Part 9

2 0 0
                                    

Setelah mendengar semua penjelasan dari Farga kini dia dapat memahaminya. Natha hanya melamun di kelas, walaupun ada guru yang mengajar. Kini semua pikiran tentang ucapan Farga bergelut di otaknya yang membuatnya menjadi gelisah. Lamunan Natha buyar ketika namanya dipanggil oleh sahabatnya.

"Nath, Natha...!!!" teriak Rara kesal karena sejak tadi panggilannya tidak dihiraukan Natha. "Lo kenapa sih ? Dari tadi kok diem terus ?" kata Rara cemas. Natha hanya cukup menjawab dengan gelengan. Dia juga ragu kalau menceritakan masalah yang dia punya ke sahabatnya. Rara hanya menghela nafas, karena dia juga tau kalau Natha pasti ada masalah.

"Gue cuma ragu dengan perasaan gue." kata Natha memulai pembicaraan.

"Kenapa lo harus ragu kalau lo juga cinta sama dia, jangan simpan disini nanti lo menyesal." kata Fanya sambil nunjuk dada Natha.

"Tapi gue masih teringat dengan masalalu gue, yang buat gue susah untuk mencintai seseorang. Gie haris gimana...?" kata Natha dengan nada gelisah.

Huh, Fanya menghela nafas kasar. "Lo itu harus ikuti kata hati lo." kata fanya menasihati.

"Oke gue akan coba !" kata Natha semangat. Lalu tersenyum ke Rara dan Fanya, merekapun membalas.

Flash back on !

Natha berjalan ke sebuah taman karena Agam meminta dia untuk menemuinya. Natha sudah sampai di taman, setelah lama mencari akhirnya dia menemukan orang yang dia cari. Natha berjalan menghampiri Agam yang duduk dengan melihat ke arah danau. Agam dikagetkan dengan pelukan hangat dari seseorang. Agam menoleh dan dia menemukan wajah gadisnya yang berada tepat disamping wajahnya. Karena sekarang posisi Natha sedang memeluk Agam dari belakang.

"Hai, sayang..." kata Natha girang, lalu berjalan duduk disamping Agam.

"Hai, aku mau bicara serius sama kamu, boleh...?" kata Agam dengan wajah termenung.

"Bicara aja, kenapa harus ijin..." jawab Natha dengan senyum manisnya.

Agam memulai bicara dengan berdehem "kayaknya kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita." kata Agam sambil menunduk tidak berani menatap Natha. Sekarang Natha seperti tertusuk oleh seribu duri. Dia seperti tidak bisa bernafas, dadanya sesak karena menahan tangis. Dia berusaha untuk menahan tangisnya agar tidak pecah. Tapi sia-sia karena air matanya menetes satu demi satu dan semakin deras.

"Ke-kenapa ka-kamu lakukan i-itu... hiks kamu kenapa ja-jahat..hiks" kata Natha disela-sela tangisnya, sambil menunduk.

"Maaf...tapi aku punya alasan untuk mengakhiri hubungan ini." kata Agam menjelaskan, Agam mengambil tangan Natha lalu menggenggamnya. "Semoga aja kita dapat yang lebih baik, mungkin kita tidak ditakdirkan untuk berjodoh, jadi lupakan aku !" kata Agam dengan oenuh penekanan.

Natha mengusap wajahnya kasar setelah mendengar ucapan Agam. "Itu kamu !!! Aku tidak semudah itu bisa melupakan orang yang aku cintai !!! Kenapa kamu menjalin hubungan denganku kalau kau akan mengakhirinya Haa ????!!!!!. Apa kamu semudah itu melupakan kenangan yang kita lalui bersama selama 3 tahun menjalin hubungan ??!!!, apa kamu menganggap aku manusia yang tidak punya hati sehingga kau bisa menyakitiku ??!!! Aku bisa saja menolak perasaanmu waktu itu kalau akhirnya aku akan disakiti...hiks.." kata Natha berangsur memelan bersama dengan tangisnya.

"Maaf, aku akan pergi...mohon lupakan aku carilah yang lebih baik dariku...!" kata Agam lalu berjalan meninggalkan Natha yang termenung. Hujan mulai turun tetes demi tetes, seperti tau suasana hati Natha yang sakit. Hujan semakin deras mengguyur Natha yang menangis, mungkin ini adalah cara tuhan agar tidak ada satu orangpun yang mengetahui kalau Natha menangis. Air mata Natha hilang bersama dengan air hujan yang mengalir di wajahnya. Natha beranjak dari duduknya walau merasa pusing. Natha berjalan dengan tertatih tatih melewati jalanan yang sepi. Hujan membuat semua orang enggan untuk keluar rumah karena dingin.

Natha berjalan menuju pintu rumahnya lalu membukanya. Di rumah sedang tidak ada orang karena bonyok nya sedang ke luar kota mengurus pekerjaan. Natha berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya. Setelah sampai dia langsung merebahkan tubuhnya ke kasur, tidak perduli jika nanti kasurnya basah. Natha terlelap dengan pikirannya, perlahan menghilang di telan mimpi.

Flash back of






🌸🌼🌸🌼🌸🌼

Kasian ya Natha nya .....hiks aku ikut sedih nih 😥😢
Kalau mau yang lebih baper lanjut baca aja...😀

Beautiful FinanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang