V

24 6 0
                                    

Tak ada hal yang paling menyebalkan bagi para murid SMA selain gagalnya ulangan Fisika. Tau kan, seberapa ganasnya pelajaran Fisika? . Pelajaran paling rumit, paling membosankan, paling pusing, dan berbagai julukan 'paling' lainnya, yang membuat pelajaran ini dinobatkan sebagai 'Pelajaran Yang Membuat Para Murid Paling Cepat Tua' oleh seluruh murid SMA disekolah ini. Dah hal tragis yang baru saja terjadi pada mereka adalah, Pak Dedi, sang guru Fisika berhalangan hadir membuat ulangan Fisika diundur. Sekali lagi, ULANGAN FISIKA DIUNDUR!

Coba liat betapa mengenaskan mereka dipagi hari, semua serentak datang siang untuk lebih memilih belajar banyak dirumah. Disambut dengan kelopak mata yang menghitam, dan kantung mata sebesar buah jambu menghiasi semua wajah mereka.

Tak peduli seberapa horor pelajaran ini, tetap saja jurus 'SKS' atau sistem kebut semalam-lah yang baru saja mereka lakukan. Sibuk berubah menjadi gila dimalam hari tadi, karena tak kunjung mendapat jawaban dari soal yang susah atau rumus yang membingungkan. Hingga tidur hanya beberapa jam, seperti secepat mata berkedip. Lalu pagi harinya, lebih cepat bangun dibanding kokokan ayam yang memekakan telinga.

Asal mengambil buku tulis, lalu segera berangkat ke sekolah seperti tak memperdulikan pelajaran lainnya. Layaknya hanya 'fisika'lah penentuan hidup mereka. Dan ternyata, pagi harinya mereka disuguhkan berita 'ULANGAN FISIKA DIUNDUR!!! jedarrr... jederrr ( bunyi geluduk).

Setelah seharian mereka berkutat dengan piawai fisika yang sama sekali tak ada unsur jenakanya, disaat mereka merasa sudah matang dengan persiapan instant yang mereka beri judul 'SKS', ternyata dengan luar biasanya ulangan itu digagalkan, diundur. Lalu kemana perginya semua usaha mereka? Maka seperti inilah mereka sekarang, menumpahkan segala emosi.

Kelas X-Mia 1 seketika bertabiat seperti orang keserupan. Ramai, bising, dan nyanyian dangdut menggema, tak perduli bila suara cempreng mereka merembet sampai X-Mia 3. Membuat banyak siswa yang lewat menggeleng-gelengkan kepalanya, lantas sibuk menyumpah serapahkan mereka, karena suara yang memekakan telinga dan tak tau etika.

Aletha, Devo, Galang, dan Lava sibuk menyanyikan lagu Via Valen didepan, berjoget sambil memegang gagang sapu dan pel sebagai mic. Berjoget mengikuti irama, tak peduli bila goyangan mereka tak estetik atau apalah yang enak diliat. Yang penting rasa kesal mereka bisa terlampiaskan.

"Ayo semuanya tangan diatas!" teriak Aletha heboh, jingkrak-jingkrakan didepan kelas. Semua tertawa, lalu heboh menyambut sorakan Aletha. Semuanya kembali liar, berjoget sesuka hati. Beberapa sengaja menyanyi cempreng, memilih ikut meramaikan musik yang keluar dari speaker yang dibawa Genta.

"Eh, eh, kecilin dulu lagunya. Ahli kubur pengen do'ain Pak Dedi yang juga calon ahli kubur." ucap Devo tiba-tiba, menginterupsi suasana untuk diam. Dengan cepat Genta mematikan speakernya, mempersilahkan Devo dengan kegilaannya.

Devo mulai maju kedepan, mengusir Aletha, Lava, dan Galang yang juga sama-sama didepan. Ia meminum air dibotol Qinara, masa bodo siapa pemilik botol yang dirampasnya.

"Byurrr..." air disembur ke sembarang tempat. Sedang banyak makian menggema, "Jorok oy!" , "Gabut lu jelek, Dev!", "Woyy! Pel lu kelasnya, gue udah piket capek-capek" dan berbagai tetek bengek lainnya.

Devo malah menghiraukan, kembali meminum lalu menyemburkannya. "Ya Allah..." lanjut Devo teriak menggema ke seisi kelas.

"Kasihani kami anak-anak tak berdosa yang dikutuk oleh Nyi Roro Dedi untuk menumpaskan kejahatan bernama 'Fisika'. Semoga Nyi Roro Dedi diberi keluasan berpikir, dilapangkan dadanya, dibukakan pikirannya"

"Aamiin" Dodo bersorak, lalu berantai dengan siswa lainnya.

"Ampuni kesalahan-kesalahan Nyi Roro Dedi yang telah mendzolimi kami Ya Allah..." tambah Devo disertai tawa seisi kelas. Devo makin tidak waras, ia meringkuk didepan dan sujud. Berkali-kali menepis wajahnya, seakan-akan ia tengah menghilangkan air matanya. Padahal mah boro-boro air mata, muka kusut aja gak ada! Yang ada malah muka lebay sok mendramatisir keadaan. Membuat seisi kelas cukup terhibur dengan gelagatnya yang seperti malin kundang akan dihukum Bundonya

I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang