Untitled, 11

317 62 14
                                    

"Lo kenapa harus bilang kalo bekel gue kemarin bukan dimakan sama gue?" Tanya Youngjae dengan kedua tangan nya meremas rambut hitamnya.

"First of all," Taehyung menurunkan kakinya dari meja, "gue nanya kalo itu bekel bakal dikasih ke gue atau enggak."

Youngjae mengerang, "SAMA AJA!"

Taehyung bergumam, "Lo bener-bener lagi jatuh cinta, Jae." Lelaki yang duduk didepan nya hanya bisa memutar matanya malas, sebelum Youngjae berbicara lagi, kedatangan Changkyun dan Wonwoo mungkin memperburuk keadaan.

"Yo what's up-"

"Youngjae demen sama cewek yang ngasih dia bekel kemarin."

"-HAH?" Kedua kepala laki-laki itu menoleh kearah Youngjae. "Apaan sih enggak."

Kedua alis Taehyung bermain-main, "Nah, kayak gitu kan kalo salting." Youngjae hanya bisa melemparkan tatapan jijik kearah Taehyung.

Changkyun duduk disebelah Youngjae, "Seriusan? Lo jadinya demen sama tu cewek?" Youngjae menggelengkan kepalanya, "Lo percaya sama dia?" Jari telunjuknya menunjuk Taehyung yang hanya memasang ekspresi licik.

Melihat anggukan Changkyun, Youngjae langsung melempar Taehyung dengan barang-barang terdekat.

Contoh: tisu.

"PEMBAWA KAYU BAKAR LO!" Seru Youngjae yang hanya dibalas oleh tawa keras milik Taehyung. Tawanya sampai membuat seluruh pelanggan restoran siap saji itu menoleh kearah mereka, Wonwoo aja sampe nutupin mukanya pakai tisu.

Agak bodoh, sih.

"Coba ceritain dengan jelas," pinta Changkyun sekaligus melerai pertengkaran antar Youngjae dan Taehyung. Setelah tawanya reda, Taehyung pun memberitahu tentang kronologisnya.

Kedua laki-laki itu sangat serius mendengarkan ceritanya, Youngjae tidak tahu kalau kehidupan percintaan nya sebegitu penting bagi teman-teman nya.

Bahkan, kakak dan adiknya tidak peduli.

(Jackson doang, sih. Sampe nyomblangin dia, sama Sejeong lagi. Sejeong mulu kemana-mana, pusing Youngjae.)

Setelah sesi cerita selesai, Taehyung bertanya, "Youngjae jadinya demen kan sama dia?"

Youngjae mengekspektasikan anggukan dari kedua teman nya-karena apalagi balasan nya? Changkyun udah ngeledekin dia dari kemarin, sedangka Wonwoo, dia mah bodoamat.

"Itu mah lo nya aja yang bego, Tae." Terkadang, realita lebih indah daripada ekspektasi.

"Harusnya lo enggak bawa-bawa isu itu didepan Sejeong," double kill. "Ya cewek pasti kesel lah digituin. Lo enggak tau aja dia abis jalan sama Youngjae, dia lagi seneng banget. Dan lo jatuhin gitu aja, padahal Youngjae enggak ngapa-ngapain."

Opini Changkyun membuat Taehyung speechless dan Youngjae bersorak seperti ia baru saja memenangkan sebuah taruhan.

Wonwoo meminum es teh manis milik Taehyung, "Cowok kalo suka sama cewek pasti enggak langsung dia utarain. Disini, Youngjae secara enggak langsung pengen nge-test seberapa sukanya Sejeong ke dia."

Youngjae jarang diceramahin seperti ini. Apalagi sama Wonwoo. "Tergantung Youngjae, mau gimana dia nge-test nya. Niat atau cuman main-main aja."

"Bedanya?" Tanya Taehyung.

"Kalo niat, ujungnya pasti jadi." Youngjae menelan ludahnya gugup, "kalo main-main, ujungnya ninggalin."

Skak mat.

Youngjae pengen ke biro jodoh aja jadinya.

.

Keadaan cafe pada hari ini tidak terlalu padat. Antara tempat cafe nya yang luas atau aura vintage nya yang membuat Youngjae nyaman bekerja, walaupun realitanya cafe agak sedikit berisik.

Karena mungkin bulan ini adalah dimana warga Korea Selatan sudah kembali ke universitas dan sekolah, cafe dipenuhi oleh barang elektronik dan tumpukan kertas-kertas tugas.

Youngjae jadi ingin mencoba pengalaman itu. Mengerjakan tugas di cafe, karena di asrama ada makhluk astral bernama Kim Doyoung.

(Man, don't judge Youngjae. Dia punya panggilan sayang tersendiri untuk teman dan musuhnya.)

Saking sibuknya mengeksplor penjuru cafe, Youngjae sampai tidak sadar ada pengunjung datang dan sudah berdiri didepan counter kasir sekarang.

Suara Youngji membuat Youngjae tersadar, "JAE!"

"Hah?"

"Itu ada yang beli."

Kepalanya menoleh dan mendapatkan Sejeong-dengan pakaian yang berbeda-berdiri didepan komputer milik kasir itu. Youngjae sedikit berdehem sebelum bertanya, "Mau pesan apa?"

Sejeong menjawab, "Kotak bekel." Youngjae tidak bisa mengalihkan pandangan nya dari tatapan Sejeong, "Mau ngecek, abis apa enggak makan siangnya."

"Abis kok," balas Youngjae dengan nada yakin.

"Abis sama temen lo?" Sejeong membalas dengan nada menantang. "Serius, cepetan balikin."

Youngjae menggelengkan kepalanya, "Pesen dulu. Kalo udah didepan kasir, lo harus mesen sesuatu." Sejeong hanya mengangkat sebelah alisnya, "Kalo gue cuman ada masalah sama yang megang kasir, gimana?"

Sang kasir menghiraukan perkataan si pelanggan, ia tetap menekan opsi Hazelnut Frappe dan kembali menatap Sejeong. "Udah gue pesenin."

"Jae-"

"Sebagai gantinya, gue yang bayarin." Youngjae mengeluarkan dompetnya, mengambil beberapa kertas uang Won, dan menaruhnya dikasir tersebut. Struk pembelian nya langsung diberikan kepada Sejeong. "Nanti gue ganti."

Youngjae menggelengkan kepalanya dan menyuruh Sejeong menunggu minuman nya. Setelah Sejeong mendapatkan minuman nya, Youngjae menghampiri perempuan itu dan mengembalikan kotak bekel miliknya.

Youngjae tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tapi sebuah kertas menempel dibalik kotak bekel itu yang membuat Sejeong speechless.

Dagingnya enak.
Hazelnut Frappenya enak.
Besok ke kelas bareng, mau enggak?

Youngjae.












































tbc.
HAIIII!
Maaf baru update skrg, tdnya mau kmrn tp baru sampe rmh jam 11an wehehhehehe
tdnya jg mau maksain tp kapal ku tiba berlayar WEHEHEHEHEHEH.

btw ini kapalku;

mana kapalmu?





















mereka ada di book6. tenang.

chronicles. ㅡ cyj✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang