SEMANGATKU
YUKI kesal bukan main, ketika ia keluar kamar dan menuju ke ruang makan untuk makan bersama dulu sebelum berangkat ia justru mendapatkan ruang makan yang kosong tanpa orang. Yuki pikir Stefan masih setia menunggu apalagi Stefan bilang jika dia akan mengantar tapi kenyataannya Stefan justru menghilang. Mood Yuki yang sudah buruk berubah menjadi sangat dan sangat buruk.
Andaikan saja acara di Jakarta bukan acara penting maka Yuki akan mangkir, tapi ini menyangkut karir timnya kedepan Yuki tak mau egois dengan kepentingannya sendiri. Meski dengan perasaan terombang ambing Yuki tetap berangkat bersama tim. Awalnya Yuki akan diantar Stefan tadi Yuki akhirnya minta jemput Cika.
"Nangopo to koe ki ra semangat ngono?."
Cika buka suara, begitulah Cika dan Yuki jika tidak berada dalam situasi kantor. Mereka terlihat akrab dan bersahabat baik, mereka ini tetangga rumah dan juga teman masa sekolah SMA dulu.
"Pusing aku mikirin hidup." Jawab Yuki, badannya bersandar pada kursi matanya terpejam.
"Stefan?." Tebak Cika yang pastinya benar.
"Kalian aja yang bikin ribet semuanya. Tinggal nikah lagi gampangkan? Buat apa ngurusin oma yang rusuh itu."
"Nggak semudah itu, Cik."
"Kenapa?."
"Aku belum selesaikan masalahku dengan keluargaku sendiri. Mereka masih mengira aku benar-benar salah seutuhnya atas percerean kami. Masalah Oma ditambah Lina yang meminta Danish tinggal dengannya, sikap Stefan yang sulit aku tebak semuanya terasa berkubang di kepala. Sekarang aja dia menghilang tanpa pamit, entah kemana orangnya."
"Bilang aja galau karena nggak jadi dianterin." Goda Cika, tak lupa menaikkan turunkan kedua alisnya.
Muka Yuki merah padam, diantara masalah lain memang masalah mendasar adalah apa yang diucapkan Cika tadi. Yuki sudah banyak berharap namun harapannya pupus begitu saja. Udah nggak ketemu Danish, dia juga nggak ketemu Ayahnya Danish. Lengkap sudah penderitaan Danish... Ehh Yuki maksudnya."Dasar, oiya gimana kabar si Ica sama Varel? Lama mereka nggak ke tempat kita."
"Nggak tahu, tiap kalia aku hubungin mereka ada aja alasannya buat nolak ajakan ngumpul."
"Sebetulnya mereka jadian nggak si?.
"Ica sama Varel?." Tanya Yuki menyakinkan.
"Ya iyalah ibu Yuki yang terhormat."
"Nggak jelas mereka itu.""Kayak kamu nggak aja?."
"Ya ya ya..."
"Hubungi mereka di Kuy, siapa tahu bisa nyusul kan seru."
"Nanti deh coba..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband
RandomNantinya cerita ini tidak akan lengkap lagi karena pindah lapak ke Webnovel. Silahkan dinikmati sebelum aku pindahkan