taehyung lupa membawa bukunya. Ia berusaha mengingatkan dongsaengnya itu.
"Kau mengurusiku terus apa kau sudah mengurus adik kesayangan semua orang hyung."
"Jungkook maksudmu Tae."
Taehyung mengangkat bahunya malas untuk menjawab pertanyaan dari Namjoon.
"Kenapa sih kau ini selalu sensi pada kookie. Kalian kan sama-sama anak kesayangan di rumah ini."
"Kalau sudah gak ada urusan lebih baik hyung keluar sana," ujar Taehyung mendorong Namjoon keluar kamarnya.
"Oke oke aku keluar Tae gak usah dorong-dorong gini aku bukan kambing," ujar Namjoin tidak terima diperlakukan seperti itu oleh dongsaengnya.
Taehyung hanya berkacak pinggang menyaksikan Namjoon keluar dari kamarnya.
"Taehyung," ujar Namjoon yang kembali lagi mengetuk pintu kamar Taehyung.
"Apa lagi sih maunya."
Taehyung membuka pintu kamarnya dengan wajah tidak senangnya melihat kedatangan Namjoon.
"Apa lagi hyung tersayang."
Taehyung menambahkan kata sayang karena ia kesal di ganggu. Apa lagi kalau hanya untuk membicarakan dongsaengnya Jungkook.
"Ayo keluar untuk makan malam semua orang sedang menunggu."
"Hem, Baiklah aku segera kesana sebentar lagi."
.
.
.Semua orang makan dengan nikmat di ruang makan. Mata Taehyung terus menatap kursi kosong di hadapannya. Namjoon yang melihatnya berusaha untuk mengajak bicara Taehyung.
"Tae, ini adalah masakan Jungkook enak kan." Taehyung mengangguk.
"Kau saja tidak bisa masak Tae masakanmu hanya bisa di makan anjing hahaha."
Jungkook menyenggol lengan Namjoon mencobah agar hyungnya itu tidak berkata-kata lagi. Sementara Taehyung ia hanya diam tidak berselera untuk makan. Ia mengaduk-aduk makanan di hadapannya tidak berniat untuk memasukkan makanan tersebut ke dalam mulutnya.
.
.Seokjin menghentikan aksi bertengkarnya dengan V yang tidaklah penting itu. Mereka saling menatap dan Seokjin mengajak V ke, atap tokonya lagi.
"Mian V," ujar Seokjin masih menggenggam tangan V.
"Ne, aku juga minta maaf Jin hyung."
"Tadi Jin hyung tidak sabaran menungguku, memangnya kenapa?."
Seokjin mengulas senyum termanisnya. Ia memberikan surat yang tadi di berikan dosennya pada V.
V membelalakkan matanya membaca surat Seokjin."Aku akan ditukar ke universitas bighit univercity. Aku sangat senang V itu adalah kampus impianku."
V tersenyum simpul pada Seokjin.
"Apa kau tidak senang V?."
**TBC**
KAMU SEDANG MEMBACA
22:30
Fanfiction"Seandainya aku bertemu denganmu lebih awal kau pasti sudah menjadi kekasihku Jin hyung,"_V Seokjin x taehyung