Part 9. Cowo Misterius

239 16 0
                                    

Hari ini kelas Lea akan kedatangan murid baru. Wali kelasnya bilang murid baru itu berjumlah 2 orang. Entah perempuan atau laki-laki.

Yang diharapkan kaum hawa di dalam kelas XII mipa 5 tentu saja laki-laki berwajah tampan.

Sedangkan yang diharapkan kaum adam di dalam kelas XII mipa 5 sebaliknya.

Tepat pukul 07.00 WIB bel berbunyi untuk menginformasikan bahwa sudah waktunya memulai jam pelajaran.

Setelah berdoa kelas mendadak ricuh semuanya bertanya-tanya tentang murid baru itu.

"Bu Lia Bu Lia!" Peringat Egi.
Seketika suasana kelas hening tidak seperti semula yang ricuh.

"Selamat pagi, hari ini jam pelajaran saya kan?" Tanya Bu Lia.

"Iya bu" jawab beberapa murid dikelas tersebut.

Bu Lia merupakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

"Langsung saja ke materi selanjutnya karna tidak ada tugas dari saya." Ucapan Bu Lia itu membuat semua murid bertanya-tanya.

Apakah Bu Lia lupa ada murid baru?

Apakah sebenarnya ucapan Bu Lia itu hanya karangannya saja?

Bu Lia berbohong?

Murid baru itu tidak jadi pindah?

Itu beberapa pertanyaan yang berada di pikiran pada murid kelas XII mipa 5.

"Bu mana murid barunya?" Celetuk Irfan ditengah - tengah keheningan kelas XII mipa 5.

"Murid baru? Emang ada yah?" Bu Lia malah balik bertanya pada Irfan dan murid yang lain.

"Ibu gimana sih? Kan ibu yang waktu itu bilang mau ada murid baru" ucapan Irfan itu memabg terkesan tidak sopan. Tapi Bu Lia gurunya bersahabat dalam situasi tertentu dan bisa mendadak tegas ketika situasi sedang serius.

"Aduh saya lupa, ternyata murid barunya belum bisa datang hari ini." Bu Lia mengatakannya sambil tersenyum. "Emangnya kenapa? Kalian ga sabar bertemu dengan murid baru?" Sambungnya.

"Iya bu kali aja cantik, bodynya kek gitar Spanyol ntar saya jadiin pacar deh kalo bisa saya nikahin sekalian" ucapan Vano membuat keheningan pecah.
Semua tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Vano termasuk Bu Lia.

"Ngebet kawin lo no?"
"Emangnya dia mau sama lo?"
"Udah sadar jangan mimpi mulu no"
"Khayalan lo ketinggian"
"Awas no jangan ngayal terlalu tinggi ntar jatoh sakit"

Itulah kalimat-kalimat yang keluar dari mulut teman-teman Vano.

"Sudah-sudah kalian ini ada-ada saja, sekolah dulu yang bener biar jodohnya juga bener" pesan Bu Lia.

Setelah mengakhiri candaan itu mereka semua langsung memulai kegiatan belajarnya yang tersita beberapa menit.

Lea sangat senang berada disekolahnya kini. Teman-temannya ramah dan mudah untuk bergaul, mereka berteman tidak memandang dari sudut pandang apapun.

Jam pelajaran pertama sudah berakhir. Kini berganti dengan mata pelajaran Prakarya jam pelajaran ke 2.

Kebetulan jam pelajaran prakarya kosong. Bu Rika yang harusnya kini mengajar sedang ada keperluan sehingga ia tidak hadir untuk melakukan kewajibannya sebagai guru.

"BuRik kaga ada woy! Kita bebass" ucap Arman memasuki kelas sambil berteriak dan cengengesan.

"Hore! Hore! Hore! Horeee! " Teriak Vano dan Irfan. Mereka langsung melakukan gerakan cheers yang asal-asalan.

Stalker QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang