Untitled, 18

271 57 3
                                    

Youngjae tidak mempunyai kelas hari ini, jadi dia memilih untuk menyelesaikan recording tugas di studio milik Namjoon. Kelima teman nya juga ikut, Sejeong tidak bisa ikut karena ia harus menyelesaikan beberapa tugas yang sempat ia tunda.

Tapi, makan siang tetap jalan.

"Itu enggak bakal dikasih gue lagi, kan?" Tanya Taehyung sembari melirik kotak bekel yang digenggam Youngjae. Melihat lirikan tajam Youngjae, Taehyung berjalan mundur beberapa langkah, "Oke, jangan anarkis."

Teman-teman nya hanya tertawa. Doyoung berucap di mic yang terdapat di studio itu, "Jae, ayo. Biar cepet kelar tugasnya." Youngjae mengangguk, ia memilih Doyoung untuk menjadi producer dadakan untuk memberitahu bagaimana ia harus menyanyi diluar ruang kedap suara itu.

Setelah ia masuk ke ruangan itu, Youngjae langsung mempersiapkan suara dan menunggu aba-aba dari Doyoung. Terkadang juga, ia tertawa kecil melihat kelakuan teman-teman nya dibalik kaca yang sedikit gelap itu.

"Kita mulai ya," Doyoung mendorong sebuah tombol dan Youngjae mengangguk. Sesi recording ternyata tidak terlalu berjalan mulus. Bukan karena suara Youngjae, bukan. Gangguan dari luar kaca itu, loh.

"YOUNGJAE BEKEL LO MAU DIMAKAN SAMA CHANGKYUN!"

"DIH APA-APAAN, BOONG!"

Wonwoo dan Ten hanya bisa memijit pelipis mereka. Doyoung mendekatkan bibirnya ke mic, "Jae, sorry. Temen-temen lo enggak ada yang bener."

Youngjae membalas, "Woi, diem dulu kek. Gue lagi ngerjain tugas, nih." Setelah keadaan kembali hening, Youngjae melanjutkan sesi menyanyi nya. Youngjae benar-benar memberikan keseluruhan nya untuk tugas ini.

Hanya tugas ini yang memberikan kesempatan untuk Youngjae agar bisa kembali bernyanyi. Sekitar satu jam mereka melakukan sesi itu (diselang dengan istirahat, Youngjae juga butuh air putih) dan mereka memesan pizza.

Kecuali Youngjae yang dengan semangatnya memakan makan siang dari Sejeong. "Enak tuh, makan siangnya," ujar Changkyun. Youngjae hanya menjulurkan lidahnya, "Awas lo sampai minta pizza kita."

"Makan langsung bisa, enggak?" Wonwoo akhirnya membuka mulut. Ke-enam laki-laki itu melahap makan siang mereka dengan khidmat, tidak ada suara sama sekali. Kecuali suara mereka makan makanan masing-masing.

Setelah selesai, mereka sedikit berbincang-bincang. Topik seperti pelajaran, olahraga, masa lalu yang mereka lewati juga mereka bicarakan. Dengan Doyoung yang masih duduk di kursi roda milik Namjoon dan kelima teman nya duduk disofa.

Tiba-tiba Changkyun membawa topik lain, "Eh, mau jalan enggak? Nanti, akhir tahun." Topik liburan.

Wonwoo membalas dengan anggukan. Ten dan Doyoung bertukar pandang, "Well, gue enggak balik ke Thailand nanti Desember." Doyoung memberikan tatapan yang hanya bisa dimengerti Ten, "dan Taeyong hyung juga pasti slow aja."

Changkyun melirik Youngjae, "Lo gimana, Jae?" Youngjae sedari tadi melamun setelah Changkyun mengubah topik pembicaraan mereka. Terakhir ia liburan, Jaebum dan Jinyoung koma.

No—hampir meninggal.

"Jae," panggil Doyoung.

"Ya?" Ia menatap Changkyun yang masih menunggu jawaban nya. "Gue izin dulu sama hyung gue," ia tidak tahu kalau hyung nya akan senang dengan ide ini. Hyung disini adalah Jinyoung, Mark, Jackson, dan hyung kandungnya sendiri.

.

Do calling...

