Senyum Yuki mengembang saat dirinya masuk ke dalam restoran Stefan. Yuki memutuskan untuk datang ke resto setelah sedikit bersitegang dengan Stefan. Yuki memutuskan untuk datang memperbaiki hubungan mereka. Sekalian memberikan Stefan kejutan.
Yuki melihat restoran sedang ramai, Yuki mengucap Syukur atas kerja keras Stefan. Dia sempat pesimis karena Stefan sering meninggalkan restoran berhari-hari. Beruntung Stefan memiliki Hito dan karyawan lainnya, mereka sangat bisa dipercaya.
Yuki menyapa dengan baik beberapa karyawan Stefan, mereka juga semuanya tahu siapa Yuki dan kenapa Yuki sering datang ke restoran. Hanya satu orang yang tak bersikap baik pada Yuki, setiap kali Yuki datang pasti selalu saja orang itu menghindar seolah tidak menghendaki kehadiran Yuki. Tapi Yuki yang memang tak cepat mengambil hati merasa biasa saja karena ia tak merasa melakukan kesalahan apapun.
"Nyonya Stefan," Panggil Hito saat melihat Yuki sedang bercengkrama dengan beberapa karyawan.
Yuki menengokkan kepala ke sumber suara, "Hai," Sapa Yuki ceria.
"Nggak nyari Tuannya?"
"Nyari tapi bentar dulu, asik nih mereka ngobrolnya."
"Dasar ibu-ibu, sukanya ngrumpi..."
"Stefan di mana memangnya?"
"Dapur, cepetan kesana kasih vitaminnya sebelum oranglain yang ngasih..."
"Wehh..."
"Becanda, temuin gih. Pusing dia dicuekin sama kamu."
"Oke deh, aku ke sana dulu ya..."
"Sipp..."
"Duluan ya..." Pamit Yuki kepada teman ngobrolnya barusan. Mereka mengangguk bahkan ada yang memberikan Yuki semangat.
"Udah-udah pada kerja, jangan kepo sama urusan atasan..." Suruh Hito pada para pekerjanya, ingat kalau para pekerja di restoran Stefan ini sangat kepo parah dengan urusan Yuki dan Stefan ditambah dengan Karin.
Yuki masuk ke dapur sesuai petunjuk dari Hito, ia melongokkan kepala melihat sekeliling. Cukup sepi, hanya ada beberapa chaf dan asisten yang sedang membereskan peralatan masak mereka. Mungkin pengunjungnya sudah terima orderan semua.
Yuki berjalan ke arh dimana biasanya Stefan memanjakan diri dengan alat-alat dapur dan bahan masakannya. Yuki hampir menjerit kaget bola matanya menangkap tangan Stefan sedang dibelai-belai oleh Karin, pekerja Stefan yang sangat cuek pada Yuki.
Yuki membiarkan keduanya asik sendiri sepertinya Stefan sedang mengajari Karin memotong wortel. Yuki yakin apa yang karin lakukan hanya modus. Nggak mungkin motong wortel aja karin nggak bisa.
Karin tahu jika Yuki pasti akan menemui Stefan di dapur, makanya Karin lari lebih dulu dan meluncurkan aksinya siapa tahu Yuki jadi marah-marah sama Stefan kan lumayan tuh bisa ambil celah dia.
Berulang kali Karin mengambil kesempatan untuk bermesraan dengan Stefan dengan berbagai alasan, pura-pura nggak bisa lah, pura-pura jijik sama ikan hanya untuk mendapatkan belaian manja Stefan.
Stefan sbenarnya risih, apalagi saat Kadin coba-coba mepet kebadannya terus tangan Stefan sengaja ditarik karin supata bertumpu di atas tangannya. Stefan sudah ingin sekali pergi dari dapir tapi ada saja ulah Karin yang bikin kaki Stefan tidak kunjung beranjak dari sana.
Karin hendak menumpukan kembali tangannya di atas tangan Stefan saat Stefan sedang memotong daun bawang namun Stefan siap tanggap jadi Stefan segera mengambil langkah menghindar.
"Kamu tetap di situ aja, oke!"
"Baiklah," meski kecewa Karin tetap menurut. Sambil mengamati Stefan, Karin memutar otak apa lagi yang harus ia perbuat karena ia sangat Yakin jika Yuki sudah berada di dalam dapur juga sedang mengamati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband
RandomNantinya cerita ini tidak akan lengkap lagi karena pindah lapak ke Webnovel. Silahkan dinikmati sebelum aku pindahkan