"Kadang sesuatu yang tidak dinginkan itu akan menjadi hal yang paling istimewa untuk kita "
•
•
•
•Natha pov :(
Setelah gue pergi meninggalkan Farga sendiri. Gue langsung menuju taman untuk sekedar menenangkan suasana hati. Gue berjalan. Kemudian duduk di bangku kayu yang sudah terlihat kusam dipinggir danau. Gue duduk sambil melempar krikil yang gue temukan ke danau.
"ARGHHHH....!!!!" teriak gue untuk mengeluarkan kekesalan gue.
"Kenapa gue sangat bodoh...hiks" teriak gue menyesal. Gue mengusap wajah gue kasar. Menangis tidak akan pernah membuat gue tenang. Gue beranjak, lalu menaiki taxi untuk pulang. Gue di taxi hanya menangisi hal yang gue sesali. Sampai supir taxi bertanya bertubi-tubi karena takut gue kenapa-napa.
Taxi berhenti tepat didepan rumah gue. Gue segera membayar, kemudian keluar. Gue masuk rumah dengan tubuh yang mengenaskan, dengan mata sembab, rambut acak-acakan, baju keluar, dan masih banyak lagi.
"Non, kok baru pulang ? Terus kenapa mata non sembab gini ?" tanya bibi khawatir.
"Nggak papa kok bi, tenang aja " kata gue menjelaskan lalu berjalan menuju kamar, meninggalkan bibi yang masih cemas. Gue membuka pintu kamar lalu melempar tas gue ke sembarang tempat. Tubuh gue, gue hempaskan ke kasur dengan kasar. Gue memutuskan untuk tidur. Semoga saja nanti gue bangun ini adalah mimpi. Akhirnya gue terlelap.
• • • • • •
Matahari terbit menyinari gadis yang sedang tidur terlelap. Dia adalah Natha. Natha mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata. Natha segera beranjak untuk mandi karena hari ini terakhir dia MOS. 10 menit dia mandi sekarang dia sudah lumayan segar. Natha berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Seperti biasa semua sudah ada di meja makan.
"Mama sama papa pulang kapan ?" tanya Natha kepada bonyok.
"Tadi malem sayang, lo mata kamu kenapa sembab, kamu nangis...?" tanya nyokap Natha kaget.
"Nggak kok ma mungkin efek bangun tidur." kata Natha bohong.
"Ma, aku berangkat ya nanti sarapan di sekolah aja." kata Natha lalu berjalan keluar. Natha menghadang taxi didepan rumah cukup lama. Setelah menunggu lama akhirnya taxi pun datang.
Natha sampi di sekolah masih pagi, biasanya dia tidak berangkat sepagi ini. Disisi lain Farga sedang makan hanya bersama kakak dan adiknya, karena bonyok sedang keluar kota. Setelah selesai Farga segera pamit untuk berangkat.
"Kak aku berangkat ya." kata Farga pamit.
"Ya hati-hati." kata kakak Farga. Farga berjalan ke garasi untuk mengambil motor ninjanya. Farga segera melajukan motornya. Tidak ada sepuluh menit Farga sudah sampai di sekolah. Matanya memicing saat melihat seseorang yang sangat dia kenal. Farga segera melajukan motornya ke garasi, lalu turun mengejar seseorang itu.
"Nath, tunggu !" teriak Farga kepada seseorang itu yang ternyata Natha.
Natha yang mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya segera merpercepat langkahnya. Farga sedikit berlari untuk mensejajari langkah Natha yang sangat cepat. Sekira sudah dekat Farga langsung mencekal tangan Natha. Natha berusaha melepas cekalan Farga, tapi sia-sia karena tenaga Farga lebih kuat darinya.
"Lepasin kak !!!" teriak Natha kesal hingga semua orang menatap ke arahnya.
"Aku mau bicara sama kamu, Nath. Dengerin aku sebentar...!" kata Farga sedikit memaksa karena Natha terus meronta. Sekarang Natha sudah lemas karena kebanyakan meronta.
"Baik tapi tidak disini !" kata Natha pasrah lalu berjalan mendahului Farga.