Youngjae heran:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Youngjae heran:

1.) Kenapa dia punya nomor Doyoung, sedangkan dia udah menghapus nomor lelaki itu sejak SMA,

2.) Dan ternyata dia ingat kalau ia tidak pernah menghapus nomor Doyoung (saking bencinya),

3.) Kenapa Doyoung menghubunginya disaat Youngjae sedang bekerja?

"Lo ke rumah sakit, enggak?" Youngjae berterima kasih kepada Doyoung yang secara tidak langsung mengingatkan nya. "Mau. Kenapa?"

Youngjae bisa mendengar Doyoung menjetikkan jarinya beberapa kali, "Gue ikut, boleh?" Kenapa ni, anak? "Boleh. Mau ngapain?" Tanya Youngjae. Doyoung menjawab kalau ia ingin mengantarkan sesuatu ke Jisoo, jadi Youngjae berakhir di rumah sakit bersama teman nya itu.

Mereka menaiki lift menuju lantai 8. Untungnya Jisoo memang sedang ada di meja reservasi lantai 8 dan perempuan menyapa mereka langsung. Youngjae melirik Doyoung yang memberikan suatu paper bag yang entah isinya apa kepada Jisoo.

Setelah Jisoo menerima paper bag itu, ia berkata, "Cie udah baikan." Youngjae dan Doyoung bertukar pandang sebentar sampai Youngjae sadar, oh. "Tenang aja, sih. Udah kayak ketangkep maling sesuatu aja."

Youngjae hanya tersenyum, sedangkan Doyoung menggaruk tengkuknya canggung. Youngjae pun bertanya tentang keberadaan Jaebum, Jisoo menjawab kalau Jaebum sudah kembali ke kamarnya. Tetapi keadaan nya—

"Masih belum membaik," –belum baik.

Doyoung menoleh kearah Youngjae, "Gue bisa nemenin lo ke kamar kakak lo." Jisoo hanya mengulum bibir bawahnya, menahan tawa melihat kedua remaja-menuju-dewasa ini bertingkah seperti pasangan.

Youngjae mengangguk atas ajakan Doyoung dan mereka sudah berada didalam kamar 816. Tubuh Jaebum dingin saat Youngjae hanya menyentuh lengan sang kakak, ia berusaha menahan tangisan nya karena ia tidak sendiri di kamar itu.

"Gue enggak pernah ke kamar orang yang lagi koma," ucap Doyoung. Youngjae menggenggam jemari Jaebum, "Sekarang lo ada di kamar orang koma." Doyoung hanya bisa menatap Youngjae, ia bisa mengetahui seberapa sakitnya Youngjae melihat orang tersayangnya hanya bisa berbaring disana.

"Hyung," Youngjae memanggil Jaebum tiba-tiba. "ada yang mau gue omongin sama lo," lanjutnya. Ia duduk di sebelah kaki Jaebum, sedikit memijat salah satu organ tubuh milik kakaknya.

"Masih inget Kim Doyoung?" Doyoung tercengang saat Youngjae membawa namanya. "Tebak, sekarang gue udah baikan sama dia." Youngjae sedikit melirik Doyoung yang masih tercengang.

Youngjae juga memberitahu Doyoung tentang salah satu kalimat serapah dari Jinyoung tentang orang koma, makanya dia dengan gampang ngobrol dengan Jaebum. Padahal, jelas-jelas Jaebum tidak akan membalas apa yang ia bicarakan.

Youngjae tiba-tiba teringat suatu topik. Ia langsung menoleh kearah Jaebum, "Hyung, gue boleh ikut liburan, enggak?" Youngjae membentuk peace dari kedua jarinya, "Gue janji enggak bakal blong lagi remnya."

Jaebum tidak membalas. Youngjae menurunkan kedua bahunya, "Pasti disuruh izin sama Jinyoung hyung. Hyung tau kan Jinyoung hyung tuh bawelnya banget-bangetan." Youngjae melanjutkan perbincangan nya dengan Jaebum, sampai Doyoung juga ikut membantu.

Akhirnya, Youngjae juga meminta izin dengan Jinyoung. Dengan bantuan Doyoung (dan sedikit dari Jisoo), Jinyoung mengizinkan adiknya itu.

"Remnya jangan blong tapi."

"Iya, enggak blong."









































tbc.
hai, ada yg kangen? ^~^

chronicles. ㅡ cyj✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang