20

3.7K 295 20
                                    

HARI TERBERAT 2

Yuki masuk kedalam pelukan Stefan. Bodo amat kalau Stefan mau marah, toh Yuki juga salah karena melupakan janjinya tapi salahkan Lina yang juga andil dalam masalah ini. Yuki lupa karena Lina lebih dulu menghancurkan perasaan Yuki sehingga Yuki harus pergi mencari tempat sandaran.

Yuki mencium dalam-dalam aroma bau badan Stefan. Rasanya begitu menyenangkan, menenangkan dan juga mendamaikan. Yuki semakin erat memeluk mantan suaminya meski Stefan tak membalas pelukan Yuki. Bukan karena tidak mau, tapi hatinya sedang panas.

Tidak ada yang salah dengan perasaan Stefan. Ia berhak marah bukan? Ia menunggu dengan khawatir, cemas berlebihan tapi yang ia cemasi justru sedang bersama pria lain. Bahkan Stefan melihat bagaimana cara Yuki tersenyum kepada Ali tadi membuat Stefan semakin jengkel.

"Jangan lepasin." Kata Yuki, ia merengek menolak ketika Stefan hendak melepaskan pelukan itu.

Yuki butuh tempat curhat, tempat berbagi yang baik dan kesemuanya itu ada di Ali. Ali memiliki kesabaran ekstra, memiliki sikap peka yang tinggi. Ia mampu menenangkan siapapun yang bercerita kepadanya dengan kata-kata petuah seorang Ali. Yuki tak mungkin bercerita sambil menangis histeris dihadapan Stefan, hanya akan menyulut api kemarahan Stefan. Yuki tahu betul tabiat Stefan maka ia akan berlari ke Ali bukan Stefan, Stefan tak pandai menjadi tempat siapapun mengadu.

Namun Stefan adalah sumber kekuatan Yuki, sumber Cinta Yuki, rumah kemana Yuki pulang maka sejauh apapun dan kemanapun Yuki pergi maka Stefan adalah tempat ia pulang. Stefan adalah lampu kehidupannya.

Jika Yuki dapat meminta maka Yuki ingin Stefan memiliki sikap seperti Ali. Menjadi teman curhat yang baik dan sumber segala sumber kehidupan Yuki. Tapi Yuki tak memaksa, Yuki menerima Stefan apa adanya. Bukankah manusia tidak ada yang sempurna ?.

"Lepasin, malu di lihat orang." Stefan mencoba ngeles ke Yuki. Kalau seperti ini terus Stefan yakin ia akan luluh ke Yuki, sudah dipastikan Stefan akan kalah.

"Gendong," bisik Yuki manja.

"Nggak mau." Tolak Stefan.

Mereka saling tatap, Yuki berubah garang. Membuat bulu kuduk Stefan meremang seketika. Stefan mengacak rambutnya, ia benar-benar kalah dengan Yuki.

Yuki tersenyum di pundak Stefan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuki tersenyum di pundak Stefan. Gampang kan meluluhkan Stefan, tinggal pelototin aja Stefan udah luluh. Tapi cara ini nggak mempan pada Stefan dulu, saat di mana mereka akan berpisah.

Stefan membawa masuk Yuki ke dalan rumah. Ia tahu jika Yuki sedang tersenyum menang di balik punggungnya, bahkan dengan berani Yuki mencium pundak Stefan berulang-ulang kali.

Mereka sampi di kamar Yuki. Ingin rasanya Stefan menjatuhkan Yuki keras-keras di atas kasur. Tapi Stefan tak tega, ia berfikir pasti Yuki punya alasan atas apa yang terjadi hari ini.

My Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang